Latest News

Thursday, July 26, 2018

Galatia 5: 13-15 | Kemerdekaan Orang Kristen



Bacaan Firman Tuhan: Galatia 5: 13-15
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.


Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, kita telah menerima kemerdekaan yang sejati. Tidak lagi berada di bawah kuasa dosa (Yohanes 8:34-36) dan kita juga telah dimerdekakan dari kungkungan hukum Taurat (Kis. 15: 6-110). Untuk menerima kemerdekaan itu, Tuhan Yesus telah membayarnya dengan harga yang mahal, yaitu nyawaNya.

Paulus dalam suratnya mengingatkan bahwa kemerdekaan itu jangan disalahgunakan, menjadi kemerdekaan untuk saling membinasakan, tetapi biarlah kemerdekaan itu berbuah kasih yang murni yang berasal dari iman.

Mewujudnyatakan iman dalam konteks sehari-hari, iman itu tidak kaku namun benar-benar dinamis. Sebab bagi kita Roh Allah telah dicurahkan untuk bekerja dan berkarya dalam hidup kita (2 Kor. 3: 17). Penyataan sikap dan perbuatan kita bukan mengacu dan berpedoman pada aturan-aturan tertulis yang kaku, tetapi hubungan yang intim dengan Tuhan.

Sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan �Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa� (Yohanes 15: 5). Hubungan yang intim dan �tak terpisahkan seperti pohon dan rantingnya, inilah yang menggerakkan kita untuk menghasilkan buah.

Secara sederhana dapat kita contohkan, ada atau tidak ada tulisan larangan membuang sampah, kita pasti tidak akan membuang sampah sembarangan. Perilaku kita tidak membuang sampah sembarangan bukan karena aturan yang melarang tetapi karena kita tahu bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah perilaku yang baik. Itulah sikap dan perilaku orang yang merdeka.

Hubungan yang intim dengan Tuhan akan menggerakkan kita melakukan firmanNya dalam hidup kita. Hubungan kita dengan Tuhan bukanlah hubungan yang kaku, tetapi kita berjalan dan bekerja bersama dengan Tuhan. Hubungan yang intim dengan Tuhan akan membuahkan kasih yang tulus murni kepada Tuhan dan sesama.



Sunday, July 22, 2018

2 Raja-raja 2: 6-18 | Kesetiaan Elisa



Bacaan firman Tuhan: 2 Raja-raja 2: 6-18
Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu." Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan.


Sepuluh tahun lamanya Elisa mengikuti Elia dalam pelayananya sebagai nabi. Elisa yang senantiasa setia mengikuti Elia kemanapun pergi, bahkan hingga akhir langkah Elia yang terangkat ke sorga dengan kereta kuda berapi.

Hubungan Elia dan Elisa tidak lagi hanya sebatas guru dengan murid, namun jauh lebih dari situ, Elisa memperlihatkan kesetiaannya sudah seperti hubungan anak dan bapak. Hal ini terlihat dalam nas ini:
     1.      Melalui permintaan Elisa yang meminta dua bagian roh Elia. Sesuai dengan adat Yahudi, anak sulung berhak mendapat dua bagian warisan.
      2.      Ketika Elia di bawa oleh kereta kuda berapi, Elisa berteriak "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!"

Namun demikian, Elisa bukan hendak meminta harta, namun roh Elia sebagai seorang nabi dapat diterimanya. Permintaan Elisa untuk menerima dua bagian roh dari Elia tentu bukan hal yang mudah, sebagaimana dikatakan oleh Elia �Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." Sebab roh untuk bernubuat sebagai nabi bukanlah warisan yang dapat diturunkan, melainkan itu adalah pemberian Allah, dan Allah berhak memberikan karunia itu kepada siapa pun.

Dari nas ini dapatlah kita melihat, bahwa ternyata permintaan dari Elisa itu dikabulkan oleh Tuhan, dan Elisa menjadi penerus pelayanan Elia sebagai seorang nabi.

Jika kita melihat bagaimana kesetiaan dan kesungguhan Elisa mengikuti Elia, kita akan teringat akan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus Tentang hamba yang setia Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar� (Lukas 16:10a).

