Latest News

Tuesday, March 27, 2018

Manusia dan Kemauan Bebas

Di suatu rumah sakit jiwa ada seorang pasien yang menyanyikan 10 lagu Koes Plus dengan hafal dan lancar, tapi dengan tengkurap. Setelah selesai, ia berbalik arah menjadi telentang, dan menyanyikan 10 lagu Koes Plus yang lain, juga dengan hafal dan lancar. Seorang dokter yang mengamati tingkahnya bertanya: �kenapa kamu nyanyikan 10 lagu pertama dengan tengkurap dan 10 lagu kedua dengan telentang?� Jawab pasien itu: �kan yang 10 lagu pertama itu di Side A, yang kedua di Side B.�

Manusia diciptakan dengan  kemauan bebas. Ia bebas untuk dibentuk Allah dengan tidak memberontak seperti Yesaya pada bacaan pertama. Ia juga bebas untuk mengkhianati Guru dan Tuhannya seperti Yudas di dalam bacaan Injil. Tidak seperti pasien rumah sakit jiwa yang tidak memiliki pemahaman mana yang benar dan salah, kemauan bebas itu diperlengkapi dengan akal budi. Karena kemauan  bebas itu, setiap nafas manusia dipenuhi dengan pengambilan keputusan dan pertentangan yang baik dan yang jahat.

Selama masa prapaskah ini, kita diajak untuk terus menerus berefleksi tentang bagaimana kita mengambil keputusan di dalam hari-hari hidup kita. Apa yang kita temukan di dalam refleksi itu? Apakah lebih banyak yang baik daripada yang jahat? Apakah di dalam keputusan-keputusan yang tampak baik ada motivasi-motivasi jahat yang menemaninya? Bila kita sungguh-sungguh merenungkan, maka tidaklah mungkin kita melewati hari-hari ini tanpa mengambil satupun keputusan yang jahat. Oleh sebab itu marilah kita menantikan kebangkitan Tuhan kita, yang bersamaNya, kita dibebaskan dari dosa-dosa kita.

------------------
Bacaan Liturgi Rabu 28 Maret 2018
Hari Rabu dalam Pekan Suci
Yes 50:4-9a

Mat 26:14-25

Tuesday, March 20, 2018

Berdoa kepada Malaikat Pelindung

Beato Gerardus Cagnoli adalah seorang yang sangat suci sering kali terlihat didampingi oleh para malaikat. Pada suatu Hari Raya Paskah, juru masak biara jatuh sakit, maka pastor kepala meminta Beato Gerardus untuk menyiapkan makan siang. Beato taat walau tidak tahu bagaimana caranya. Ia berdoa saat itu juga. Waktu makan siang, api kompor pun belum dinyalakan. Pastor kepala menegurnya, tapi Beato berkata �Bapa, jangan kuatir, para saudara akan mendapatkan makanan!� Tiba-tiba datanglah seorang Malaikat dengan wujud pemuda rupawan menyiapkan berbagai makanan di atas meja lalu menghilang. Para saudara berkata bahwa mereka tidak pernah makan makanan selezat itu.

Malaikat pelindung adalah malaikat yang ditugaskan untuk menjaga kita secara khusus, sementara ribuan bahkan jutaan malaikat sebenarnya ditugaskan untuk menjaga umat manusia. Namun sering kali kita tidak tahu keberadaannya dan mungkin juga tidak peduli. Buku Malaikat dan Iblis di Balik Orang Kudus memberikan gambaran tentang penampakan-penampakan dan pengalaman orang-orang kudus tentang para Malaikat dan bagaimana mereka membantu kita dalam peperangan melawan Iblis.

Bacaan pada hari ini juga bercerita tentang penampakan Malaikat yang disaksikan Raja Nebukadnezar sedang melindungi hamba-hamba Allah: Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Malaikat, yang dikatakan rupanya seperti anak dewa, diutus Allah karena teman-teman Daniel itu hanya percaya kepada Allah. Demikian pula Yesus mengajar supaya kita tetap dalam firmanNya, agar kita menjadi anak-anak merdeka. Api atau Iblis, takkan mampu membuat kita terpenjara lagi. Maka marilah dalam masa Prapaskah ini kita merenungkan apakah kita sungguh-sungguh telah percaya pada firmanNya?

--------------------
Bacaan Liturgi Rabu, 21 Maret 2018
Hari Biasa Pekan Prapaskah V
Dan 3:14-20.24-25.28
Yoh 8:31-42

Sunday, March 18, 2018

Mazmur 99: 1-5 | Tuhan Yesus adalah Raja yang Kudus



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 99: 1-5
TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang. TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa. Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia! Raja yang kuat, yang mencintai hukum, Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya. Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!

