Latest News

Tuesday, July 18, 2017

Menjadi Bawahan yang Setia

Banyak orang senang menjadi pimpinan, atasan, komandan. Kenapa? Karena mereka bebas untuk memerintah orang untuk melakukan suatu pekerjaan. Kalau pekerjaan itu dipuji orang, maka merekalah yang menerima pujian. Tapi celakanya, kalau pekerjaan itu dikritik orang, maka banyak yang akan berkelit dengan mengatakan, �itu bawahanku pada tidak beres kerjaannya.� Jarang yang mengakui bahwa hasil kerjaan buruk adalah hasil dari cara memimpin yang buruk.

Bila hal itu disadari, maka tentu banyak orang yang lebih nyaman menjadi bawahan. Walaupun disuruh-suruh, tapi kemuliaan dan hinaan bukan miliknya, melainkan milik atasannya. Musa dan Yesus sungguh memahami hal ini. Musa, ketika disuruh untuk membebaskan bangsa Israel, menunggu tanda dari Tuhan yang menyuruhnya. Sementara Yesus pun memberikan pengakuan bahwa yang menyerahkan segalanya adalah BapaNya yang di surga. Musa dan Yesus ingin memberikan kemuliaan kepada Tuhan karena tahu Tuhan adalah atasan yang terbaik. Hanya bersamaNya, kita dapat turut dipermuliakan.

Biasanya atasan yang buruk adalah seorang bawahan yang buruk. Seorang bawahan yang buruk adalah mereka yang berusaha untuk melakukan apa yang diinginkannya. Padahal seorang bawahan perlu menyadari bahwa seorang atasan melihat lebih luas daripada yang dipahaminya. Bawahan perlu menyadari bahwa rencana seorang atasan melampaui apa yang direncanakannya sendiri. Dengan melaksanakan pekerjaannya yang disuruhkan kepada yang setia, maka lama kelamaan seorang bawahan akan memahami rencana atasannya. Pada titik itu, seorang bawahan dan atasan akan bekerja secara harmonis dan dengan damai saling membantu. Sebaliknya bawahan yang buruk takkan pernah memahami apa yang diinginkan oleh atasannya, dan pada akhirnya akan terjadi konflik antara keduanya.


Yesus juga menekankan bahwa kepada mereka yang kecil itulah semua hal dinyatakan. Artinya kita perlu menyiapkan mental untuk menjadi bawahan yang setia, bersedia melakukan hal-hal yang disuruh kepada kita, agar kita ada akhirnya akan memahami apa ang diinginkan sesungguhnya oleh pimpinan kita, yaitu Tuhan sendiri. Mari kita menjadi bawahan yang setia melakukan apa yang disuruhkan kepada kita. Jangan mengeluh, tak perlu berharap dipuji, kita percaya bahwa atasan kita, Tuhan, adalah atasan terbaik yang tahu semua yang telah kita upayakan dan memberikan apa yang kita butuhkan.

---------------
Bacaan Liturgi 19 Juli 2017
Rabu Pekan Biasa XV
Bacaan Pertama: Kel 3:1-6.9-12

Bacaan Injil: Mat  11:25-27

No comments:

Post a Comment

Tags