Allah sebagai Allah yang menghukum, amat kuat dalam Perjanjian Lama. Penyimpangan akan kehendak Allah membawa konsekwensi pada hukuman. Mata Allah memandang segala tindakan Abraham, artinya: Allah masa Abraham melihat, dan akan segera bertindak atas suatu kesalahan. Sehingga sosok Allah menjadi sosok yang menakutkan. Seperti murid yangdiawasi guru, begitu salah berbuat segera menerima hukuman.
Berbeda dengan Lukas 12: 1-7 Yesus memberi penggambaran tentang Allah yang sedikit berbeda, walaupun kedua-duanya menuntut hal yang sama, yaitu ketaatan. Walau penggambaran tentang Allah sedikit berbeda dengan masa Abraham. Yesus memberikan gambaran tentang Allah sebagai pribadi yang penuh kasih, penyabar, pengampun, penyayang dan sebagainya. Tetapi Allah gambaran Yesus ini punya tuntutan yang sama tadi, yaitu kita diminta untuk taat, dan itu menjadi pengajaran Yesus ygyang mengingatkan murid-muridNya, dan juga kita, supaya jangan terlena oleh kebaikanNya dan melupakan harapan Allah terhadap manusia yaitu;
- kita tetap dituntut sebagai pelaku firman yang tekun (firman tanpa perbuatan adalah mati)
- Hidup kita menjadi cerminan dan gambaran Allah yang pengasih dan penyayang dalam segala aspek kehidupan.
- kita dituntut untuk mampu menyangkal diri dan pikul salib kehidupan.
Semua harapan itu memang sulit. Namun Yesus memberikan harapan baru agar kita tetap semangat bertekun dalam iman yaitu dengan mengatakan kalau burung saja yang dijual murah di dunia tetap dipelihara semuanya, apalagi manusia yang bahkan rambut kita saja dihitungnya. Kita berharga di mata Allah sehingga perhatian Allah hendaknya menimbulkan kasih akan Tuhan juga, bukan ketakutan seperti masa Abraham.
Kasih akan Tuhan menimbulkan ketaatan iman.
(c) Katrin
----------------
Jumat 20 Okt 2017.
Rm 4: 1-8
Luk 12: 1-7
No comments:
Post a Comment