Mazmur 99 ini adalah nyanyian pujian bahwa Tuhan adalah Raja yang Kudus. Penekanan yang dalam diperlihatkan dalam nas ini bahwa Tuhan tampil sebagai Raja di atas segala raja sebab Dia adalah Raja yang Kudus. Maka beberapa catatan yang dapat kita ambil dari Mazmur 99: 1-5 ini:
1.    Kerajaan Tuhan tidak hanya sebatas Israel, tetapi kepada semua bangsa. Seluruh dunia ini ada di bawah kekuasaanNya
2.    Tuhan bertakhta di atas kebenaran dan keadilan
3.    Tuhan adalah raja yang kekal selamanya. Raja yang tidak tergantikan dan yang tidak dapat dilengserkan.

Tuhan adalah Raja
Ketika kita memasuki Minggu Palmarum, yakni kedatangan Yesus ke Yerusalem untuk menggenapi rencanaNya, banyak orang yang menyambutNya layaknya penyambutan seorang Raja. Mereka berharap bahwa Yesus akan tampil sebagai raja yang akan melepaskan bangsa Israel dari penjajahan.

Namun nyatanya, apa yang mereka pikirkan tentang Yesus sebagai raja berbeda dengan rencana Tuhan dalam menyatakan kerajaanNya. Mereka akhirnya melihat Yesus tidak berdaya dalam siksaan dan hukuman yang dijatuhkan kepadaNya, sehingga mereka turut ambil bagian dalam sekumpulan banyak orang yang mengatakan �salibkanlah Dia�.

Tetapi mereka tidak menyadari, mata iman mereka kepada Tuhan telah tertutup dosa tidak dapat melihat bagaimana kesungguhan Tuhan sebagai Raja yang menyelamatkan umatNya. Dari proses jalan salib sudah terlihat bahwa Dia adalah Raja di atas segala raja, Dia bukanlah seperti raja-raja dunia ini yang mengorbankan keselamatan pasukan dan rakyatnya demi keselamatan raja, tetapi Tuhan sebagai Raja yang memberikan nyawaNya demi keselamatan rakyat yang dipimpinNya (umatNya).

Maka, Tuhan tampil sebagai Raja dalam kehidupan kita, tidak hanya sebatas pernyataan saja, tetapi juga memberikan kepada kita keyakinan teguh bahwa setiap umat yang percaya kepadaNya akan senantiasa mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesejahteraan dari Tuhan yang memerintah hidup kita.

Tuhan adalah Kudus
Tidak hanya tampil sebagai Raja, namun Yesus juga telah memperlihatkan kekudusan Tuhan semesta alam. Sebagaimana telah kita ketahui, ketika saat kematian Yesus tabir bait suci yang terbelah menjadi dua. Memperlihatkan pada kita bahwa kekudusan Tuhan itu tidak lagi sesuatu yang tersembunyi jauh dari manusia yang tidak dapat di dekati karena keberdosaan manusia. Namun Tuhan telah mengangkat dosa manusia itu ke kayu salib.

Maka kekudusan Tuhan itu telah di nyatakan pada manusia melalui Yesus Kristus (Yoh. 6:69), dan Tuhan tidak hanya memperlihatkan kekudusannya tetapi juga menguduskan setiap orang percaya kepadaNya melalui pengampunan dosa dari Dia.

Saat ini yang perlu kita renungkan dari nas ini, bahwa Tuhan telah menyatakan diriNya sebagai Raja yang Kudus di dalam kehidupan kita umat manusia. Yang menjadi pertanyaan perenungan bagi kita:
-         Sudah sejauh mana kita memuliakan kekudusan Tuhan dalam hidup kita?
Apakah kita telah menyatakan diri sebagai orang yang telah di kuduskan dan apakah kita telah membuat nama Tuhan kudus melalui kehidupan kita, atau justru nama Tuhan menjadi olok-olokan orang yang tidak percaya karena perilaku hidup kita.

-        Sudah sejauh mana kita menerima Tuhan sebagai Raja yang berdaulat dan memerintah kita sebagai umatNya?  
Apakah kita sudah taat kepada Firman, hukum, aturan dan perintah Tuhan sebagai Raja atas kehidupan kita, atau selama kita hidup tidak pernah mengakui dan taat bahwa Tuhan adalah Raja yang memerintah kehidupan kita.

