Latest News

Friday, February 9, 2018

Taati Hukum dengan Cina

Belakangan ini beredar kisah tentang seorang ibu di negeri China yang melahirkan 12 orang bayi. Pemerintah negara China memberi waktu pada orangtua ke-12 bayi itu 1 minggu untuk memilih 1 orang bayi saja untuk dibesarkan oleh mereka. Sisanya yang 11 akan diambil oleh negara. Di tempat lain di negeri China juga, bayi-bayi dikabarkan dijual di pasar gelap untuk dimutilasi. Bagian tubuh yang sehat bisa dijual sebagai donor organ, dan yang tidak bisa didonasikan akan dijadikan makanan. Benar tidaknya kabar-kabar itu sulit dipastikan. Yang pasti, kisah-kisah semacam itu membuat hati kita tersentak karena rasanya sulit menerima bahwa hal-hal itu masih ada di dunia saat ini.

Tak lama sebelum ini, seorang teman berkomentar: �jangan bangga dengan kemanusiawian kita, jangan meremehkan orang-orang yang bagi kita tidak mengindahkan Hak Asasi Manusia (HAM), karena dunia yang kita kenal saat ini masih muda. Hanya beberapa abad yang lalu, kita masih barbar.�

Ketika kita merenungkan hal-hal di atsa, kita diajak juga untuk merenungkan situasi bangsa Israel ketika menerima hukum Taurat. Dengan hukum itu, bangsa Israel menjadi bangsa yang lebih manusiawi dibandingkan bangsa-bangsa lain jaman itu (lihat Ul 4:8). Dahulu ketika persembahan bayi lazim dilakukan, Tuhan mengharamkannya bagi Israel. Waktu orang asing biasa dibunuh dan disiksa, Tuhan bersabda untuk melindungi mereka. Pada zaman itu, menaati hukum Taurat sama sulitnya dengan membawa konsep HAM ke negeri China.

Yesus datang di jaman di mana semua bangsa di luar bangsa Israel sudah menerapkan sebagian hukum Taurat. Apa yang dianggap wajar di zaman Perjanjian Lama, tidak lagi dipraktekkan. Namun situasi tidak manusiawi tetap terjadi dengan bentuk yang berbeda: pemaksaan aturan, ketidakpedulian terhadap orang lain, obsesi untuk menyucikan diri sendiri walaupun dengan mematikan orang lain. Pada situasi inilah Yesus datang, tidak untuk menghapus hukum Taurat, tapi untuk menggenapinya:

�Lakukanlah hal-hal baik ini [Hukum Taurat]...... berdasarkan cinta kasih [Hukum Cinta Yesus].�

Maka mari kita taat pada hukum dan melaksanakannya dengan penuh cinta.

----------------
Bacaan Liturgi Rabu, 7 Maret 2018
PW St. Perpetua dan Felisitas
Ul 4:1.5-9

Mat 5:17 - 19

No comments:

Post a Comment

Tags