Latest News

Tuesday, May 30, 2017

Mengenali Kehadiran Allah

Suatu hari ketika sedang berkunjung ke salah satu mal di Jakarta, kami melihat rombongan orang sedang mengelilingi Presiden Joko Widodo yang dicintai karena kebijaksanaannya dan diperkirakan adalah Ratu Adil atau Satria Piningit yang diprediksi kedatangannya oleh Raja Jayabaya. Orang-orang itu menikmati kehadiran Jokowi tanpa memiliki niat untuk meminta sesuatu padanya. Sekedar selfie bareng Jokowi saja telah memuaskan rasa rindu mereka. Bahkan yang tidak dapat selfie bareng pun puas hanya sekedar memfoto Jokowi dari jauh dengan kamera sekadarnya saja. Rasa cinta, hormat, kagum mengalir dari hati dan bermuara pada tindakan-tindakan yang mungkin untuk kita rasanya �kepo� banget.

Seorang Jokowi saja bisa membuat kita semua merasa demikian. Apalagi Bunda Maria dan St. Elizabeth yang merasakan Allah sendiri beerada di tengah-tengah mereka. Allah yang sudah dinubuatkan kehadirannya yang membahagiakan oleh Nabi Zefanya beratus tahun sebelumnya. Tentu rasa kagum dan hormatnyang tak terlukiskan muncul di hati Bunda Maria hingga ia mendaraskan Magnificat (Pujian) yang demikian indah dan agung. Apakah kita mampu mengenali dan mengagumi kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan kita? Bagaimana?

Menarik pula diperhatikan bahwa yang pertama kali mengenali Yesus adalah bayi di dalam kandungan St. Elizabeth. Lonjakan si bayi bukanlah hasil dari kegembiraan St. Elizabeth, melainkan karena bayi yang masih murni mengenali Allah yang juga murni. Berkat lonjakan si bayi murni, St. Elizabeth yang berdosa sama seperti kita, mendapat berkat. Demikianlah dituliskan di Injil Kehidupan (Evangelium Vitae), bayi membaw berkat bagi bundanya.



-----------------------
Rabu, 31 Mei 2017
Pesta St. Maria mengunjungi St. Elizabeth
Bacaan Pertama: Zef 3:14-18a
Mazmur: Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Bacaan Injil: Luk 1:39-56

Friday, May 26, 2017

Manusia Tidak Berasal dari Dunia Ini


Semua budaya mengakui bahwa manusia memiliki awal. Bagi orang Kristen, awal itu terjadi ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa di Taman Firdaus. Bagi orang Batak, awal itu terjadi di Pusuk Buhit.
Danau Toba dan P. Samosir, Sumatera Utara


Pusuk Buhit, adalah gunung yang awalnya bernama Gunung Toba memiliki ketinggian 1.500 meter lebih dari permukaan laut dan 1.077 meter dari permukaan Danau Toba. Ada tiga kecamatan yang berada langsung di bawah gunung tersebut yakni Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kecamatan Pangururan, dan kecamatan Harian Boho.

Berawal dari Siboru Deak Parujar yang turun dari langit. Dia terpaksa meninggalkan kahyangan karena tidak suka dijodohkan dengan Siraja Odap-odap. Dengan alat tenun dan benangnya, Siboru Deak Parujar yakin menemukan suatu tempat persembunyian di benua bawah. Alhasil, dia minta bantuan melalui burung-suruhan Sileang-leang Mandi agar Dewata Mulajadi Nabolon berkenan mengirimkan sekepul tanah untuk ditekuk dan dijadikan tempatnya berpijak.

Namun sampai beberapa kali kepul tanah itu ditekuk-tekuk, tempat pijakan itu selalu diganggu oleh Naga Padoha Niaji. Raksasa ini jelek tapi tertarik dengan kecantikan Siboru Deak Parujar. Akhirnya Siboru Deak Parujar mengambil siasat dengan makan sirih. Warna sirih Siboru Deak Parujar kemudian semakin menawan Naga Padoha Niaji. Dia mau tangannya diikat asal yang membuat merah bibir itu dapat dibagi kepadanya. Namun setelah kedua tangan berkenan diikat dengan tali pandan, Siboru Deak Parujar tidak memberikan sirih itu sama sekali dan membiarkan Naga Padoha Niaji meronta-ronta sampai lelah dan menciptakan gempa di bumi.

