Latest News

Monday, August 31, 2015

Markus 7: 24-37 | Tuhan Pulihkan Hidupku



Bacaan Firman Tuhan: Markus 7: 24-37

�Ia menjadikan segala-galanya baik�

Pada nas Firman Tuhan ini diberitakan tentang mujizat Tuhan Yesus melalui kesembuhan dua orang yang sakit. Pertama, tentang seorang ibu yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat. Mujizat diperlihatkan Tuhan Yesus hanya dengan kepercayaan perempuan Siro-Fenisia itu, yang tanpa dilihat dan di jabah, namun Yesus mengusir roh jahat itu dari jarak jauh. Kedua, menyembuhkan seorang yang tuli dan yang gagap. Yang ini berbeda dari yang pertama, sebab Yesus dengan jelas memperlihatkan langkah-langkah penyembuhan kepada fisik orang sakit itu.

Jika kita mempelajari ke dua orang sakit itu, ada kesamaan dari konsekuensi atau akibat dari sakit itu, yaitu putusnya komunikasi dengan orang lain. Jika orang yang dirasuki roh jahat, tentunya kalaupun berbicara, itu bukanlah ucapannya tetapi itu adalah perkataan setan. Demikian halnya dengan yang tuli dan yang gagap itu, dia tidak mampu mendengar apa yang orang lain ucapkan dan tidak pula dapat menanggapi dengan ucapan akan apa yang disampaikan orang lain.

Inilah pesan yang ingin disampaikan nas Firman Tuhan ini, mujizat kesembuhan yang diperbuat oleh Tuhan Yesus bukan hanya memperlihatkan kuasaNya sebagai penyembuh fisik manusia, tetapi ingin memperlihatkan pada kita kuasa ke-Mesiasan yang dimiliki oleh Yesus untuk menyembuhkan rohani manusia yang sakit yang menyebabkan putusnya hubungan/komunikasi manusia dengan Allah. Yesus menjadi perantara perdamaian manusia dengan Allah. Sebagaimana yang tertulis di Mazmur 103: 3 �Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu�.

Tuhan Yesus ingin menyembuhkan sakit yang diderita oleh manusia yaitu dosa. Supaya setiap yang percaya dan datang padaNya akan diberikan kesembuhan dari kuasa dosa yang membawa kepada kematian. Tuhan Yesus datang untuk menyembuhkan supaya kita memperoleh hidup yang dari Tuhan. Hidup sejati yang abadi.

Kerasukan Roh Jahat
Jika sekilas kita membaca ucapan Yesus kepada perempuan Siro-Fenisia itu, apalagi jika hubungkan dengan budaya ketimuran kita, yang mengatakan: �Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing�. Mungkin kita akan tersinggung jika dikatakan kita �anjing�. 

Ternyata perempuan itu tidak memperlihatkan sikap ketersinggungan, justru yang terjadi perempuan itu menanggapi dengan kepercayaan kepada kuasa Yesus "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
 
Sehingga kita juga tidak langsung berpikiran yang aneh menanggapi ucapan Yesus ini. Sebab Yesus membaca situasi yang terjadi ketika itu, sebab Yesus berada pada posisi di rumah yang mungkin adalah rumah seorang Yahudi, sementara yang datang meminta kesembuhan itu adalah seorang perempuan dari kebudayaan Yunani yang bagi orang Yahudi adalah bangsa kafir.

Bagi orang Yahudi kata �anjing� adalah pemakaian kata untuk merujuk pada orang kafir, sementara bagi orang Yunani, kata �anjing� tidaklah selalu bermakna negatif, namun bagi mereka kata itu merujuk pada makna kesayangan (sebagaimana menyayangi binatang peliharaan).

Sebagaimana amanat agung Tuhan Yesus �kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi� (Kis. 1:8). Berita keselamatan dari Yesus adalah untuk seluruh manusia, bukan hanya kepada orang Israel saja. Namun ketika kedatangan perempuan itu, Yesus ingin menyatakan bahwa belum datang waktunya berita itu sampai kepada bangsa lain. 


