Latest News

Wednesday, April 26, 2017

Yesaya 40: 9-11 | Lihat, itu Allahmu

Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 40: 9-11
Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!" Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Untuk menggambarkan bagaimana penderitaan Bangsa Israel di Pembuangan Babel ada baiknya jika kita menyimak sepenggal ungkapan penderitaan mereka di tanah Babel yang tertuang di Mazmur 137

Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!" Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?
Mengingat Sion membuat mereka menangis, bagaimana mungkin mereka dapat menyanyikan lagu sukacita dalam kehidupan yang penuh penderitaan? Namun Firman Tuhan dalam Yesaya 40 ini menyatakan keselamatan Tuhan akan datang, sebab Tuhan telah berkenan untuk mengampuni kesalahan mereka dan akan membawa mereka kembali ke Yerusalem.

Dari Sion yang tinggi akan terdengar suara sukacita, kabar baik yang akan terdengar ke seluruh daerah. �Lihat, itu Tuhan Allah� layaknya seorang pahlawan yang pulang dari pertempuran besar dan membawa rampasan perang membawa umat Israel kembali ke Yerusalem. Dan terlihat Tuhan seperti gembala yang menuntun kawanan domba yang besar, anak-anak domba yang dipangkuNya dan induk domba dengan sangat hati-hati dituntunNya. Sungguh ini adalah kabar sukacita yang telah lama ditunggu.

Kedatangan Yesus dalam dunia adalah �Kabar baik�. Yesus adalah jawaban dari segala penantian manusia. Yesus adalah Pahlawan pembawa kemenangan dan Gembala penuntun dengan penuh kasih. Sebagaimana Paulus menuliskan dalam suratnya �Karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya� (Roma 1:16).

Apa pendapat Anda, seandainya Yesus tidak datang ke dunia? Mungkin akan ada banyak tanggapan yang kita berikan. Tetapi untungnya itu hanya �seandainya�. Saya tidak pernah dapat membayangkan akan seperti apa dunia ini tanpa kehadiran Yesus. Sebab kedatangan Yesus ke dunia adalah satu-satunya kabar terbaik yang pernah ada. 

Maka, ketika kita masih tetap hidup dalam ketakutan, kebimbangan akan apa yang akan terjadi dalam hidup ini. Perlu kita untuk memahami nas ini, entah kita yang sudah lupa ternyata ada Tuhan yang menjadi pahlawan dan gembala yang dapat menuntun kita memenagkan kehidupan ini. Bahwa Yesus menjadi kabar baik sampai selamanya bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Kabar baik yang harus kita imani setiap saat, bahwa: 

Tuhan adalah Pahlawanmu
Seperti yang tertulis dalam Zefanya 3: 17 �TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai�. Sukacita Tuhan adalah jika kita hidup dalam sukacita, Dia yang akan mengawal hidup kita hingga sampai pada Rumah Tuhan. 

Tuhan adalah Gembalamu
Sebagaimana iman Daud yang mengungkapkan �Tuhan adalah gembalaku�. Bahwa Daud memastikan hidupnya akan baik-baik saja sekalipun berhadapan dengan pergumulan yang berat sebab Tuhan ada bersamanya. Demikian pula halnya dengan Tuhan Yesus yang menyatakan diriNya �Akulah Gembala yang baik�. Seperti domba yang tidak dapat hidup lepas dari gembalanya. Domba yang tidak dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Demikian pula kita sebagai domba dalam menjalani hidup di dunia, yang senantiasa membutuhkan pertolongan Allahsebagai gembala kehidupan kita.

Kehadiran Yesus dalam kehidupan Anda akan memastikan bahwa saudara �seperti biasa, baik!�. Kehadiran Allah yang luar biasa akan memastikan bahwa saudara menjalani kehidupan yang kita jalani baik.

Mazmur 116: 12-19 | Membalas Kebaikan Tuhan



Bacaan firman Tuhan: Mazmur 116: 12-19
Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.