Lama-lama Siboru Deak Parujar mulai merasa kesepian. Tanpa diduga dan mengejutkan, diapun bertemu dengan Siraja Odap-Odap dan sepakat menjadi suami-istri yang melahirkan pasangan manusia pertama di bumi dengan nama Raja Ihat Manisia dan Boru Ihat Manisia. Dari generasi pertama ini lahir tiga anak yaitu Raja Miok-miok, Patundal Na Begu dan Si Aji Lapas-lapas. Dari ketiga anak tersebut hanya raja Miok-miok memiliki keturunan yaitu Eng Banua.Generasi berikutnya Eng Domia atau Raja Bonang bonang yang menurunkan Raja Tantan Debata,Si Aceh dan Si Jau. Hanya Guru Tantan Debata pula yang memiliki keturunan yaitu Si Raja Batak.

Mulai dari garis Si Raja Batak, asal-usul manusia Batak bukan dianggap legenda lagi tapi menjadi tarombo atau permulaan silsilah. Pada generasi sekarang telah dikenal aksara atau lazim disebut Pustaha Laklak. Sebelum meninggal, Si Raja Batak sempat mewariskan �Piagam Wasiat� kepada kedua anaknya Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon.

Menarik diperhatikan bahwa semua bangsa dan suku bangsa percaya bahwa manusia berasal dari suatu kekuatan dari langit. Orang Batak dari Siboru Deak Parujar  dan Siraja Odap-Odap, yang keduanya adalah keturunan dewa. Keyakinan ini telah memberikan kepercayaan diri kepada orang Batak untuk mengakui dirinya di tengah dunia.


Demikian pula kita pun percaya bahwa kita merupakan ciptaan Allah (Kejadian 1:27-31), yang bukan hanya menciptakan manusia, namun juga menciptakan seluruh alam semesta. Dan melalui Yesus Kristus, kita diangkat pula menjadi anak-Nya (Galatia 4:7). Beranikah kita mewartakan ini kepada semua orang dengan percaya diri? 

Thursday, May 25, 2017

Mariana de Paredes dari Quito dan Paulus di Korintus

Mariana de Paredes dari Quito adalah putri  seorang bangsawan Ekuador. Sejak kecil ia ditinggal mati orangtuanya dan hidup bersama saudaranya. Yang menarik dari Mariana adalah minatnya yang besar pada hal-hal rohani dan hidup bakti pada Tuhan dan karena itu ia juga mendapat kesempata n untuk menerima komuni suci pada usia dini.   Niatnya mulia, yaitu ingin membentuk perkumpulan untuk mempertobatkan bangsa Jepang yag masih belum menjadi Katolik, walaupun sayangnya gagal. 

Namun baginya kegagalan adalah hanya masalah perbedaan rencananya dengan rencana Allah.
Semangat kemiskinan,  mati raga dan hidup dlm doa kemudian dijalaninya. Hari-hari dan waktu hidupnya hanya dipakai untuk Kristus. Demi mengalami itu semua ia seringkali merantai dirinya tanpa makan, hanya tidur sehari  dalam 3 jam saja. Dan ia sering juga mendapat hinaan atas apa yang dibuatnya itu.  Rupanya itu sebab Allah melimpahkan padanya karunia meramal dan melakukan mujizat.

Pada suatu saat, gempa dahsyat serta wabah menular melanda daerah Quito. Mariana memberikan  dirinya bagi Tuhan demi keselamatan  Quito.  Rupanya doanya diterima dan Maria jatuh sakit sampai akhirnya meninggal dunia dalam usia 25 tahun. Karena kesalehan  hidupnya ia diberi gelar Bunga lili dari Quito dan mendapat gelar kudus pada tahun 1950.