Namun demikian, Yesus melihat kepercayaan perempuan itu, walaupun saatnya belum tiba tetapi imannya sanggup menembus batas-batas kemanusiaan (bangsa, adat). Kepercayaannya kepada kuasa Yesus yang tak akan dapat dihalangi dan dibatasi, bahwa segala sesuatunya mungkin bagi Allah. Kelebihan dari perempuan itu adalah kemampuannya memahami ucapan/perkataan Yesus bukan seperti orang Farisi dan ahli taurat yang keras kepala dalam kebodohannya.

Sebagaimana pergumulan si ibu ini atas penyakit anak perempuannya, demikian juga banyaknya para orangtua saat ini yang bergumul akan roh-roh dunia yang merasuki hidup generasi muda saat ini. Kenakalan remaja, pergaulan bebas, seks bebas, narkoba dan juga kemajuan teknologi yang terus berkembang yang membawa generasi-generasi �anti sosial�.

Kita belajar dari ibu ini, yang dengan kesungguhan mau mempercayakan hidup anaknya kepada Yesus. Anak-anak kita butuh Tuhan Yesus, mereka butuh perlindungan Tuhan Yesus dan hanya Tuhan Yesus yang dapat menyembuhkan mereka dari kuasa roh-roh dunia yang merusak masa depan anak-anak kita. 

Yang tuli dan gagap
Kepada yang sakit ini, jelas diberitakan kepada kita bagaimana perbuatan Yesus yang dengan praktek memperlihatkan kesembuhan kepada orang tuli dan yang gagap itu. Yesus membawa yang sakit itu sendiri kemudian memasukan jariNya ke teliga dan Ia meludah dan merabah lidah yang sakit itu. Yesus kemudian menarik nafas dan berkata �Efata�. 

Diperlihatkan pada kita bagaimana sikap emosi kesedihan Yesus dengan tindakanNya kepada teliga dan lidah sambil bernafas panjang. Yesus berduka atas teliga manusia yang tidak terbuka untuk mendengar Firman Tuhan dan mulut manusia yang tidak terbuka untuk memuji dan memuliakan Tuhan.

Tuhan meyembuhkan kita:
Supaya bukan roh-roh dunia yang merasuki hidup kita, tetapi Roh Kudus yang member kehidupan
Supaya telinga kita terbuka mendengar suara Tuhan, bukan suara iblis
Supaya mulut kita terbuka memberitakan Injil dan memuji Tuhan, bukan memberitakan kejahatan dan keangkuhan dan kesombongan atas kekuatan diri sendiri.

Wednesday, August 26, 2015

Milikilah Kekayaan Rohani yang Berlimpah



Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan � Mazmur 49: 21

Mazmur ini menjelaskan pada kita bahwa kehidupan itu sangat berharga, jauh lebih berharga dari apapun yang ada di dunia ini. Tetapi orang yang tidak memiliki pengertian tentang hidup adalah orang yang menyia-nyiakan hidupnya. Orang yang tidak memiliki pengertian tentang hidupnya tidak ada bedanya dengan hewan yan dibawa ketempat penjagalan.

Tuhan memberikan kepada manusia makna yang terdalam tentang kehidupan. Bahwa kehidupan yang diberikan oleh Tuhan itu adalah kekal, tetapi orang yang tidak menerima pengertian dari Tuhan hidupnya hanya akan berakhir di liang kubur, tempat mereka adalah dunia orang mati. Semua manusia akan mencapai suatu titik yaitu kematian, tetapi orang yang hidup di dalam pengertian dari Tuhan akan melewati titik itu menuju kehidupan kekal (ay. 16).

Hidup orang yang tidak mempunyai pengertian itu adalah orang yang percaya akan harta bendanya dan yang memegahkan diri dengan kekayaannya yang banyak dan juga yang percaya pada dirinya sendiri (ay. 7, 14). Kebodohan mereka adalah ketika mereka tidak menyadari bahwa semua apa yang dimilikinya itu akan ditinggalkan waktu matinya. Kematian akan memisahkannya dari semua apa yang dia banggakan dan agung-agungkan.