Jika lebih dalam kita merenungkan tentang perbuatan Tuhan dalam hidup kita, tentu akan kita katakan �tak terbilang banyaknya perbuatan Tuhan dalam hidupku�. Ini jugalah yang hendak disampaikan oleh Mazmur ini �Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikanNya kepadaku?�. Sebagai seorang beriman tentu kita akan mengatakan seperti yang dikatakan oleh pemazmur ini.

Sesungguhnya apa yang diperbuat oleh Tuhan dalam hidup kita bagaimanapun tidak akan pernah bisa kita mengganti ataupun membalasnya. Tetapi firman Tuhan ini ingin mengarahkan kita untuk tahu mengucap syukur dan menyadari betapa besar perbuatan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita tidak bisa membalas kebaikan Tuhan, tetapi untuk mensyukurinya itu yang dapat kita perbuat.
Maka orang yang telah melihat dan mensyukuri kebaikan Tuhan dalam hidupnya akan terlihat bagaimana dia menjalankan kehidupannya. Dalam Mazmur ini akan kita lihat bagaimana kehidupan orang yang bersyukur:

1.      Mengangkat piala keselamatan
Apa yang diperbuat oleh Tuhan tentu akan kita saksikan. Sebagai orang yang beriman tentunya kita memiliki dasar iman yang menjadi landasan percaya kita. Bagaimana Tuhan memperlihatkan kuasa dan kasihNya melalui Yesus Kristus layaklah untuk kita hormati dan sanjung tinggi dalam kehidupan kita. Sebagai orang beriman kita akan memperlihatkan hormat, kagum dan takut akan Tuhan dalam setiap kehidupan kita, demikianlah kita mengangkat piala keselamatan dari Tuhan.

2.      Mempersembahkan korban syukur
Ada dua korban syukur yang hendak disampaikan kepada kita. Pertama: korban syukur yang utama adalah diri kita sendiri. Yaitu memberikan diri kita menjadi hamba yang selalu tunduk dan taat kepada Tuhan (ay.16).

Kedua: persembahan yang disampaikan di rumah Tuhan (ay. 19). Jika kita mengasihi Tuhan tentu kita juga akan mengasihi rumah Tuhan. Maka kita akan memperlihatkan ucapan syukur kita dengan ikut serta dengan penuh syukur mengembangkan kerajaan Allah dalam dunia ini. 

3.      Menyerukan nama Tuhan
Orang yang mengsyukuri pemberian Tuhan adalah menjadi orang yang �tak hentinya memuji Tuhan. Hidup yang tidak pernah terputus hubungan dengan Tuhan. Melalui ibadah, doa, kidung pujian dan persekutuan dengan teman seiman. Itulah jalan kita menyerukan nama Tuhan. Supaya melalui persekutuan kita dengan Tuhan, tetap kita memperoleh penyertaan, pertolongan, hikmat, kekuatan dan berkat Tuhan. Bahwa kita tidak akan pernah bosan dan lelah bersekutu dengan Tuhan. Bahwa sampai akhir hidup kita tetaplah menyerukan kebesaran nama Tuhan.


Imanku yang bergantung pada cuaca



Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 11: 1-6
Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.

Pernah saya membaca satu motivasi yang kalimatnya kurang lebih begini: �Banyak orang bertanya apa usaha yang paling menguntungkan, jawabannya usaha yang paling menguntungkan adalah yang diusahakan bukan yang ditanyakan�. Motivasi ini ingin menekankan bahwa sebenarnya usaha apapun jika ditekuni dengan baik pasti akan menguntungkan, sebab jika terus bertanya kapan lagi untuk berbuat, untuk bertanya dan berfikir kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk berusaha.

Maka firman Tuhan juga kurang lebih hendak mengatakan demikian. Dikatakan di ayat 4 �Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai�. Bahwa pengkhotbah ingin menekankan ketekunan kita melakukan suatu pekerjaan, yang terpenting adalah dikerjakan � dengan tidak membiarkan tangan diam tidak bekerja. Sebab kita tidak tahu bagaimana Tuhan bekerja bagi hidup kita, apakah Tuhan mengizinkan semuanya berhasil atau sebahagian. Namun yang pasti kerjakanlah.