Marilah kita memuji dan memuliakan Tuhan sebagai Raja yang menyelamatkan dan memelihara kehidupan kita juga yang menguduskan kita sehingga kita dilayakkan untuk hidup dekat dan bersama dengan Dia di dalam kemuliaanNya. Dengan iman yang teguh kita menjalani kehidupan ini bahwa kita memiliki Raja yang kuat perkasa memelihara kehidupan kita dan juga Tuhan yang kudus yang selalu mau dekat dengan kita.



Tuesday, March 13, 2018

Menjadi Penggerak Perubahan

Greg Smith adalah seorang pemuda yang bekerja di Goldman Sachs (GS), sebuah firma finansial terkemuka di Amerika. Ia sangat bangga dengan pekerjaan dan tempatnya bekerja. Baginya, budaya yang dipelihara di GS sangat mulia, di mana kepentingan klien dijunjung, kode etik dipelihara, kesejahteraan pegawai diperhatikan. Budaya itu menjadi pembeda dibandingkan firma-firma lainnya di negara itu sampai�� Suatu hari terjadilah krisis di dunia finansial global. Pada gelombang krisis pertama, GS adalah salah satu yang bertahan. Namun sesuatu berubah: banyak orang dipecat, yang bertahan harus terus membuktikan diri termasuk para bos. Saat itu semua orang menjadi tidak peduli dengan sesamanya, mereka tidak peduli dengan kliennya, yang penting bagaimana mendapatkan lebih banyak uang. Reputasi hancur, dan orang-orang idealis seperti dirinya terjepit.  Hal itu makin diperparah dengan munculnya gelombang krisis kedua yang membuat GS terpaksa menerima bantuan pemerintah dan digabung dengan firma lain.

Akhirnya Greg keluar dari GS, menulis suatu editorial yang sangat kontroversial dan membuka wawasan orang di luar dunia finansial. Isi dari editorial tersebut adalah buruknya sistem kerja di dunia finansial, bagaimana seharusnya dan ajakan yang tulus untuk memperbaiki sistem tersebut. Berdasarkan editorial itu, dunia finansial dipaksa oleh pemerintah dan publik untuk mengubah cara kerjanya. Orang-orang yang dahulu beranggapan situasi itu normal, menjadi bergerak untuk menuju pembaharuan.

Satu orang, satu kelompok, dapat menjadi penggerak perubahan. Demikianlah yang direncanakan Allah bagi bangsa Israel. Bangsa Israel selalu dibimbing, dilindungi, diberi kesuburan, agar bangsa-bangsa lain dapat melihat keselamatan yang terpancar. Dan ketika bangsa Israel gagal mencerminkan keselamatan dari Allah, gagal untuk taat kepada suara firman Allah, Yesus datang sebagai suara yang menegaskan keselamatan itu. Dan siapa yang mendengar dan percaya akan suara Yesus itu akan diselamatkan. Mari kita mendengar dan percaya kepada pesan-pesan Yesus dan menjadi pewarta keselamatan bagi orang lain.

------------------
Bacaan Liturgi Rabu, 14 Maret 2018
Hari Biasa Pekan Prapaskah IV
Yes 49: 8 - 15
Yoh 5: 17 - 30

Tuesday, March 6, 2018

Yesaya 54: 11-17 | Hidup yang Bersukacita



Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 54: 11-17
Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam. Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata. Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka; engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.

Tentunya kita menginginkan hidup dalam sukacita, namun ternyata keinginan itu bukan hanya datang dari diri kita saja, tetapi Tuhan juga menginginkan kita hidup dalam penuh dengan sukacita. Bahkan, keinginan Tuhan jauh lebih besar supaya kita bersukacita dalam hidup ini. Itulah sebabnya mengapa Tuhan menyatakan diriNya melalui Tuhan kita Yesus Kristus dan mati di kayu salib untuk keselamatan manusia. Sebagaimana dikatakan oleh Tuhan Yesus  �tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya� (Yoh. 15: 13).

Jika kita memperdalam nas kita ini, bahwa perjalanan bangsa Israel menjadi pelajaran berharga bagi kita saat ini. Bagaimana bangsa itu dituntun Tuhan menjadi umat yang di berkati, menjadi bangsa yang besar. Namun, kita melihat apa yang terjadi, mereka menjadi bangsa yang terbuang, bangsa yang menderita, bangsa yang terhina.

