Latest News

Friday, November 17, 2017

Kebahagiaan Seorang Budak yang Merdeka

Kata budak sering kali kita temui di Alkitab. Rasul Paulus menyatakan dengan gembira bahwa, �Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: Ya Abba, Ya Bapa.� (Roma 8:15)

Sistem perbudakan yang dikenal jaman dahulu mungkin sulit kita temukan lagi kini, walaupun masih ada jejak-jejaknya bila kita teliti mengamati kehidupan k. ita sekarang ini. Untuk mengilustrasikan betapa susahnya menjadi seorang budak, Alwi Shihab dalam buku Batavia Kota Hantu, menggambarkan dengan jelas kejadian yang sungguh terjadi di kota Jakarta ini. Walaupun namanya berganti dari budak menjadi kuli kontrak, kita akan dapat membayangkan sulitnya kehidupan mereka.  

�Pada tahun 1814, atau menjelang perbudakan hendak dihapuskan, di Batavia masih terdapat 14.239 budak...Pada tahun 1880, pemerintah mengeluarkan Koelie Ordonantie. Maka dimulailah era Kuli Kontrak. Di samping masalah upah, para kuli kontrak, mereka dipekerjakan di tempat-tempat yang mudah terserang malaria, tidak pernah dirawat di rumah sakit. Adanya sanksi yang berisi hukuman bagi kuli kontrak makin menambah terpuruknya hidup mereka. Para pengusaha dapat bertindak sewenang-wenang kepada [kuli kontrak] yang mencoba melawan atau kabur. Gaji mereka dipotong dan uang yang mereka kumpulkan dengan susah payah di rantau habis untuk ongkos pulang. Ada yang sudah bekerja selama 7 tahun dan tiap bulan gajinya dipotong 2,50 Gulden. Ketika hendak pulang, justru dia harus mengeluarkan uang 90 Gulden untuk ongkos kapal.�

Dengan membayangkan hal ini, kita makin dapat merasakan betapa sukacitanya kita yang telah dibebaskan dari perbudakan, yang tak perlu lagi merasa takut pada tuan kita yaitu Tuhan, bahkan boleh memanggilnya Bapa. Semoga kita makin mencintai rahmat pembaptisan kita dan mewujudkan syukur kita di dalam pelayanan kita.

No comments:

Post a Comment

Tags