Nas ini merupakan gambaran tentang iman kita kepada Tuhan. Bagaimana kita untuk tetap mampu mengasihi Tuhan dan dengan sukacita melakukan kehendak Tuhan walau apapun yang terjadi dalam hidup kita, sebab semuanya yang terjadi dalam kehidupan ini bergantung kepada Tuhan.

Tuhan dapat mengizinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita tetapi tidak lebih dari kekuatan kita. Jika pun Tuhan mengizinkan segala seuatu terjadi bukan artinya lepas tangan, walaupun ketika menghadapi pergumulan hidup kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan berbuat, tetapi inilah iman kita kepada Tuhan: �Bahwa Tuhan bekerja di dalam proses kehidupan yang sedang kita jalani�. Suka duka akan dipakai Tuhan untuk kebaikan kita.

Maka marilah kita menjadi �orang beriman yang tidak bergantung pada cuaca� artinya iman yang berdasarkan situasi. Kalau lagi senang bisa jadi lupa Tuhan tetapi bisa juga menjadi dekat maupun sebaliknya kalau lagi bergumul bisa jadi lupa Tuhan tetapi bisa juga menjadi dekat kepada Tuhan. Tetapi marilah kita menjadi seorang yang beriman yang tetap dekat dengan Tuhan entah sedang susah atau senang. Yang pasti kita mempergunakan waktu sebaik mungkin untuk melakukan kehendakNya. �Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya� � Amsal 16: 9

Tuhan Mengundang, Orang Batak Menjawab

Gereja Velankani, Medan
Bagaimana kamu menjawab undangan pesta Tuhan? Demikianlah tidak bosan-bosannya pastor paroki kami menasihati bagaimana umat Gereja Katolik Kristus Salvator berpakaian ketika ke misa. Fenomena ini tidak terjadi hanya di gereja kami, tapi juga di seluruh gereja di Keuskupan Agung Jakarta. Sandal jepit, celana pendek, kaos oblong, jadi pemandangan yang biasa.


Tapi ketika grup 8 Horas berkunjung ke Sumatera Utara di bulan April 2017, kami menyusuri jalanan Tongging � Samosir dan bertemu dengan orang-orang yang sedang berjalan menuju dan dari gereja. Pakaian mereka adalah pakaian terbaik yang mereka punya. Yang ibu-ibu pakai kebaya dan sarung, persis seperti mau ke kondangan. Yang bapak-bapak pakai jas. Yang anak perempuan pakai gaun. Yang anak laki-laki, kemeja dan celana panjang.

Mereka tidak naik turun mobil. Dengan pakaian-pakaian itu mereka berjalan lebih dari 2 km ke gereja masing-masing. Panas? Pasti. Gatal? Mungkin. Nyaman? Entahlah. Tapi bagi mereka, Tuhan sudah mengundang kita pesta. Maka wajarlah kalau kita berpakaian pantas menjawab undangan Tuhan Raja Semesta.

Melihat itu pastor mengungkit: �Bagaimana kalau kita tunjukkan foto ini kepada umat kita, sebagai contoh berpakaian yang baik menuju pesta Tuhan?� Kami menjawab, �Bagi yang sudah sadar pakaian akan bilang bagus. Tapi yang dari gereja langsung menuju mal mungkin akan menjawab, �kalau gitu pastor berkarya di kampung saja.... hehehehe.�� Akhirnya diputuskan foto tidak jadi diambil, takut pastornya dikira kampungan.


Memang ketika beribadat, yang terpenting adalah hati. Makanya Yesus bersabda agar meninggalkan persembahan di meja kurban dan berdamai dulu dengan saudaramu. Akan tetapi mungkin bagaimana kita memaknai ibadat itu akan tampak pula di pilihan pakaian yang kita ambil. Toh mustahil ada iman tanpa perbuatan. Yang kita imani, itulah yang kita perbuat. Bila kita mengimani bahwa Tuhan adalah raja kita yang mengundang kita ke pestaNya, maka tentulah kita akan berpakaian sebaik-baiknya, seperti bila kita diundang ke istana Presiden untuk makan malam bersama Presiden. 