Apa yg dilakukan Mariana berbeda dgn apa yg dilakukan Paulus di Korintus (Kis 25:13-21). Paulus sering mendapat ancaman dan intimidasi. Firman Tuhan yang sampai pada Paulus dalam penglihatannya merupakan sumber kekuatan dalam menjalankan hari-harinya.

Paulus dan Mariana memiliki pendekatan dengan Allah yang berbeda. Paulus lebih banyak melakukan semua perjuangannya dengan menunggu Kristus berbicara padanya. Sementara Mariana berinisiatif langsung dgn tindak lakunya. Namun walau berbeda mereka memiliki kesamaan yaitu sama-sama dipilih Tuhan  untuk menyatakan Kebenaran tentang Kristus.

Dalam hidup, kita sebagai orang Kristen juga sama-sama dipanggil Tuhan, namun cara-caranya berbeda.. ada yang langsung digerakkan oleh Tuhan , ada yg berkehendak bebas berinisiatif melakukannya. Mengapa demikian?  Ya, karena pada dasarnya kita semua dipilih Allah. Panggilan itu melekat kuat dalam diri kita sejak kita lahir. Tinggal kita mau atau tidak untuk menjalankannya. 
Sama spt Paulus mungkin  dalam melaksanakan karya panggilan tersebut, kita mengalami berbagai tekanan dan intimidasi, baik yang jelas maupun tersamar. Hal itu sering mengecilkan dan menyurutkan hati dan akhirnya lebih baik memilih diam menyembunyikan jati diri dan kekristenan kita. Seperti Paulus dan Mariana marilah kita yakin pada Allah yang menjaga dan melindungi kita. Jerih payah Paulus menjadi contoh bahwa apa yg ia lakukan bukan kesia-siaan karena terbukti akhirnya daerah Korintus menjadi salah satu gereja yang kuat. Demikian juga Mariana, pengorbanannya memberikan pemulihan kota Quito. Allah menjaga dan membuahkan apa yang kita sampaikan dan lakukan. Tak akan ada yg sia-sia sampai nanti waktunya tiba.

 --------------
Jumat, 26 Mei 2017
Jumat Pekan Paskah VI
Peringatan Wajib S. Filipus Neri, Imam
Bacaan 1: Kis 18:9-18
Bacaan Injil: Yoh 16:20-23a

Wednesday, May 24, 2017

Mazmur 68: 20-22; 32-36 | Hari-hari Bersama Dia



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 68: 20-22; 32-36
Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Sela Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.

�Apa yang telah diperbuat oleh Tuhan dalam hidupmu?�Bisakah kita menguraikan dengan rinci segala perbuatan Tuhan? Jika dengan rinci mungkin sudah yang banyak kita lupa, namun Firman Tuhan ingin mengingatkan pada kita bahwa patutlah kita memuji kebesaran Tuhan, sebab dikatakan �Hari demi hari Ia menanggung kita�.

Sebab dari masa yang lalu, sekarang dan sampai masa yang akan datang Tuhan selalu menyertai perjalanan umatNya. Dia berjalan melintasi segala masa untuk bersama umatNya. Tuhan yang selalu berkarya sepanjang kehidupan. Sehingga betapa bodohnya kita jika masih mau mempertanyakan pertolongan Tuhan pada masa sulit yang kita hadapi. Jika kita tidak dapat menghitung perbuatan besar Tuhan setiap harinya bagaimana mungkin kita dapat mempertanyakan pertolongan Tuhan untuk satu kesulitan yang kita hadapi. 

Kesetiaan Tuhan kepada umatNya menembus ruang dan waktu, Dia berada dengan kita di setiap tempat dan di setiap saat. Keperdulian Tuhan melekat dan bersentuhan dalam realitas kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak pernah sendiri menjalani hari-hari yang kita tempuh. 