�Proses tidak akan menghianati hasil�demikianlah pepatah yang sering kita dengar. Kesetiaan dan kesungguhan Elisa mengikuti Elia tidaklah sia-sia. Elisa telah memperlihatkan dirinya sebagai murid yang setia dan kesungguhannya untuk mengikuti segala perbuatan Tuhan melalui nabi Elia akhirnya mendapatkan karunia Tuhan untuk pekerjaan yang lebih besar lagi sebagai pengganti Elia.

Melalui nas ini, firman Tuhan hendak mengingatkan komitmen dan kesetiaan kita sebagai pengikut Kristus. Seperti apa kesetiaan dan kesungguhan kita dalam mengikut Yesus. Apakah kita pengikut Yesus yang setia dalam pengajaranNya?

Ada orang Kristen yang merindukan mujizat, berkat dan pertolongan Tuhan, namun tidak mau untuk di tempah, di bentuk dan di proses oleh Tuhan. Meminta berkat tidak pernah lupa, namun melakukan firman Tuhan selalu lupa dan mungkin saja melupakannya.

Baiklah kita merenungkan kembali apa yang di tuliskan oleh rasul Paulus Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.� (1 Kor. 15: 58)

Jerih payah dan persekutuan kita dengan Tuhan tidak akan sia-sia. Kesetiaan kita untuk selalu mempercayakan diri pada Tuhan saatnya akan menghasilkan buah yang manis. Tuhan Yesus berfirman Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan� (Wahyu 2: 10)

Saturday, July 21, 2018

1 Raja-raja 21: 1-16 | Kebun anggur Nabot



Bacaan Firman Tuhan:  1 Raja-raja 21: 1-16
Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang." Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!" Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?" Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu." Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."

Kebun anggur Nabot � dalam kisah ini, kita menemukan karakter tokoh utama yang berbeda-beda:
Nabot : Seorang yang takut akan Allah, yang memegang teguh prinsip lebih daripada uang bahkan hidupnya. Dia tetap bepegang pada perintah Allah yang melarang menjual harta warisan orang tua (Imamat 25: 23-28; Bilangan 36:7)

Ahab  : Raja yang menikahi perempuan si penyembah berhala. Kita menemukan karakter yang ada padanya dalam kisah ini yaitu sifat kekanak-kanakan, yang tidak dapat mengendalikan nafsu serakahnya.

Izebel : yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang di inginkan.

Kebun anggur yang diminta untuk dibeli atau diganti oleh Ahab tidak diberikan oleh Nabot yang dimilikinya sebagai warisan turun-temurun membuat kesedihan bagi Ahab. Namun bagi Izebel istri Ahab melihat hal ini bukanlah sesuatu yang sulit bagi seorang raja yang berkuasa, dan dia melakukan konspirasi untuk membunuh Nabot dengan saksi-saksi palsu di pengadilan, sehingga kebun anggur Nabot bisa dimilikinya.

Hal positif yang bisa kita pelajari dari nas ini, adalah sikap Nabot yang setia memegang taurat Tuhan. Kesetiaannya tidak dapat digoyahkan oleh materi. Kesetiaannya pada perintah Tuhan bahkan sampai mengorbankan nyawanya.

Iman bukan untuk ditawar-tawar. Sekali percaya kepada Yesus maka selamaya akan tetap percaya kepada Yesus. Iman itu bukan masalah suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, tetapi iman adalah hidup mati kita.

Apakah kita akan menyangkal iman dengan tidak menghiraukan firman Tuhan dalam menghadapi kehidupan ini. Apakah keuntungan materi lebih berharga daripada melakukan firman Tuhan? Hal ini menjadi perjuangan kita dalam kehidupan sehari-hari, ketika godaan dunia ini dengan segala bujuk rayunya. Iman kita harus teguh dan tegas seperti Nabot, segala pemberian yang baik itu datangnya dari Tuhan bukan meniadakan firman Tuhan.

Hal negatif yang dapat kita waspadai adalah nafsu serakah Ahab. Bagaimana kita belajar untuk bersyukur atas apa yang ada pada kita. Ketika nafsu menguasai kita, maka nafsu itu akan menuntun kita jurang dosa yang lebih dalam lagi. Ketika nafsu keserakahan yang berbicara, maka sampai kapan pun tidak akan pernah ada kata cukup. Itulah sebabnya Tuhan Yesus ajarkan dalam doa bapa kami, �Berikanlah makanan kami yang secukupnya�. Orang yang tahu bersyukur adalah orang yang dapat menikmati kehidupan yang diberikan oleh Tuhan, sebabnafsu tidak akan pernah memberikan kita sukacita, selalu akan berkekurangan.

