Latest News

Thursday, June 29, 2017

Doa yang Pasrah

Orang kusta datang pada Yesus dengan sangat yakin bahwa Yesus dapat menyembuhkannya. Ia memohon belas kasihan dari Yesus. Walaupun ia sangat ingin disembuhkan namun ia tidak menuntut pada Yesus. Ia datang pada Yesus dengan keyakinan bila Yesus mau menyembuhkan, maka ia akan sembuh. Tapi kalau Yesus tidak mau, maka ia tidak akan sembuh. Semua berdasarkan keinginan Tuhan, kedaulatan Tuhan.

Hal yang berbeda sering kita lakukan tanpa sadar. Kita banyak memohon pada Tuhan: mohon kesembuhan, mohon jalan keluar dari masalah, mohon Tuhan menjawab impian-impian kita. Doa sering kali kita lakukan untuk memuaskan keinginan-keinginan kita semata, bukan keinginan Tuhan.

Tuhan Yesus melarang si kusta bersaksi atas kesembuhannya supaya orang tidak berbondong-bondong datang pada Yesus untuk kesembuhan sakit jasmani semata. Yesus lebih ingin menyembuhkan sakit rohani. Rohani yang sehat jauh lebih penting untuk dapat lahir baru. Kesembuhan rohani kita adalah ketika keluhan, kemarahan karena sakit dan tuntutan kita diubah menjadi doa pujian yang tulus pada Allah. Doa yang tulus mengajarkan kita untuk datang kepada Tuhan dengan belas kasih, memasrahkan diri pada kehendak Tuhan semata, sama seperti Abraham dan Sarah pada bacaan pertama. Ketika mereka taat pada Allah, segala hal yang tak mungkin didapatkan: Sarah yang berumur 90 tahun beroleh keturunan.


Iman dibangun atas dasar Firman Allah, taat melakukan segala kehendakNya dan menerima semua kehendakNya. Iman yang kuat bukan sekedar kesaksian karena kehendak pribadi terpenuhi. 

-------------
Jumat, 30 Juni
Kej 17:1, 9-10, 15-22
Mat 8:1-4

No comments:

Post a Comment

Tags