Mengapa mereka menjadi seperti itu? Inilah contoh umat yang mengsia-siakan kasih Tuhan, bangsa yang tidak lagi mengenal Tuhan. Mereka hanya mengenal Tuhan dari luar, namun dari dalam diri dan dari perbuatan mereka sama sekali menjadi bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Inilah yang dinamakan �kebiasaan yang tidak berbuah�.

Hal seperti ini penting untuk kita dalami, bisa saja karena kita sudah terbiasa dengan kegiatan keagamaan sehingga kita jatuh kepada rutinitas tanpa buah dalam sikap, perilaku dan pengharapan kepada Tuhan.

Apa yang telah terjadi pada umat Israel, yang walaupun mereka telah jatuh ke dalam dosa yang besar. Namun ternyata kasih Tuhan tetap kepada umatNya, maka Tuhan membuat perjanjian yang baru, yaitu umat yang di bangun dari kebenaran Tuhan. Dalam nas ini sudah sangat jelas bagaimana Tuhan membangun suatu kerajaan yang megah dengan batu-batu yang mahal dan orang yang mendiami kerajaan itu akan aman tanpa rasa takut.

Janji keselamatan itu pun telah di genapi di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Bahwa Dia adalah yang paling berharga dalam hidup kita, hanya di dalam Dia kita mendapatkan perlindungan, ketenangan dan kedamaian. Yesus Kristus adalah tempat kebahagiaan kita, tempat sukacita kita, tempat untuk memberkati dan penyelamat kita.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata �sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa� (Yoh. 15: 5), selanjutnya Tuhan Yesus juga berkata �supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh� (Yoh. 15: 11).

Bukan hanya keinginan Tuhan yang begitu besar supaya kita hidup dalam sukacita tetapi juga Tuhan memberikan jalan dan memanggil kita untuk masuk ke dalam sukacita yang berasal dari Tuhan. Maka, bagaimana kesungguhan kita untuk tetap menyatu dan bersama dengan Tuhan Yesus sepanjang hidup kita? Disinlah letak sukacita itu. 

Menjadi Suara Keselamatan

Greg Smith adalah seorang pemuda yang bekerja di Goldman Sachs (GS), sebuah firma finansial terkemuka di Amerika. Ia sangat bangga dengan pekerjaan dan tempatnya bekerja. Baginya, budaya yang dipelihara di GS sangat mulia, di mana kepentingan klien dijunjung, kode etik dipelihara, kesejahteraan pegawai diperhatikan. Budaya itu menjadi pembeda dibandingkan firma-firma lainnya di negara itu sampai�� Suatu hari terjadilah krisis di dunia finansial global. Pada gelombang krisis pertama, GS adalah salah satu yang bertahan. Namun sesuatu berubah: banyak orang dipecat, yang bertahan harus terus membuktikan diri termasuk para bos. Saat itu semua orang menjadi tidak peduli dengan sesamanya, mereka tidak peduli dengan kliennya, yang penting bagaimana mendapatkan lebih banyak uang. Reputasi hancur, dan orang-orang idealis seperti dirinya terjepit.  Hal itu makin diperparah dengan munculnya gelombang krisis kedua yang membuat GS terpaksa menerima bantuan pemerintah dan digabung dengan firma lain.

Akhirnya Greg keluar dari GS, menulis suatu editorial yang sangat kontroversial dan membuka wawasan orang di luar dunia finansial. Isi dari editorial tersebut adalah buruknya sistem kerja di dunia finansial, bagaimana seharusnya dan ajakan yang tulus untuk memperbaiki sistem tersebut. Berdasarkan editorial itu, dunia finansial dipaksa oleh pemerintah dan publik untuk mengubah cara kerjanya. Orang-orang yang dahulu beranggapan situasi itu normal, menjadi bergerak untuk menuju pembaharuan.

Satu orang, satu kelompok, dapat menjadi penggerak perubahan. Demikianlah yang direncanakan Allah bagi bangsa Israel. Bangsa Israel selalu dibimbing, dilindungi, diberi kesuburan, agar bangsa-bangsa lain dapat melihat keselamatan yang terpancar. Dan ketika bangsa Israel gagal mencerminkan keselamatan dari Allah, gagal untuk taat kepada suara firman Allah, Yesus datang sebagai suara yang menegaskan keselamatan itu. Dan siapa yang mendengar dan percaya akan suara Yesus itu akan diselamatkan. Mari kita mendengar dan percaya kepada pesan-pesan Yesus dan menjadi pewarta keselamatan bagi orang lain.

---------------------------
Bacaan Liturgi Rabu, 14 Maret 2018
Yes 49: 8 - 15
Yoh 5: 17 - 30

Tags