Kemudian kita juga belajar dari sikap negative Izebel. Menghalalkan segala cara dalam menyelesaikan masalah. Kita harus ingat, bahwa dalam kehidupan ini Tuhan tetap turut campur tangan memberikan yang terbaik bagi kita. Tidak semua yang kita inginkan itu berguna bagi kita, kalaupun kita menginginkan sesuatu, maka ada Tuhan yang dapat memberikan pertolongan dalam setiap pergumulan hidup kita. Biarlah kita belajar sebagaimana doa Tuhan Yesus �Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi� (Lukas 22:42).

Saturday, July 14, 2018

Kisah Para Rasul 18: 1-8 | Turut serta dalam pelayanan



Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 18: 1-8
Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis

Keberhasilan pelayanan rasul Paulus dalam memberitakan Injil Kristus tidak terlepas dari rekan-rekan sepelayanannya yang ada di setiap daerah. Paulus tidak bekerja sendiri, ada orang-orang di sekitarnya yang turut membantu keberhasilan pelayanannya. Kita dapat melihat bagaimana Tuhan senantiasa menyertai para RasulNya dalam memberitakan kabar sukacita.

Dalam nas ini, kita melihat bagaimana Paulus yang datang ke Korintus untuk melakukan pemberitaan Injil. Di Korintus pelayanan Paulus di sokong oleh orang-orang yang memberikan diri mereka untuk kemajuan pemberitaan Injil. Dalam nas ini kita dapat lihat ada orang-orang yang mendukung pelayanan Paulus. Diantaranya:

      -  Akwila dan Priskila yang merupakan pasangan suami dan istri yang juga satu profesi dengan Paulus sebagai pembuat kemah. Mereka memberikan tumpangan bagi Paulus dalam pelayanan di Korintus

      - Titius Yustus juga turut serta dalam keberhasilan pelayanan Paulus karena menerima Paulus di rumahnya. Rumahnya yang berdampingan dengan rumah ibadat tentu menjadi tempat yang strategis dalam pelayanan, karena ternyata dalam pelayanan Paulus di rumah ibadat kesaksian Paulus di tolak. Namun melalui rumah Titius Yustus ini pelayanan Paulus telah membuat banyak orang percaya dan di baptis termasuk Krispus kepala rumah ibadat di tempat orang-orang menolak kesaksian Paulus.

Pesan firman Tuhan yang sangat berharga untuk kita terima:
       1.      Selama kita berbuat sesuatu yang berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan selalu membuka jalan bagi kita. Tantangan pasti akan selalu ada, namun tantangan tidak akan pernah menyurutkan langkah kita, sebab Tuhan senantiasa ada bersama dengan orang yang mengasihiNya. Ada banyak cara, jalan yang akan Tuhan berikan untuk meluruskan jalan kita. Sebagaimana yang tertulis dalam Amsal 3: 6 �Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu�.

Walaupun Paulus menghadapi penolakan dari orang-orang yang berkumpul di rumah ibadat di Korintus itu, tidak membuatnya gentar dan pesimis, namun Tuhan senantiasa bersamanya untuk memberikan jalan bagi pemberitaannya.

     2.      Memberikan diri dengan sukacita untuk kemajuan pemberitaan Firman Tuhan. Kebaikan dari Akwila, Priskila dan Titius Yustus menjadi teladan yang berharga bagi kita orang Kristen saat ini. Bagaimana kita dengan penuh sukacita melibatkan diri dalam pelayanan Gereja. Ada banyak hal yang bisa kita perbuat, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk kemajuan pemberitaan firman Tuhan. Mulai dari memberikan diri menjadi pelayan di Gereja, mempersembahkan pikiran, kemauan, dana, tenaga dan juga menyediakan rumah kita menjadi tempat persekutuan. Kita memberikan diri kita dan apa yang ada pada kita dengan penuh sukacita tanpa terpaksa dan bersungut-sungut.


Tags