Maka, tiada hari yang berlalu tanpa kehadiran Allah, tiada hari berlalu tanpa peran dan rencana Tuhan dalam hidup kita. Manusia bisa istirahat, tidur, cuti libur, tetapi Tuhan tetap bekerja sepanjang masa untuk menyatakan keselamatanNya melalui kehidupan kita. Kita memiliki Allah yang tidak pernah berubah sejak dari jaman purbakala, Dia tetaplah Allah yang menyelamatkan.

Orang beriman adalah �penantang� badai kehidupan, sebab kita tahu bahwa Tuhan ada bersama dengan kita. Setiap orang Kristen harus memiliki mental pemenang, menaklukkan segala bentuk pergumulan yang dihadapinya. Sebab hanya orang yang mempercayakan diri kepada Allah saja yang akan memperoleh kekuatan dan ketabahan menghadapi segala pergumulan hidup.

Bagaimana kita dapat merasakan keselamatan dan pertolongan Tuhan tanpa membangun relasi dengan Dia? �Akuilah kekuasaan Allah� maka �Dia akan mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umatNya�.

Tuesday, May 23, 2017

Nasihat yang Jitu

Sepasang suami istri sedang mengadakan perjalanan dengan menunggang keledai mereka. Di tengah jalan seseorang berteriak: �lihat 2 orang tua itu, tega sekali mereka menunggangi keledai itu berdua. Kan berat untuk si keledai.� Maka si istri turun dan membiarkan si suami di atas keledai. Tak berapa lama mereka bertemu orang yang berkata, �lihat suami bodoh, enak saja dia menunggang keledai sementara istrinya disuruh jalan kaki.� Maka kedua suami istri itu bertukar tempat.  Baru berjalan sebentar, ada orang lain lagi berteriak, �tega sekali istri itu membiarkan suami yang sudah bekerja mencari nafkah masih harus jalan kaki.� Mendengar itu maka si suami pun turun dan keduanya meneruskan dengan berjalan kaki sambil menggiring si keledai. Namun tak lama beberapa orang mengetawai mereka sambil berkata: �bodoh sekali orang-orang tua itu, punya keledai tapi tak ditunggangi.�

Mendengarkan dan memberikan nasihat itu susah-susah gampang. Orang keras hati tidak akan mendengarkan nasihat dan memilih jalan yang sudah direncanakannya sendiri. Sementara orang yang rendah diri selalu mendengarkan nasihat dan kemudian bingung mana nasihat yang baik dan yang kurang baik. Sementara pemberi nasihat sering juga memberikan nasihat yang umumnya baik tapi tanpa melihat situasi unik dari si penerima nasihat. Pemberi nasihat juga tidak imun terhadap pengalaman dan ketakutannya sendiri. Lalu bagaimana  nasihat yang baik, yang tidak hanya seperti kata pepatah: �masuk kuping kiri keluar kuping kanan.�

Nasihat kadang cukup dinyatakan sekali dan sudah efektif. Namun ada nasihat- nasihat yang harus berkali-kali dikumandangkan agar efeknya terasa. Tapi nasihat paling jitu apabila diberikan bilamana diberikan bersamaan dengan roh kebenaran. Lihat contoh Paulus. Dia memberikan nasihat agar menyembah Allah yang dikenal dan yang berkuasa. Walaupun dari sisi kita yang percaya nasihat itu sangat jitu dan tak sulit dilaksanakan, toh sedikit saja yang mengikutinya. Dan lihatnya Yesus yang memiliki banyak amanat namun mempercayakan penyampaiannya kepada Roh Kebenaran. Berefleksi dari kedua bacaan ini kita perlu belajar bahwa ketika hendak menyampaikan nasihat pada siapapun, baiklah kita awali dengan doa pribadi agar Roh Kudus menyertai kata-kata nasihat tersebut.



