
Berbahagialah kita orang Kristiani karena Tuhan Yesus telah menyatakan secara jelas bahwa yang menajiskan kita bukanlah sesuatu yang dari luar. Bukan karena persentuhan kita secara badani dengan orang yang berbeda dengan kita. Bukan karena makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum. Namun konsekuensi dari perkataan ini sebenarnya sangat berat karena Tuhan meneruskan: yang menajiskan adalah pikiran jahat, walaupun pikiran itu belum berbuah dalam tindakan; kesombongan, walaupun kita tidak pernah mengatakan sesuatu yang merendahkan. Lebih sulit untuk menjaga sesuatu yang muncul dari dalam hati ketimbang menghindari sesuatu yang dapat kita lihat dan rasakan.
Dan ketika kita telah dipenuhi oleh pikiran jahat, mampukah kita menjadi seperti Salomo, penuh hikmat dan kebenaran sehingga Ratu Syeba bertekuk lutut dan mengakui Allah? Bila Salomo menghindari orang yang berbeda keyakinan, maka sampai saat ini pun Ratu Syeba yang datang dari daerah di luar Israel takkan berkata: �Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadaku sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel!� Maka marilah kita selalu menguduskan hati dan pikiran kita melalui refleksi dan pengakuan dosa terus menerus, agar yang keluar dari kita adalah hikmat dan kebenaran dari Tuhan sendiri.
---------------------
Bacaan Liturgi 07 Februari 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa V
Bacaan Pertama: 1Raj 10:1-10
Bacaan Injil: Mrk 7:14-23
No comments:
Post a Comment