Tuesday, April 25, 2017

Lukas 24: 13-35 | Jalan Menuju Emaus



Bacaan Firman Tuhan: Lukas 24: 13-35
"Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.�

Perjalanan kedua orang itu menuju Emaus ternyata tidaklah membosankan, walaupun mereka sedang dilingkupi perasaan kecewa, sedih dan bingung. Sebab ada Orang yang menemani dan sedikit demi sedikit Orang itu meluruskan tentang kesimpang-siuran berita yang mereka terima.

Karena ketertarikan mereka pada penjelasan Orang itu sampai meminta Orang itu untuk tinggal bermalam bersama mereka. Sebab tempat yang mereka tuju telah mau sampai sementara Orang itu masih harus melanjutkan perjalananNya. Kebersamaan mereka pada malam itu telah membuka mata mereka untuk mengenali siapa Orang yang bersama mereka selama perjalanan. Bahwa Dia adalah Yesus orang Nazaret yang mereka ceritakan itu, bahwa ternyata berita yang mereka dengar adalah benar bahwa Yesus telah bangkit dan hidup. 

Urusan mereka menuju Emaus telah selesai, kesedihan dan kekecewaan mereka telah lenyap dalam perjalanan itu dan segera kembali ke Yerusalem dengan hati yang berkobar-kobar. Ada beberapa hal yang sangat menarik untuk kita dalami dari peristiwa yang sangat luar biasa ini:

1.      Cara kedua orang itu mengenali Yesus
Kepada dua orang itu, Yesus tidak mengatakan kepada mereka tentang siapa sebenarnya diriNya. Namun demikian, kedua orang itu akhirnya dapat mengenali Yesus dengan caraNya memecah-mecahkan roti dan mengucapkan berkat. Mereka tersadar akan perasaan mereka dan pengajaran Yesus selama perjalanan. 

Ada ungkapan yang sudah umum kita ketahui yang mengatakan �Tak kenal maka �tak sayang�. Bagaimana mungkin Anda mengasihi Yesus jika tidak mengenalNya � bagaimana mungkin saudara percaya jika saudara tidak mengenalNya. Pengenalan kita kepada Tuhan akan terjadi dalam persekutuan denganNya.

Hal ini akan mengingatkan kita selama menjadi seorang pengikut Yesus. Ada begitu banyak persekutuan dan ibadah yang kita ikuti, pertanyaannya adalah �Apakah saudara sudah bosan dan lelah untuk terus mengikuti segala aktifitas dan rangkaian ibadah itu?� Saya yakin bahwa hingga akhir hidup kita, tidak akan pernah kita bosan-bosannya untuk bersekutu denganNya melalui setiap ibadah yang kita ikuti. 

Menjadi pengikut Yesus, tidak harus melihat bekas paku di tangan Yesus atau Dia harus memperkenalkan diriNya pada kita dan mengatakan �Ini Aku Yesus!�. Seperti kedua orang tadi, akhirnya mereka mengenal Yesus tanpa harus berbuat seperti itu, hanya dengan persekutuan dalam �ibadah yang sederhana� itu telah membuka mata hati mereka untuk mengenali bahwa Yesus ada dan hidup bersama dengan mereka.

2.      Cara Yesus menjelaskan kebenaran
Dari percakapan yang terjadi dalam perjalanan menuju Emaus ini, Tuhan Yesus telah memberikan kita suatu pengajaran yang berharga, bahwa Yesus adalah penggenapan dari semua yang tertulis dalam kitab suci. Maka segala tulisan yang terdapat dalam Alkitab adalah penjelasan yang utuh untuk mengetahui tentang Tuhan dalam kehidupan ini. Maka tetaplah kita dengan tekun merenungkan firman Tuhan, sehingga kita semakin dikuatkan untuk mengerti segala kehendakNya dalam kehidupan ini.


