Latest News

Tuesday, May 29, 2018

Pemimpin yang Melayani


Suatu hari ketika kantor saya mengadakan outbound bersama, saya belajar arti menjadi seorang pemimpin yang melayani. Grup yang besar dibagi-bagi menjadi grup-grup kecil dan diutus untuk melakukan perjalanan yang cukup melelahkan secara fisik, naik turun bukit yang licin dan berbatu-batu. Kebetulan saya berada di dalam satu rombongan dengan seorang wanita yang kurang disukai semua orang di kantor karena kinerjanya dan sikapnya terhadap pekerjaan, sebut saja namanya Ines.

Ines selalu tertinggal dari kelompok, sehingga kami harus selalu menunggu dia. Tentunya karena dia bukan orang yang kami sukai, menungguinya kami lakukan dengan kesal hati. Di tengah perjalanan, ia mengeluh bahwa ia tidak kuat lagi melanjutkan perjalanan. Semua anggota kelompok yang lain sepakat dengan cepat bahwa kita harus meninggalkannya di situ sendiri dan menyelesaikan permainan, lalu meminta orang untuk kembali ke situ dan menjemput dia.

Tapi ada satu orang yang tidak setuju. Ia memberikan usul bahwa ia akan menemani Ines di situ sampai pertolongan datang, atau kita semua akan menemani Ines dan memperlambat laju perjalanan kita. Orang ini masih muda, bahkan yang termuda dari antara kita, paling kuat, paling cepat dan lincah jalannya, dan disukai semua orang di kantor. Akhirnya kami semua sepakat untuk memperlambat laju perjalanan dan menyelesaikan permainan itu bersama-sama.

Hari itu saya menyadari, untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus dapat mengenali siapa yang terlemah di antara kelompok kita. Dan karena kita bukan berasal dari �benih yang fana� melainkan �benih yang baka�, maka kita harus melayani yang terlemah itu dengan kasih persaudaraan yang tulus. Anak muda yang bahkan bukan orang Kristen itu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk saya, dan semoga juga untuk Anda, tentang pemimpin yang melayani yang diajarkan oleh Yesus Kristus.


-------------------------

Bacaan Liturgi 30 Mei 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa VIII
Bacaan Pertama: 1Ptr 1:18-25
Bacaan Injil: Mrk 10:32-45

Tuesday, May 22, 2018

Yohanes 3: 1-8 | Dilahirkan Kembali



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 3: 1-8
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.


Memberitakan, mengajarkan dan memperlihatkan dan membuka jalan untuk memasuki Kerajaan Allah, inilah misi yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Hanya orang yang masuk dalam kerajaan Allah saja yang layak mendapatkan keselamatan. Secara sederhana bisa kita gambarkan seperti yang terjadi pada masa Nuh, bahwa yang dapat selamat dari air bah adalah yang memasuki bahtera yang diperintahkan Tuhan untuk di buat oleh Nuh.

Dalam nas ini, Tuhan Yesus memberikan pengajaranNya bagaimana untuk dapat memasuki Kerajaan Allah, yaitu dilahirkan kembali (ay. 3). Mengapa harus lahir kembali? Jelas di ayat 6 dikatakan �Apa yang lahir dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh�. Bahwa kerajaan Allah adalah kerajaan sorgawi yang tidak dicemari oleh keduniawian, sehingga untuk dapat memasuki kerajaan Allah tentu harus dilahirkan dari Roh.

Sebagaimana pertanyaan Nikodemus dalam nas ini, demikian juga kita pun mungkin akan bertanya �Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?� Maka Tuhan Yesus memperdalam lagi pengajaranNya bahwa yang dimaksudkan lahir kembali bukanlah dari daging tetapi dilahirkan dari air dan Roh (ay. 5).

Air adalah Firman Tuhan. Dan firman itu adalah Allah yang telah menjadi manusia yaitu Tuhan Yesus Kirstus. Maka firman itu adalah pelepas dahaga, menyejukkan, membersihkan dan yang memberi kehidupan.

Roh adalah Roh Kudus yang meneguhkan firman Allah tinggal diam di dalam diri manusia. Roh itu menjelaskan, mengingatkan dan memberi pengertian pada kita untuk melakukan firman Tuhan.