----------------------
Rabu, 24 Mei 2017
Bacaan Pertama: Kis 17:15.22-18:1
Mazmur: Mzm 148:1-2.11-12b.12c-14a.14bcd
Bacaan Injil: Yoh 16:12-15

Sunday, May 21, 2017

1 Petrus 5:6-11 | Memenangkan Kehidupan



Bacaan Firman Tuhan: 1 Petrus 5: 6-11
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh

Melalui nas ini, kita diingatkan dalam menjalani kehidupan ini agar jangan dikalahkan oleh si iblis yang berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Ada dua hal yang harus kita perhatikan:

         1. Tidak meremehkan kuasa Tuhan
Sebagaimana yang dikatakan pada ayat 6, �Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat�. Mau kita memperlihatkan kekayaan, kekuatan dan kepintaran, tetap saja kita akan menjadi orang yang hina tanpa Tuhan Yesus.
Jangan sekali-kali kita meremehkan kuasa Tuhan dalam kehidupan ini, sebab Dia berkuasa penuh. Kita tidak boleh menjadi orang yang lupa diri atas apa yang kita miliki.

Ego manusia sangat rentan untuk dipakai iblis menjauhkan kita dari Tuhan. Iblis tidak perlu susah untuk menarik kita jauh dari Tuhan, cukup dengan meninggi-ninggikan ego kita sudah otomatis kita akan meninggalkan Tuhan. Ketika kesombongan, keangkuhan dan perasaan hebat itu dipupuk dan di besarkan.

Kita ingat bagaimana Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa, dengan kecerdikannya mengatakan �pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah� (Kej. 3:5). Begitu pula ketika pendirian menara Babel �marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama� (Kej. 11: 4). 

Walaupun kita memiliki sesuatu apapun, bukan artinya untuk meninggikan diri tetapi untuk memuliankan Tuhan. Jangan justru kita merasa tidak lagi butuh Tuhan, sebab �Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya� (ayat 11).

       2. Tidak terlalu serius menghadapi kehidupan
Kemudian dalam ayat 7 dikatakan serahkanlah segala kekawatiranmu kepadaNya. Bahwa memang kita harus sadar dalam kehidupan ini yang namanya penderitaan dan pergumulan tidak aka nada habisnya. Sehingga yang terpenting adalah bagaimana kita supaya dapat bertahan menghadapi segala pergumulan yang selalu datang silih berganti.

Sehingga jangan terlalu dibawa serius hidup ini, ingat bahwa kita memiliki Allah yang memberikan kekuatan dan jalan untuk tetap dapat bertahan. Sebab jika tidak demikian, maka iblis yang akan mengambil alih pergumulan itu dengan semakin membesar-besarkan masalah untuk menjauhkan kita dari Tuhan. 

Dengan mudahnya iblis dapat merendahkan kita dengan mengatakan �untuk apa lagi aku hidup!� sehingga tidak heran jika ada orang yang mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri. 

Jika hal ini tidak berhasil maka kita akan di bisikkan untuk merendahkan Tuhan �Tuhan itu tidak adil�; �Tuhan itu tidak lagi bersama kita�; �Tuhan tidak memiliki kuasa menyelamatkan kita�. Sehingga tidak heran juga jika akhirnya ada orang yang meninggalkan imannya, tidak lagi mau ke Gereja bahkan mencari kuasa-kuasa kegelapan.

Maka Petrus ingin mengingatkan kita �Ia yang memelihara kamu�. Setiap pergumulan itu jangan dibesar-besarkan, jangan terlalu anggap serius sebab Tuhan ada tempat untuk kita menyerahkan segala kekawatiran.
***
Menjalani kehidupan ini, tetaplah kita sadar dan berjaga-jaga sebab iblis akan tetap memperhatikan kita untuk mencari celah dan kesempatan menjauhkan kita dari Tuhan. Iman adalah senjata kita melawan tipu daya iblis, dengan tetap memegang iman maka kita akan tetap di teguhkan, dikuatkan dan tetap kokoh di setiap kehidupan yang kita jalani (ayat 10).

