Latest News

Tuesday, January 17, 2017

Menjadi Umat Hukum Allah yang Bebas

Hukum tentang Hari Sabat adalah salah satu hukum yang diberikan Allah kepada Bangsa Israel melalui Musa di Gunung Tabor. Inti awal dari hukum ini adalah manusia mempersembahkan 1 hari itu khusus bagi Allah. Hari itu juga dapat digunakan manusia untuk merenungkan kembali keenam hari yang telah berlalu, agar manusia mendapat kesegaran baru untuk melangkah maju dalam berbagai tantangan hidup.



Tapi ahli-ahli dan imam-imam telah membuat berbagai tafsir terhadap aturan ini sehingga menjadi sangat mengekang: �tidak boleh berjalan lebih dari  mil!�; �tidak boleh mematikan atau menyalakan api!�; �tidak boleh menenun 2 ikat ataupun membuka tenunan 2 ikat�; �tidak boleh mengikat atau membuka ikatan� dan berbagai aturan lainnya. Dan ancaman dari kelalaian ini adalah maut. Karenanya hari Sabat tidak lagi menjadi hari yang beristirahat dan syukur, melainkan hari yang menakutkan dan harus waspada. Karena itu Yesus mendobrak aturan-aturan manusia ini dengan kuasanya sebagai imam menurut peraturan Melkisedek, yaitu kebenaran dan damai sejahtera.


Lalu bagaimana kita menanggapi dobrakan Yesus ini? Hari Minggu seharusnya menjadi hari yang membebaskan. Tapi seringkali kita mengikat diri sendiri: �harus ke Gereja�; �harus jalan bersama keluarga�; �harus menghabiskan waktu sama teman yang melelahkan.� Bagaimana kalau kita dobrak pandangan kita menjadi: �Aku mau ke Gereja�; �Aku mau membahagiakan keluargaku�; �Aku mau memperhatikan temanku�. Maka, Yesus akan menjadi raja yang mendamaikan hidup kita.

--------------------
Rabu, 18 Januari 2017
Hari Biasa (H)
Bacaan 1: Ibr 7:1-3, 15-17
MT:Mzm 110:1,2,3,4
Bacaan Injil: Mrk 3:1- 6

Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."  (Ibr 7:1-3,15-17)

Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun. TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."  (Mzm 110:1-4)

Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kataNya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.  (Mrk 3:1-6) 

No comments:

Post a Comment

Tags