Sehingga melalui nas ini, kita diingatkan bahwa sesungguhnya pekerjaan Tuhan sudah sempurna dilakukanNya dalam hidup kita. Dia yang memperlengkapi kita untuk dapat menjadi warga kerajaan sorga. Hal ini dapat kita lihat di dalam pengakuan iman Kristen, bahwa Tuhan bekerja menyatakan diri dan pekerjaanNya di dalam Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tuhan yang kita sembah bukanlah tiga tetapi satu, namun Tuhan menyempurnakan pekerjaanNya di dalam tiga karya besar.

Allah Bapa, bahwa Dia adalah yang menciptakan kita, bahkan melalui nas ini kita di ingatkan bahwa kita adalah ciptaan yang telah di perbaharui menjadi ciptaan baru melalui kelahiran kembali. Jika Tuhan yang menciptakan dan memperbaharui kehidupan kita, tentu kita mengimani bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhan jasmani dan rohani kita.

Yesus Kristus, bahwa Dia adalah Tuhan yang telah menjadi manusia untuk memberikan keselamatan pada kita. Dia membersihkan dan memberi pengampunan dosa untuk layak menjadi pewaris kerajaan sorgawi. Dengan ini, kita diberikan keteguhan iman bahwa hanya perintah Tuhan Yesus yang memberikan keselamatan pada kita.

Roh Kudus, Dia tetap bekerja di dalam hidup kita untuk meneguhkan firmanNya menyertai hidup kita. Dengan ini tentu kita yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertai perjalanan hidup kita, yaitu dengan kuasa Roh Kudus.


Kuasa Allah atas Kehidupan

Tentunya peristiwa pemboman gereja-gereja di Surabaya belum hilang dari ingatan kita. Setelah beberapa hari lewat dan berita-berita sudah mulai membicarakan latar belakang dan hal-hal yang tak kelihatan secara langsung, kita mulai mendengar beberapa kisah yang membuat kita merasa tak berdaya di hadapan Allah.

Seorang ibu yang meninggal dalam kejadian itu kebetulan bukan umat Surabaya, melainkan hanya datang ke Surabaya untuk suatu pameran. Karena ia mendengar bahwa gereja itu menarik secara arsitektur, maka ia memilih Gereja St. Maria Tak Bercela untuk Misa, padahal Katedral jauh lebih dekat dari hotelnya. Ketika ia sampai di gereja, ia tidak langsung masuk ke dalam, melainkan berjalan-jalan di dekat pintu gereja sampai bom itu meledak dan mengambil nyawanya. Sebaliknya seorang ibu lainnya yang biasa misa di gereja itu dan di jam itu, entah mengapa hari itu terlambat bangun dan terpaksa mengubah lokasi misanya ke gereja lain.

Allah berkuasa memberikan hidup yang lebih panjang dan berkuasa pula mengambilnya dalam sekejap. Ia berkuasa untuk memberikan keberhasilan semua usaha kita maupun menundanya. Ia berkuasa memberikan kuasa atas roh jahat kepada orang yang menurut kita tidak layak, berkuasa pula mengambil kuasa itu dalam sekejap. Mari kita merendahkan diri di hadapanNya.


-----------------------

Bacaan Liturgi 23 Mei 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa VII
Bacaan Pertama: Yak 4:13-17
Bacaan Injil: Mrk 9:38-40

Thursday, May 17, 2018

Kisah Para Rasul 10: 44-48 | Roh Kudus memberi pengertian dan pertumbuhan



Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 10: 44-48
Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.

Memasuki hari raya Pentakosta, kita diingatkan kembali tentang kehadiran dan pekerjaan Tuhan di dalam hidup ini. Roh Kudus adalah pemberian yang dicurahkan oleh Tuhan bagi kita sebagai tanda bahwa Tuhan diam di dalam kita (bnd. Yoh. 14:17). Melalui nas ini kita akan lebih memahami jauh peran dan kuasa Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita.

Ketika Petrus masih berkhotbah di hadapan Kornelius dan orang yang ada disitu Roh Kudus bekerja memberikan pemahaman dan pengertian yang baru kepada umat ketika itu, mereka semakin mengenal dan memahami kehendak Tuhan, bahwa Tuhan bekerja dan menyelamatkan seluruh bangsa.

Melalui nas ini kita akan semakin memahami pekerjaan Roh Kudus di tengah-tengah kehidupan kita.

1.      Hikmat dan Pengertian
Ketika kita bersedia untuk membuka diri pada firman Tuhan, maka kuasa Roh Kudus akan bekerja dalam diri kita untuk dapat mengerti dan memahami maksud dan pekerjaan Tuhan dalam hidup ini. Hal ini dapat kita lihat pada nas ini, setelah Petrus selesai bekhotbah, kuasa Roh Kudus bekerja pada orang-orang yang mendengarkannya dan memberikan diri untuk menerima baptisan.