Thursday, May 18, 2017

Kenaikan Pangkat dari Kristus

Sewaktu bertemu dengan seorang pastor Indonesia yang bertugas di Taiwan, kami mendapatkan kisah-kisah mengharukan dari para tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana. Beberapa memang ada yang memilukan seperti kasus penyiksaan oleh majikannya. Namun ada beberapa TKI yang beruntung mendapatkan majikan yang sangat baik. Begitu baiknya, ketika majikan itu akhirnya meninggal, ia meninggalkan sebagian hartanya bagi si TKI yang telah membantunya selama ini. Para TKI ini kemudian bisa pulang ke Indonesia dan membuka usaha di sini. Seorang hamba yang menjadi sahabat, itulah para TKI.


Apakah sang TKI mengetahui bahwa mereka telah menjadi sahabat terbaik sang majikan di saat-saat akhir hidupnya? Tidak. Karenanya banyak dari mereka merasa terkejut mendapatkan harta warisan tersebut. Namun orang Kristen mengetahui dengan pasti bahwa mereka telah dinaikkan martabatnya oleh Kristus menjadi sahabatNya. Bukan lagi hamba, melainkan sahabat. Artinya kita mendapat bagian dalam kesukacitaanNya, dalam warisanNya, dalam kekuasaanNya.


Apakah �kenaikan pangkat� disebabkan oleh kerja keras para TKI, atau oleh kebaikan hati sang majikan? Tentu karena kebaikan hati sang majikan.  Demikian pula perlu kita sadari bahwa hanya karena kebaikan hati Allah-lah, kita boleh menjadi sahabat Kristus. Ini yang perlu kita syukuri. Salah satu bentuk dari syukur itu adalah dengan tidak memberatkan orang lain dengan beban yang tidak perlu, sebagaimana yang disebutkan di dalam bacaan Kisah Para Rasul. Para rasul mensyukuri rahmat �kenaikan pangkat� menjadi sahabat Kristus, dan karenanya mereka tidak menanggungkan lebih banyak beban kepada orang-orang Antiokhia, yaitu mereka yang tidak lahir sebagai orang Yahudi. Mari kita syukuri rahmat �kenaikan pangkat� kita dan selalu berusaha untuk tidak pernah memberikan beban bagi orang lain. 

-------------------------
Jumat, 19 Mei 2017
Bacaan 1              : Kis 15: 22-31
Bacaan Injil         : Yoh 15: 12-17

Sahabat Sejati


Di abad 5 SM hidup 2 sahabat sejak kecil dan tak terpisahkan, Damon dan Phytias. Setelah dewasa, berlayarlah mereka  ke Italia daerah Siracusa. Tak disangka, suatu saat Phytias menyinggung penguasa Dionisius I yang diktator. Maka ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena dianggap menghina. Damon mendengar kabar itu dan bersegeralah ia untuk memohon keringanan hukuman bagi sahabatnya, tetapi sia-sia.

Suatu hari tercetuslah kesedihan Phytias yang ingin berpamitan dengan ibunya. Damon pun kembali menghadap pemerintah memohon untuk menggantikan posisi sementara supaya Phytias bisa pamit dengan ibunya. Sebagai jaminan, maka Damon dipenjara. Bila Phytias tidak kembali pada waktunya, Damonlah yang akan dieksekusi.

Tapi sayang, setelah Phytias menemui ibunya, ia dirampok dan disiksa kemudian diikat. Phytias tidak merasakan lukanya. Ia hanya ingat pada janjinya pada Damon. Dengan sekuat tenaga ia melepaskan diri dan melompat ke sungai. Ia berenang sekuat tenaga dan akhirnya sampai ke tempat Damon dipenjara.
Di Siracusa, Dionisius I, terus mencemooh kebodohan Damon. Katanya, Phytias pasti sudah melupakannya, dan Damon akan mati sia-sia. Damon tetap teguh, ia yakin sahabatnya pasti akan memegang janjinya.

Hari mulai gelap dan eksekusi akan segera dilaksanakan.  Damon dibawa dan akan dieksekusi di depan ratusan orang yang mencemooh dan mentertawakan dia. Tiba-tiba Phytias datang dengan tubuh penuh luka dan peluh. Lalu ia menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan dua sahabat itu pun berpelukan.

