Latest News

Thursday, May 25, 2017

Mariana de Paredes dari Quito dan Paulus di Korintus

Mariana de Paredes dari Quito adalah putri  seorang bangsawan Ekuador. Sejak kecil ia ditinggal mati orangtuanya dan hidup bersama saudaranya. Yang menarik dari Mariana adalah minatnya yang besar pada hal-hal rohani dan hidup bakti pada Tuhan dan karena itu ia juga mendapat kesempata n untuk menerima komuni suci pada usia dini.   Niatnya mulia, yaitu ingin membentuk perkumpulan untuk mempertobatkan bangsa Jepang yag masih belum menjadi Katolik, walaupun sayangnya gagal. 

Namun baginya kegagalan adalah hanya masalah perbedaan rencananya dengan rencana Allah.
Semangat kemiskinan,  mati raga dan hidup dlm doa kemudian dijalaninya. Hari-hari dan waktu hidupnya hanya dipakai untuk Kristus. Demi mengalami itu semua ia seringkali merantai dirinya tanpa makan, hanya tidur sehari  dalam 3 jam saja. Dan ia sering juga mendapat hinaan atas apa yang dibuatnya itu.  Rupanya itu sebab Allah melimpahkan padanya karunia meramal dan melakukan mujizat.

Pada suatu saat, gempa dahsyat serta wabah menular melanda daerah Quito. Mariana memberikan  dirinya bagi Tuhan demi keselamatan  Quito.  Rupanya doanya diterima dan Maria jatuh sakit sampai akhirnya meninggal dunia dalam usia 25 tahun. Karena kesalehan  hidupnya ia diberi gelar Bunga lili dari Quito dan mendapat gelar kudus pada tahun 1950.

Apa yg dilakukan Mariana berbeda dgn apa yg dilakukan Paulus di Korintus (Kis 25:13-21). Paulus sering mendapat ancaman dan intimidasi. Firman Tuhan yang sampai pada Paulus dalam penglihatannya merupakan sumber kekuatan dalam menjalankan hari-harinya.

Paulus dan Mariana memiliki pendekatan dengan Allah yang berbeda. Paulus lebih banyak melakukan semua perjuangannya dengan menunggu Kristus berbicara padanya. Sementara Mariana berinisiatif langsung dgn tindak lakunya. Namun walau berbeda mereka memiliki kesamaan yaitu sama-sama dipilih Tuhan  untuk menyatakan Kebenaran tentang Kristus.

Dalam hidup, kita sebagai orang Kristen juga sama-sama dipanggil Tuhan, namun cara-caranya berbeda.. ada yang langsung digerakkan oleh Tuhan , ada yg berkehendak bebas berinisiatif melakukannya. Mengapa demikian?  Ya, karena pada dasarnya kita semua dipilih Allah. Panggilan itu melekat kuat dalam diri kita sejak kita lahir. Tinggal kita mau atau tidak untuk menjalankannya. 
Sama spt Paulus mungkin  dalam melaksanakan karya panggilan tersebut, kita mengalami berbagai tekanan dan intimidasi, baik yang jelas maupun tersamar. Hal itu sering mengecilkan dan menyurutkan hati dan akhirnya lebih baik memilih diam menyembunyikan jati diri dan kekristenan kita. Seperti Paulus dan Mariana marilah kita yakin pada Allah yang menjaga dan melindungi kita. Jerih payah Paulus menjadi contoh bahwa apa yg ia lakukan bukan kesia-siaan karena terbukti akhirnya daerah Korintus menjadi salah satu gereja yang kuat. Demikian juga Mariana, pengorbanannya memberikan pemulihan kota Quito. Allah menjaga dan membuahkan apa yang kita sampaikan dan lakukan. Tak akan ada yg sia-sia sampai nanti waktunya tiba.

 --------------
Jumat, 26 Mei 2017
Jumat Pekan Paskah VI
Peringatan Wajib S. Filipus Neri, Imam
Bacaan 1: Kis 18:9-18
Bacaan Injil: Yoh 16:20-23a

No comments:

Post a Comment

Tags