Hikmat dan pengertian dari Tuhan sangatlah kita perlukan dalam hidup ini. Sesungguhnya banyak hal yang diperbuat Tuhan dalam kehidupan kita dan banyak juga hal-hal dalam kehidupan ini yang terkadang tidak dapat kita mengerti jika hanya mengandalkan pengertian kita sendiri.

Untuk dapat memahaminya, hanya ada satu cara, yaitu membuka diri menerima Roh Kudus bekerja dalam diri kita. Kita tidak dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja dan berada bersama dengan kita, namun kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk merasakan dan melihat sungguh Allah beserta dengan kita.

2.      Membangun dan menumbuhkan Iman
Dari nas ini dapat kita lihat bagaimana Tuhan dengan kuasa Roh KudusNya bekerja dan menguasai orang yang mendengar khotbah Petrus. Kita dapat melihat bahwa iman di bangun dan ditumbuhkan oleh kuasa Roh Kudus, bukan karena kekuatan dan kemampuan manusia.
Jika ditanyakan pada kita, �apakah engkau percaya kepada Tuhan Yesus?� Tentu jawab kita �percaya�. Namun apakah cukup hanya sebatas itu? Iman percaya kita kepada Tuhan Yesus ibarat pohon yang akan terus bertumbuh hingga menghasilkan buah. Iman itu harus terus bertumbuh supaya iman kita setiap saat semakin dewasa.

Maka Roh Kudus akan menuntun kita pada kedewasaan iman. Tanpa kuasa penyertaan Roh Kudus mustahil kita bisa dewasa dalam iman. Ada banyak hal yang kita hadapi dalam hidup ini, baik suka maupun duka, tanpa Roh Kudus maka kita akan terjebak pada situasi yang ada. Ibarat Pohon yang kerdil tanpa pertumbuhan karena kekeringan atau genagan air yang berkepanangan.

Roh Kudus akan memelihara iman kita bertumbuh dengan baik saat kita menghadapi suka ataupun duka. Baik kita sedang berhadapan dengan suka ataupun duka, kuasa Roh Kudus akan memampukan kita untuk memuliakan Tuhan.

Thursday, May 10, 2018

2 Raja-raja 20:1-7 | Umur Hizkia Diperpanjang



Bacaan Firman Tuhan: 2 Raja-raja 20: 1-7
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: "Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku." Kemudian berkatalah Yesaya: "Ambillah sebuah kue ara!" Lalu orang mengambilnya dan ditaruh pada barah itu, maka sembuhlah ia.

Firman Tuhan ingin mengajak kita menghayati hidup yang Tuhan berikan kepada kita. Hidup orang Kristen memiliki karakter yang istimewa, karena kita hidup bukan seperti ciptaan Tuhan yang lain yang menerima kenyataan apa adanya. Hidup orang Kristen bukanlah hidup yang pasif menerima segala sesuatu sebagai �nasib�. Tetapi Tuhan memberikan kita ruang, waktu dan kesempatan melakukan komunikasi yang intim dengan Tuhan pencipta kehidupan.

Di satu sisi kita mengakui bahwa keputusan Tuhan itu adalah mutlak dan kita yakini segala yang di perbuat Tuhan adalah yang terbaik. Namun di sisi lain Tuhan juga memberikan ruang kesempatan bagi kita melalui komunikasi yang intim denganNya menyampaikan seruan permohonan kepadaNya. Yang dimaksud disini kita bukan mau mengatur keputusan Tuhan, sebab pada akhirnya keputusan Tuhan adalah mutlak, namun kita mau di ingatkan bahwa melalui komunikasi kita yang intim kepada Tuhan kita mau untuk menghargai hidup yang diberikan oleh Tuhan bahwa kita mengakui bahwa Tuhan berdaulat atas hidup ini, dan kita juga menghargai iman yang telah kita terima, bahwa iman itu adalah perbuatan kuasa Tuhan yang dapat memperbaharuai.

Hal ini dapat kita lihat jelas dalam kehidupan Hizkia, yang mana Tuhan memperpanjang umurnya 15 tahun lagi. Padahal sebelumnya Tuhan telah menetapkan bahwa Hizkia tidak akan sembuh lagi dan akan mati. Namun seruan doanya dan air mata yang tumpah karena kepenihannya mendengar berita itu melalui Yesaya di dengar oleh Tuhan. Maka sesuai dengan kehendakNya Tuhan mengubah rencanaNya atas hidup Hizkia.

