Latest News

Tuesday, April 18, 2017

Kagum pada Yesus

Ketika saya mengagumi seseorang, maka saya akan mulai berlaku seperti dia. Mulai dari bagaimana gaya bicaranya,  apa yang akan dikatakannya dalam segala situasi, gayanya bergerak, aksennya, makanan kesukaannya, warna favoritnya, dan sebagainya. Ini bukan terjadi hanya pada anak kecil, tetapi juga orang dewasa yang mengagumi orang lain. Berusaha seperti dia yang dikagumi.


Yesus pun ingin murid-muridNya mengagumi Dia. Makanya Ia mengundang mereka tinggal bersama-sama Dia, mengikuti Dia, bukan hanya menghadiri kelas-kelasNya. Dengan mengikuti Dia berarti murid-muridNya pun mengikuti hatiNya yang cepat tergerak oleh belas kasihan, imanNya yang kuat dan menyelamatkan, tujuanNya yang pasti yaitu mewartakan Injil. Demikianlah yang dilakukan Petrus dan Yohanes ketika mereka bertemu dengan si lumpuh di Gerbang Bait Allah. Mereka digerakkan hatinya oleh belas kasihan si lumpuh yang mengemis pada mereka, dan dengan iman mereka kepada Yesus, mereka menyembuhkan si lumpuh. Melalui belas kasihan dan iman itu, mereka mewartakan Yesus pada semua orang yang sedang berkumpul di Bait Allah.


Demikian pula murid-murid Yesus di Emaus. Yesus tinggal bersama mereka dan menjelaskan segala sesuatu kepada mereka. Sebenarnya mereka mengagumi Yesus ketika Yesus belum disalib. Tapi kekaguman itu memudar ketika Yesus menyerahkan diri dan ada gosip tentang kebangkitanNya. Namun ketika Yesus berhasil memulihkan kekaguman mereka kepadaNya melalui Ekaristi (pemecahan roti), maka mereka langsung berangkat kembali ke Yerusalem dan mewartakan kabar sukacita itu sebagaimana yang juga dilakukan Yesus semasa hidupNya. Apakah kita cukup mengagumi Yesus sehingga kita mengikuti Dia dengan semangat dan tekun? Mari kita renungkan bersama-sama.
-------------------------------
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah
Bacaan 1: Kis 3:1-10
MT: Mzm 105:1-4, 6-9
Bacaan Injil: Luk 24:13 - 35 

No comments:

Post a Comment

Tags