Berbeda dengan binatang, manusia selama hidupnya harus memenuhi dua kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Jika ditanya �mana yang harus lebih diutamakan?�Maka jawabnya jika focus kita untuk memenuhi kebutuhan jasmani akan menarik semakin jauh menarik kita untuk memenuhinya sebab tidak akan  ada kata cukup untuk kebutuhan jasmani. Namun jika kita mendahulukan kebutuhan rohani, maka kita akan dimampukan dan ditolong untuk mencukupi kebutuhan jasmani kita. 


Selagi kita hidup di dunia barang tentu kita membutuhkan makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita. Namun untuk memperoleh semuanya itu kita membutuhkan kekayaan rohani untuk dapat mengendalikan kebutuhan jasmani kita.

Kemiskinan rohani bisa terjadi karena kita tidak tahu akan adanya kebutuhan rohani yang harus kita penuhi. Tetapi bisa juga kita tahu akan adanya kebutuhan rohani yang harus kita penuhi, namun karena kita merasa bahwa itu bukanlah kebutuhan yang mendesak, akhirnya semakin lama kita semakin jauh jatuh dalam kemiskinan rohani yang berakibat hilangnya kehidupan yang abadi yang diberikan oleh Tuhan.

Dalam Yohanes 6:27 Tuhan Yesus mengatakan: Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia�. Maka selama kita hidup untuk tetap berhikmat bahwa selama kita hidup tetantunya kita membutuhkan kebutuhan jasmani bahkan tidak salah jika kita memiliki kekayaan jasmani, namun lebih daripada itu kita memiliki kekayaan rohani yang berlimpah.




Tuesday, August 25, 2015

Wahyu 3:14-22 | Tuhan memperkaya, memperindah dan memperbaiki hidup kita



Bacaan Firman Tuhan: Wahyu 3: 14-22
Perkenalkan kota Laodikia di Lycus, dengan posisi geografis yang sangat strategis perlintasan dari berbagai tempat, sangat menguntungkan bagi Laodikia untuk menjadi kota yang maju dan kaya.
Secara umum ada 3 ciri-ciri dari kota Laodiakia:
1.       Pusat perekonomian (Banking center), dengan tingginya transaksi perdagangan di daerah itu, menjadikan kota itu sebagai kota terkaya
2.       Penghasil Wol, dikarenakan suburnya daerah itu memungkinkan perkembangan domba-domba yang baik, khususnya wol hitam.
3.       Pusat ahli-ahli medis, khusunya obat untuk mata.

Sementara jika berbicara mengenai pasokan air, bahwa ada sumber air panas di Herapoiis yang terus mengalir sampai ke Laodikia, tetapi air panas yang mengalir sampai di Laodiakia tidak lagi panas dan juga tidak juga dingin, atau yang sering disebut dengan suam-suam kuku.

Tuhan melihat kondisi iman jemaat yang ada di Laodikia layaknya seperti air yang mengaliri daerah tersebut yaitu iman yang suam-suam kuku. Jemaat yang hidup dengan berkecukupan, rumah ibadah yang megah dan juga persembahan yang dengan jumlah yang besar. Jemaat Laodikia adalah yang terburuk dari tujuh surat yang dikirim ke Asia. Tuhan mengecam sikap iman jemaat, yang walaupun secara lahiriah mereka rajin mengikuti ibadah.

Kondisi Kota Laodikia yang begitu kaya, kehidupan jemaat yang mapan secara materi telah menciptakan hubungan antara Tuhan dan jemaat yang suam-suam kuku. Sikap tinggi hati telah muncul �Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa � (3:17a). Mereka telah jauh dari Tuhan yang tidak lagi membutuhkan kehadiran Tuhan, sebab mereka telah dapat mengandalkan diri sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Kebanggaan kota Laodikia ternyata menjadi kekejian di hadapan Tuhan (ay. 17). 

Mereka yang kaya namun bagi Tuhan mereka adalah orang-orang yang miskin.
Mereka yang berlimpah kain wol hitam, namun nyatanya mereka telanjang.
Mereka yang banyak para ahli medis untuk pengobatan mata, nyatanya mereka buta di hadapan Tuhan.