Mengapa kita memerlukan Alkitab? Jika kita hidup hanya mau mengandalkan diri sendiri tentu tak perlu untuk membaca Alkitab (Firman Tuhan). Namun pengikut Yesus (orang beriman) membutuhkan Alkitab dalam kehidupannya sebagai makanan rohani, sebagaimana Yesus mengatakan �Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan�(Matius 5:6). Anda orang yang suka membaca atau tidak, ketika Alkitab itu berisi kebutuhan hidup utama kita, maka suka atau tidak suka Anda tentunya akan berusaha untuk membacanya. Dan walaupun saudara katakan sulit memahaminya, Anda juga tentunya akan berusaha untuk memahaminya jika Anda sedang haus dan lapar akan kebenaran.

Firman Tuhan adalah kebutuhan pokok kita, Firman itu yang akan selalu mengingatkan, menegur, menuntun, mendidik kita (2 Timoteus 3:16) dan yang akan memperbaharui kehidupan kita setiap saat ke arah yang lebih baik. Dan yang terpenting kita ketahui bahwa percakapan kedua murid tadi kepada Yesus mengingatkan kita pada kitab Yohanes 1: 1 bahwa �Firman itu adalah Allah�. Jika kita mendalami ayat ini, maka kita akan menemukan jawaban mengapa Alkitab itu sangat berharga dalam kehidupan kita.
 
3.      Meninggalkan persekutuan
Kita tidak mengetahui apa maksud kedua murid Yesus ini pergi ke Emaus, namun yang pasti mereka telah pergi meninggalkan para murid Yesus yang lainnya di Yerusalem. Kepergian mereka dilingkupi perasaan kecewa, kesedihan dan berita yang simpang siur.
Maka tidak heran jika Yesus menegur mereka �Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu�.�. Lari dari masalah bukanlah solusi, apalagi jika meninggalkan persekutuan hanya akan membuat kita semakin tersesat.

Kita diingatkan melalui peristiwa ini, jangan sekali-kali meninggalkan persekutuan kita dalam gereja karena permasalahan dan pergumulan yang kita hadapi. Walaupun pergumulan kita tidak kunjung berakhir, bukan artinya Tuhan itu tidak berbuat atas hidupmu. Namun sebaliknya semakin giatlah dalam persekutuan. Sebab dalam persekutuan kita dengan Tuhan akan memberikan kita kekuatan, hikmat dan penyertaan Tuhan. 

4.      Yesus Maha Hadir
Yesus adalah Immanuel (Allah beserta kita). Dia adalah Allah yang senantiasa hadir bersama umatNya, yang tidak dibatasi oleh tempat, waktu dan keadaan. Tuhan Yesus setia untuk menemani perjalanan kehidupan kita baik suka maupun duka. Perjalanan kedua murid Yesus ini telah memberikan kita pelajaran yang sangat berharga, bahwa sesungguhnya walaupun mereka pada awalnya tidak mengenali siapa Orang yang bersama dengan mereka itu, demikianlah perjalanan kehidupan yang kita lalui. Kita menjalani kehidupan ini, Tuhan tidak tampak di mata kita, namun Dia adalah Allah yang maha hadir yang setia mengajar dan membimbing kita.

5.      Mengundang Yesus
Hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam, namun keinginan mereka ingin bersama Yesus semakin besar hingga meminta Yesus untuk tinggal bersama mereka malam itu. Seperti inilah sesungguhnya orang Kristen itu, semakin lama Dia menjadi seorang Kristen maka semakin hari Dia semakin merindukan kebersamaan dengan Tuhan. 

Semakin lama kita menjadi pengikut Yesus seharusnya membuat hati kita semakin dekat denganNya. Ketertarikan kita kepada Yesus akan mengundang Yesus untuk hadir dalam setiap perjalanan kehidupan kita. Dalam perkerjaan, keluarga dan apapun yang sedang terjadi dalam kehidupan ini, kita akan �mendesak Yesus hadir�.


Tags