Latest News

Tuesday, October 24, 2017

Mendirikan Tembok Penjaga terhadap Dosa

Bali adalah pulau yang masih sarat dengan kepercayaan mistis. Walaupun penduduk Bali mayoritas beragama Hindu, namun ada banyak yang dapat dipelajari dari mereka. Terutama tentang bagaimana mereka meyakini para dewa dan bagaimana mereka membuat struktur kehidupan yang sangat dekat dengan para dewa yang mereka sembah. Tiap hari tak terkecuali, mereka memberi sesajen berupa bunga kepada patung-patung dewa dengan pakaian yang pantas (harus menggunakan kain Bali). Tiap tahunnya ada begitu banyak hari raya yang dimaksudkan untuk menguduskan bumi dan segala isinya.



Dan yang paling menakjubkan adalah bagaimana mereka mendekatkan hubungan itu di dalam rumah mereka. Arsitektur Bali berfokus pada 5 aspek, yaitu:
  • Sistem ventilasi yang baik. Pada rumah Bali, jendela besar selalu digunakan untuk sirkulasi udara dan sering dibuat pula ruang di antara atap dan dinding bangunan untuk menyatukan manusia dan alam.
  • Fondasi yang kokoh. Berdasarkan pada filosofi Tri Loka, tubuh manusia mirip dengan rumah, maka dibuatlah fondasi dengan dasar yang kuat, seperti kaki bagi manusia, fondasi yang kuat pada sebuah rumah akan memberikan kekuatan.
  • Sebuah halaman besar. Berdasarkan konsep yang selaras dengan alam, rumah khas Bali harus memiliki halaman yang luas untuk berkomunikasi dengan alam sekitarnya.
  • Tembok penjaga. Tembok tinggi yang melindungi rumah dari pandangan orang luar, memberikan privasi dan perlindungan dari orang lain, serta untuk menangkal ilmu hitam dan roh-roh jahat agar tidak masuk ke dalam rumah.
  • Pura untuk sembahyang.Di setiap rumah ada sebuah pura, untuk bersembahyang kepada para dewa.

Bagaimana kita umat Kristiani mencontoh kesatuan umat Hindu dan dewanya? Bagaimana kita dapat menyatukan diri kita, keluarga kita dan Tuhan yang kita sembah di manapun kita berada, dan terutama di dalam rumah kita? Bila kita melihat Tuhan di manapun kita berada, maka kita takkan menjadi hamba-hamba yang jahat sehingga tuannya membunuhnya (Luk 12:39-48). Sebaliknya kita akan terus berjaga-jaga seperti tembok penjaga di rumah Bali, sehingga tidak menjadi hamba dosa lagi (Rom 6:12-18).

No comments:

Post a Comment

Tags