Kita harus pahami, bahwa doa Hizkia bukanlah doa yang asal-asalan yang terucap. Namun ini adalah doa yang tulus sebagaimana dirinya hidup di hadapan Tuhan. Antara hidup yang dijalani dengan doa yang disampaikan kepada Tuhan itulah adanya. Tidak ada yang bertolak belakang antara doa dengan kenyataan hidupnya. Disini kita dapat melihat bagaimana Tuhan begitu menghargai kesungguhan dari doa orang yang tulus hidup dalam firman Tuhan.

Jika kita mencoba menggali lebih jauh makna dari kisah Hizkia ini, bahwa ternyata apa yang terjadi pada Hizkia ini terjadi juga dalam kehidupan kita, entah kita menyadarinya atau tidak. Ketika merayakan ulang tahun kita bernyanyi dan berdoa �panjang umurnya�.� Dan dalam doa kita selalu kita panjatkan doa akan umur yang panjang. Ternyata doa itu sangat berdampak bagi kehidupan kita. Jika Hizkia diperpanjang umurnya 15 tahun, namun kita bisa saja kurang atau lebih dari 15 tahun Tuhan memperpanjang hidup kita. Jika kita mau bersyukur bagaimana ketika Tuhan menyelamatkan kita dari sakit penyakit, musibah dan sebagainya. Mungkin kita tidak sadar mungkin semalam, seminggu lalu atau pada tahun-tahun yang lalu Tuhan sebenarnya sudah memperpanjang umur kita. Meluputkan kita dari musibah, kecelakaan, sakit penyakit dan sebagainya.

Seperti lagu rohani yang syairnya berkata �Hidup ini adalah kesempatan��. Jika sampai saat ini kita hidup, maka sebenarnya hidup kita saat ini adalah kesempatan. Maka bagaimana kita mensyukuri dan memakai kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan. Sebagaimana Rasul Paulus menuliskan �Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah� (Filipi 1: 22).

Dan satu hal yang kita syukuri melalui iman kita kepada Tuhan Yesus, bahwa kita telah di berikan kesempatan memperoleh hidup, yaitu hidup yang kekal. Bukan maut yang menjadi bahagian dari orang yang beriman, tetapi hidup yang kekal. Melalui kasih Allah yang besar, telah memberikan kita hidup sampai selama-lamanya.  




Tuesday, May 8, 2018

Siapakah Allah yang Kamu Sembah?

Belakangan ini muncul trend pacaran dengan orang yang dikenal lewat sosmed seperti Facebook. Trend ini juga menyambar teman saya. Ia kenal dengan seorang lelaki berkebangsaan Amerika yang mengaku pebisnis sukses. Setelah beberapa lama chatting lewat medsos, si lelaki akhirnya mengatakan akan mengunjungi Indonesia dan melamarnya. Ketika akhirnya bertemu dan berkenalan secara langsung barulah teman saya mengetahui bahwa lelaki itu penipu dan ingin memperalatnya supaya bisa beroleh kewarganegaraan Indonesia.





Kita tentu pernah mendengar pepatah: tak kenal maka tak sayang. Demikianlah banyak orang puas dengan menyembah Allah yang tak dikenal. Mereka takut pada Allah yang mereka ciptakan dalam pikiran mereka sendiri. Demikianlah latar belakang yang ditemui Paulus dulu, bahkan yang kita temui pada saat ini. Kalau kita bertanya: �Siapakah Allah yang kamu sembah?� apa kira-kira jawaban orang? Dapatkah mereka menjelaskan dengan penuh iman Allah mereka?

Demikianlah kita tiap saat harus berdoa agar Roh Kudus selalu memberitakan kepada kita tentang Allah yang kita sembah. Kaa-kata tidak cukup untuk mendeskripsikan Allah. Tetapi bila Roh Kudus bersabda, maka kita memahami dan makin dekat dengan Allah.


-----------------------

Bacaan Liturgi 09 Mei 2018
Hari Biasa Pekan Paskah VI
Bacaan Pertama: Kis 17:15.22-18:1
Bacaan Injil: Yoh 16:12-15

Monday, May 7, 2018

Matius 9: 27-31 | Yesus Menyembuhkan mata dua orang buta



Bacaan Firman Tuhan: Matius 9: 27-31
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.


Jika kita coba untuk mendalami lebih dalam berita yang di tuliskan oleh Matius ini tentang mujizat penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada dua orang buta. Yaitu dengan sedikit melakukan rekonstruksi kejadian dengan lebih mendalam, kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga.