Dionisius I yang tiran itu mendengar juga dan tersentuh hatinya akan persahabatan itu. Ia tak percaya kalau tidak melihat dengan mata sendiri bahwa ada orang yang rela mati bagi sahabatnya. Saking terharunya, ia membebaskan kedua sahabat ini dari eksekusi karena mereka telah menunjukkan sesuatu yang sulit didapat di dunia: Persahabatan Sejati.


Seorang Dionisius bisa luluh karena persahabatan 2 orang manusia. Kenapa?  Karena mencari sahabat sejati semakin sulit, apalagi masa kini. Tetapi tawaran persahabatan sejati yang diberikan Yesus pada muridNya juga ditawarkanNya pada kita. Bayangkan Tuhan kita menawarkan persahabatan. Bahkan kita bisa mengklaim bahwa Yesus adalah sahabat sejati yang juga telah menyerahkan nyawaNya bagi kita, sebagai tindakan tertinggi dari kasih setiaNya pada kita.

Kata,"Kita bukan lagi hamba melainkan sahabat", adalah petunjuk bahwa orang yang percaya bukan lagi manusia rendahan. Kita memiliki posisi yang setara, yang sama. Dan kesetaraan itu makin dikuatkan Kristus dengan pemberian hak untuk tahu segala sesuatu yang telah Kristus dengar dari BapaNya. Ini membuat kita dilimpahi Roh Kudus untuk bisa memahami dan bertanggung jawab akan kehidupan yang dilimpahkan Allah bagi kita dan memahami Yesus sebagai sahabat sejati.


Kita adalah pilihan Kristus. Ini adalah anugerah besar. Bukan karena kepintaran, kegagahan, kekayaan, namun semata karena kita dipilih Kristus. Bukan kita yang memilih Dia, tapi Dia yang memilih kita. Maka kita harus menghasilkan buah limpah dalam rupa kesaksian hidup yang nyata, seperti Phytias dan Damon terhadap Dionisius I.
--------------------
Jumat, 19 Mei 2017
Bacaan 1: Kis 15:22-31
Bacaan Injil: Yoh 15: 15b

Tuesday, May 16, 2017

Mazmur 66: 8-20 | Jawaban Doa



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 66: 8-20
Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian. Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.

Pernahkah muncul dalam pikiran kita bahwa ketika sebelum Ahok berangkat dari kediamannya ke kepersidangan untuk pembacaan putusan vonis yang akan diterimanya, bahwa dia sudah lebih dahulu berdoa? Saya bukanlah kerabat dekatnya, jadi saya tidak persis tahu apakah dia berdoa atau tidak, namun saya yakin bahwa dari tanggapannya untuk naik banding atas putusan yang diterimanya �kemungkinan� besar bahwa vonis yang diterimanya tidak sesuai dengan doa dan harapannya. Pertanyaan besarnya: �Apakah vonis bersalah dan hukuman penjara 2 tahun itu adalah jawaban dari doa Ahok?�

Bagaimana sikap kita menyikapi kenyataan yang berbeda dengan doa yang kita panjatkan pada Tuhan? Doa mengandung banyak misteri. Ada kalanya Tuhan memberikan sesuatu diluar jangkauan doa kita; kita langsung menerima di situ kita berdoa kepada Tuhan; Tuhan mengabulkan doa kita jauh setelah kita berdoa, bahkan mungkin kita sudah lupa apa yang kita mohonkan itu; bisa juga kita berdoa pada Tuhan tentang suatu topik yang khusus yang terus berulang-ulang kita mohonkan namun tidak kunjung mendapatkan jawabannya.

Bahwa kenyataannya ketidakmampuan kita untuk melihat hubungan sebab akibat adalah sifat dari doa. Jalan satu-satunya untuk bisa mengetahui bagaimana cara kerja Tuhan dari doa yang kita panjatkan adalah jika kita menjadi Tuhan. Tuhan berdaulat penuh atas perbuatanNya, dan hanya Dia yang mengetahui apa yang terbaik bagi kehidupan kita.