Bagaimanapun sikap jemaat Laodikia terhadap Tuhan, namun Tuhan ingin memperkenalkan diriNya sebagai: �Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah�. Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada jemaat Laodikia sebagai pencipta yang setia atas janji keselamatanNya, bahwa Ia adalah adalah pengasih dan pengampun. Maka Firman Tuhan bagi jemaat Laodikia adalah: �Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!�.

Sebab Allah mengasihi jemaatNya, maka dengan kerelaan hati setiap jemaat Tuhan harus mau bertobat melalui teguran dan pengajaran Tuhan. 

Firman Tuhan disampaikan supaya umat Tuhan mendengar dan membuka pintu hatinya sehingga Tuhan masuk dalam hidupnya.
Firman Tuhan disampaikan supaya umat Tuhan mampu memenangkan kehidupan ini, untuk tidak menjadi hamba dosa, supaya kita duduk bersama dengan Tuhan di takhtaNya
Firman Tuhan disampaikan supaya kita dapat mendengar tuntunan Tuhan dalam menjalani kehidupan ini.

 Konkritnya, masalah yang terjadi atas jemaat Laodikia teratasi yakni dengan:
1.       Harus memiliki iman yang tidak suam-suam kuku
Ada ketegasan �panas� atau �dingin�bukan �suam-suam kuku�. Tuhan tidak menghendaki umat yang berpura-pura atau yang munafik. Hanya kelihatan kudus, namun kenyataan hidup penuh dengan dosa. Orang Kristen harus memiliki komitmen untuk mengikut Yesus. Bahwa tidak ada hamba yang mengabdi kepada dua tuan. Jika hidup kekristenan itu hanya sekedar penampilan dari luar sudah sangat sia-sia kita melakukannya, sebab Tuhan tidak menerima sikap seperti itu.

2.       Membeli sesuatu yang berasal dari Tuhan
Kata �membeli� yang dimaksudkan disini bukanlah artinya keselamatan itu bisa kita upayakan dengan usaha kita. Sebab sejak awal Tuhan sudah katakana bahwa dihadapan Tuhan mereka sudah miskin, sehingga bagaimana mungkin mereka dapat membeli sesuatu dari Tuhan. Tetapi kata �membeli� yang dimaksud adalah adanya sikap yang mengakui perbuatan Tuhan yang memberikan keselamatan bagi kita. Dengan penuh penyesalan dan permohonan kita datang kepada Tuhan untuk menerima susuatu yang paling berharga yang tidak dapat diberikan oleh dunia, yaitu:

                a). Emas yang telah dimurnikan dalam api
Untuk menjadi kaya dihadapan Tuhan kita membutuhkan emas yang murni yang datangnya dari Tuhan. Kita butuh harta duniawi, tetapi harta duniawi bukanlah segala-galanya. Hanya harta yang paling berharga dari Tuhan yang sanggup memberikan kita sukacita, pengiburan, ketenangan pikiran dan yang paling besar adalah memperoleh kehidupan yang kekal. 

                b). Pakaian putih
Produksi kain indah-indah bahkan pakaian dari kain wol hitam, tentunya akan memperlihatkan kelas dan derajat mereka yang tinggi. Namun ternyata dihadapan Tuhan mereka telanjang. Mereka membutuhkan pakaian putih dari Tuhan. Apalah arti dari pakaian indah yang diproduksi tangan manusia tanpa mengenakan pakaian keselamatan dan jubah kebenaran? Secantik dan seindah apapun pakaian yang kita kenakan tidak akan dapat menutupi karakter hidup yang jelek. 

