Latest News

Tuesday, July 11, 2017

Tersesat... Lapar...Takut

Kondisi lapar di tempat yang tidak kita kenal adalah hal yang paling menakutkan. Pada saat perjalanan ke Derawan, kami harus naik perahu motor dari Tarakan selama sekitar 2-3 jam. Menjelang gelap, perahu kami tersangkut karang dangkal sehingga kami tidak dapat mendekati pulau yang kami tuju. Perahu itu tidak punya lampu dan ada kebocoran di tangki solarnya. Lebih celaka lagi adalah si tukang perahu tidak kenal baik tempat itu. Ia hanya nelayan yang disewa perahunya untuk mengangkut kita, para travelers. Saat itu kami semua kelaparan, kehausan, ingin buang air tapi sulit, ketakutan, dan menyesal bahwa kita semua memilih perjalanan ini. Kami sungguh mengharapkan tempat tujuan kami segera terlihat. Kami sungguh membayangkan rumah kami yang nyaman dan aman.

Di tengah-tengah kondisi kuatir bahwa malam akan datang dan kita terombang ambing di tengah laut tanpa lampu dan kesempatan untuk diselamatkan, maka kami pun berdoa agar para malaikat menyelamatkan kami. Tak lama sebuah speedboat datang mendekat dan menunjukkan jalannya pada kami. Tapi karena tukang perahu kami tidak bisa menyusul speedboat yang kecepatannya tinggi itu, maka kami kembali tersesat. Untunglah Tuhan mendengarkan doa kami dan speedboat yang sama berputar dan memperlambat jalannya agar kami dapat mengikutinya sampai tujuan dengan selamat. Sesampainya kami di tujuan, rasa lega luar biasa kami lepaskan lewat doa syukur dan tawa bahagia.

Di jaman Yusuf, saudara-saudara Yusuf merasa kuatir bahwa mereka akan kelaparan sampai mati bersama keluarga mereka, termasuk ayah mereka, Yakub dan adik mereka, Benyamin. Di satu sisi mereka pun menyadari bahwa kondisi itu adalah kesalahan mereka sendiri yang telah menumpahkan darah Yusuf. Mereka memberanikan diri masuk tanah yang asing bagi mereka untuk memohon makanan, tapi penguasa tanah tersebut malah menghukum mereka. Bagaimana kira-kira perasaan mereka? Tentu bingung, takut, sedih.


Setiap manusia tentu mengalami saat dimana mereka merasa tersesat. Seringkali di dalam jalan yang salah itu mereka pun merasa lapar. Baik lapar jasmani maupun lapar rohani. Tapi rasa yang muncul adalah sama, keinginan untuk segera menemukan tempat yang dikenal, yang nyaman, yang dituju. Memahami perasaan tidak nyaman itulah Tuhan Yesus mengutus murid-muridNya untuk mewartakan bahwa Kerajaan Allah, tempat yang nyaman itu, tujuan hidup semua orang, sudah dekat.

-----------------
Bacaan Liturgi 12 Juli 2017
Rabu Pekan Biasa XIV
Bacaan Pertama: Kej 41:55-57;42:5-7a.17-24a

Bacaan Injil: Mat  10:1-7

No comments:

Post a Comment

Tags