Kita hanya sedang menjauhkan diri dari Tuhan ketika kita memakai doa sebagai alat pemaksa kehendak pada Tuhan dan juga ketika pemahaman kita yang dangkal tentang doa hanya sebatas sebab � akibat; meminta dan mendapat, apalagi doa yang munafik yang hanya sekedar pertunjukan religius.

Namun bagaimanapun pengalaman kita tentang doa, pemazmur ingin menguatkan kita bahwa �Tuhan tidak menolak doa kita� Tuhan mendengar dan memperhatikan doa yang di panjatkan oleh orang yang takut akan Tuhan (ayat 16-20).

Hal yang terpenting adalah jika kita telah mempercayakan diri kita pada Tuhan melalui doa kita, maka yang dibutuhkan selanjutnya adalah mempercayakan prosesnya pada Tuhan, bagaimana cara Tuhan memproses permohonan kita itu bukan urusan kita, yang Tuhan inginkan kita tetap setia dan percaya kepadaNya.

Kasih setia Tuhan tidak akan pernah jauh dari orang yang takut pada Tuhan, Dia yang mempertahankan jiwa kita dalam hidup dan tak pernah membiarkan kaki kita goyah. Dalam mazmur 66: 5-7 kita dapat menyaksikan bagaimana kasih setia Tuhan pada umatNya, yang memerdekakan mereka dari perbudakan di Mesir, apa yang diperbuat oleh Tuhan sungguh dahsyat yang telah mendahului doa dan harapan umatNya.

Maka tidak akan ada sikap yang pesimis dan sinis akan jawaban Tuhan atas doa kita ketika kita mau melihat pada masa lampau bagaimana Tuhan berkarya dalam hidup kita. Kasih setia Tuhan adalah jaminan atas harapan dan doa kita.

Selanjutnya kita dapat melihat pergumulan yang diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 66: 10-12 beban berat yang hidupnya. Yang sedang dihadapinya kejutan seperti burung yang terjerat ataupun ikan yang terjaring. Melalui kehidupan seperti api yang membakar dan air yang menghanyutkan; langkah yang begitu berat seperti beban yang terpasang dipinggang; belum lagi hinaan orang karena ketidak berdayaannya bangkit seperti orang-orang yang melintasi kepalanya. 

Bahwa ada kalanya jawaban doa itu harus dilalaui dengan pergumulan yang berat, sepertinya harapan doa kita berbeda dengan kenyataan yang kita hadapi. Terkadang kita akan bertanya �apakah ini jawaban dari doaku?�

 Pemazmur bersaksi atas pergumulannya yang berat itu �Engkau mengeluarkan kami sehingga bebas�. Ternyata penderitaan berat yang dilaluinya itu adalah untuk menguji dan memurnikan seperti memurnikan perak.

Tuhan memperhatikan dan mendengar doa kita, namun prosesnya Tuhanlah yang menentukan. Bukan artinya Tuhan diam dan tidak mendengar jika jawaban Tuhan atas doa kita tidak seperti yang kita harapkan. Masa penantian atas jawaban doa itu adalah masa di mana Tuhan sedang bekerja atas doa kita dan juga masa Tuhan mempersiapkan diri kita menerima apa yang akan diberikanNya.

Doa akan memastikan bahwa setiap hari-hari yang kita lalui tidak terlepas dari rancangan Tuhan bukan pada rancangan kita. kehadiran Tuhan dalam hidup kita bukan seperti kantung ajaib Doraemon, Tuhan itu bukan berhala pemuas nafsu kita. Tetapi melalui ketekunan dalam doa kita semakin memiliki keintiman dengan Tuhan. Doa akan tetap memastikan kita selalu hidup bersama dengan Tuhan, doa akan menempah kita menjadi pribadi dalam rancangan Tuhan.


Tags