1.      Sikap dua orang buta
Jika Yesus memberikan kesembuhan kepada dua orang buta itu, sebenarnya terjadinya mujizat itu bukanlah sesingkat kita membaca. Bahwa di balik itu terdapat proses yang panjang dilalui untuk mendapatkan kesembuhan itu.

Jika kita dalami lebih jauh, bahwa orang buta itu hanya mengandalkan pendengaran dan suara yang berseru-seru memohon pengasihan Tuhan Yesus. Mereka tidak dapat melihat Yesus, namun mereka berusaha untuk mengikuti Tuhan Yesus. Tentu ini membutuhkan pendengaran dan suara yang benar-benar serius untuk tidak kehilangan perjalanan yang dilakukan oleh Yesus.

Sehingga kita dapat melihat bagaimana kesungguhan mereka untuk dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Tuhan Yesus ketika hendak memberikan kesembuhan berkata pada mereka �Jadilah padamu menurut imanmu�. Iman mereka kepada Yesuslah yang menuntun pendengaran dan suara yang berseru-seru untuk tetap dapat mengikut Tuhan Yesus, walaupun mereka tidak dapat melihat.

Demikianlah halnya kita dalam kehidupan ini, bisa dikatakan kita seperti kedua orang buta itu. Bukan mata yang kita andalkan untuk dapat dan sanggup mengikut Tuhan Yesus. Kita tidak akan pernah bisa mengikut Yesus dan melihat perbuatan Tuhan Yesus jika hanya mengandalkan mata. Tetapi kita memakai iman untuk menuntun pendengaran kita mendengar suara Tuhan dan suara kita untuk tetap berseru kepada Tuhan.

Itulah jika sampai saat ini kita tetap dapat mengikut Tuhan Yesus hanya oleh karena iman. Sebagaimana di Ibrani 11: 1 dikatakan �Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat�. Iman menjadi mata rohani bagi kita yang menuntun kita merasakan, melihat dan memohon segala pengasihan Tuhan dalam hidup ini. Iman menuntun kita untuk tetap mendengar dan berseru kepada Tuhan.

2.      Sikap Yesus terhadap dua orang buta  
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana sikap Tuhan Yesus dalam menyikapi kedua orang buta itu. Kelihatannya Tuhan Yesus �cuek�, seakan Yesus tidak mendengar dan memperhatikan kedua orang buta itu yang terus mengikutiNya di belakang dengan berjalan di jalan yang tidak di lihat sambil berseru-seru. Tetapi Yesus tetap berjalan ke depan menuju tempat yang hendak Dia singgahi.

Jika hati kita mengatakan, seharusnya Yesus akan menoleh ke belakang dan mendengar permintaan kedua orang buta itu. Namun tidaklah demikian yang dilakukan Tuhan Yesus. Kita mendapatkan jawaban mengapa Yesus bersikap demikian. Yaitu karena belumlah waktunya dalam pelayananNya Dia di sebut-sebut sebagai Mesias Anak Daud. Itulah sebabnya setelah Yesus sampai di sebuah rumah, Dia menanti kedatangan kedua orang buta tadi. Dan setelah disembuhkan dikatakan �jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini�.
Yang hendak disampaikan kepada kita, walaupun sebenarnya Tuhan Yesus sepertinya tidak memperhatikan orang yang berseru-seru, namun sesungguhnya Tuhan Yesus mendengar seruan itu.

Demikian halnya juga dengan persekutuan kita kepada Tuhan, bisa terjadi hal seperti itu. Kita selalu berseru-seru kepada Tuhan dalam kesulitan hidup yang kita hadapi, namun sepertinya Tuhan tidak memperhatikan dan mendengar seruan permohonan kita.

Namun firman Tuhan hendak memberikan kita pengajaran bahwa setiap suara yang berseru-seru kepada Tuhan pasti di dengar. Tetapi Tuhan memiliki cara, rencana dan waktu tersendiri untuk berbuat yang terbaik bagi kita. Yang di tuntut kepada kita adalah ketekunan kita untuk tetap hanya berharap dan menanti pertolongan Tuhan saja. Kita percaya bahwa ketekunan akan menghasilkan buah yang matang di waktunya.

Setiap suara yang berseru-seru kepada Tuhan akan di dengarkan. Dan hanya imanlah yang dapat melihat apa yang Tuhan telah perbuat dan apa yang akan Tuhan perbuat bagi kita.


Tags