Maka kita butuh pakaian dari Tuhan yang tidak dibuat oleh manusia, pakaian yang akan mempercantik kepribadian kita. Hanya Tuhan yang dapat memberikan pakaian yang akan mempercantik dan memperindah kepribadian kita, yaitu menjadi pribadi yang suci dan tulus.

                c). Minyak melumas mata
Keahlian mereka dalam meresep salep untuk mempertajam penglihatan ternyata dihadapan Tuhan tetaplah mereka orang-orang yang buta. Untuk dapat melihat kehidupan ini dengan jelas dan tajam hanyalah minyak mata yang dari Tuhan. Minyak mata dari Tuhan akan memampukan kita melihat diri sendiri, mampu mengoreksi kekurangan diri sendiri. Sebab orang yang berhasil bukan orang yang melihat apa yang sudah dicapainya, tetapi melihat apa kekurangan atau kelemahannya untuk diperbaiki. Tuhan memampukan kita untuk dapat melihat setiap saat apa kekurangan kita di hadapanNya sehingga setiap saat kita memperbaiki diri untuk menjadi orang-orang yang diberkati Tuhan.
***
Dalam kesibukan kita dalam memenuhi kebutuhan fisik kita bukanlah alasan untuk mengabaikan Firman Tuhan. Ibadah bukanlah formalitas yang hanya penampakan dari luar saja. Tuhan mengingatkan kita kembali untuk melihat diri kita, apa yang kita kejar, apa yang kita cari. Apakah kita sedang mencari kekayaan? Tanyalah dahulu kepada diri sendiri apakah kita sudah kaya di dalam Tuhan? Apakah kita sedang mencari pakaian indah? Tanyalah dahulu apakah kita sudah memiliki kepribadian yang indah? Apakah kita sedang berusaha bekerja keras untuk memperbaiki hidup? Tanyalah dahulu pada diri sendiri apakah hubunganku dengan Tuhan sudah baik?

Thursday, August 20, 2015

Mengapa Tuhan diam dan membisu akan doaku?



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 28: 1-9

�Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku�

Mazmur Daud ini memperlihatkan pada kita bagaimana kesetiaannya menanti dengan sabar pertolongan Tuhan. Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kesetiaan Daud ini diantaranya:

1.       Tekun memohon kepada Tuhan
Dalam mazmur ini digambarkan bagaimana ketekunannya memohon kepada Tuhan, bahkan sampai dikatakan �Seperti orang yang turun ke dalam lobang kubur�. Sebab sudah begitu lamanya ia menantikan pertolongan Tuhan dalam pergumulannya yang berat. Dalam ketekunannya ia mengatakan �Jangan berdiam diri�jangan membisu terhadap aku�. Seakan Tuhan sedang membisu dan tidak berbuat apa-apa terhadap doa yang terus dipanjatkannya.

Walaupun demikian ia tetap sabar menanti Tuhan untuk bertindak atas permohonannya kepada Tuhan. Tetapi justru kesabarannya membuat dia semakin kuat, tidak ada dalam pikirannya untuk meninggalkan Tuhan ataupun menjadi tidak percaya kepada Tuhan. Walaupun dia mengatakan Tuhan diam membisu terhadap doanya, namun dia percaya hanya Tuhan yang sanggup memberikan pertolongan baginya.

2.       Mampu melawan godaan
Ketika manusia menghadapi masalah, cenderung ingin mencari jalan keluar permasalahan dengan secepat mungkin. Banyak pula orang Kristen ketika menghadapi permasalahan hidupnya dengan tidak sabar yang pada akhirnya membawa dampak yang tidak baik. Segala cara dilakukan bahkan cara-cara yang bertentangan dengan firman Tuhan pun dilakukan.

Tidak demikian dengan Daud, walaupun ia belum melihat pertolongan Tuhan, tetapi ia tidak mau mengikuti rencana-rencana orang jahat yang menentang Tuhan. Sebab ada waktunya perbuatan orang-orang yang menentang Allah akan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
***

Kita dapat terdesak oleh keinginn daging untuk secaptnya keluar dari setiap pergumalan hidup, bahkan mungkin kita pernah merasakan yang dihadapi oleh Daud yang sudah lama memohon kepada Tuhan, namun sepertinya kita belum melihat perbuatan Tuhan untuk menolong. 

Kita harus mampu bertahan, kuat melawan godaan-godaan yang menjauhkan kita dari Tuhan. Sebab iblis dapat manfaatkan situasi kehidupan kita untuk menarik kepadanya. Bagaimanapun sulitnya, tetaplah kita berpengharapan bahwa pertolongan Tuhan akan tiba tepat pada waktunya.

Tags