Latest News

Thursday, February 16, 2017

Jangan Dirikan Menara Babel di Hatimu

Selesai peristiwa air bah yang memusnahkan semua manusia berdosa terkecuali keluarga Nuh, membuat mereka hanya memiliki 1 bahasa dan 1 logat. Di akhir peristiwa air bah, Allah berjanji ada Nuh bahwa Ia takkan menghukum dunia lagi dengan air bah. Jadi keturunan Nuh adalah manusia yang selamat dan bebas dari pemusnahan.

Bisa jadi dalam pikiran mereka saat itu adalah kekuatiran karena Allah yang dahsyat bisa sewaktu-waktu memporakporandakan mereka bila mereka berbuat suatu kesalahan saja. Jadi mereka berhimpun mumpung sedang solid, karena kekuatiran bahwa Allah mungkin ingkar janji. Atau bisa jadi yang terpikir adalah kekuatiran kedua yang sebaliknya. Mereka merasa sebagai yang diselamatkan, sehingga mereka masuk golongan manusia super, golongan tak berdosa, golongan ayng aman dan tidak perlu Allah lagi.

Kedua alasan tersebut membuat 1 pemikiran yang sama: mereka tidak mau melibatkan Allah, bertanya pada Allah, berkomunikasi dengan Allah, dan berusaha keluar dari rencana Allah. Kasih yang semula mengalir karena hidup Nuh yang benar dirusak oleh keturunannya yang membangun Menara Babel sampai ke langit.

Bukan pembangunan kota dan menara yang ditentang Allah tapi tujuan kesombongan manusia untuk melawan Allah. Ketidaktaatan dan perasaan tidak perlu Allah, itulah yang ditentang Allah. Allah menyukai persatuan umat manusia, tapi Ia membenci persatuan yang dibuat untuk melakukan perbuatan berdosa.

Kita sering terjebak dalam mayoritas dan minoritas, baik dalam kelompok atau dalam pengambilan keputusan dalam organisasi, hanya untuk kepentingan dan kesenangan pribadi/ kelompok. Hati-hatilah jangan sampai kita masuk dalam jebakan kesombongan pribadi atau kelompok sehingga melupakan suara Tuhan yang berbicara lewat hati nurani kita. Mintalah selalu bimbingan Tuhan seperti teladan Nuh. Dalam masa kini, semua orang berusaha untuk disenangi orang dan diterima kelompok yang diingininya. Prinsip hidup yang baik dan benar dilawan hanya untuk mendapatkan pengakuan, hanya untuk diterima sebuah kelompok.

Apakah kita atau kelompok yang kita masuki itu membimbing ke arah yang baik, yang membuat kita semakin serupa dengan Yesus? Jika tidak, segera angkat kaki karena sebenarnya kita sedang mendirikan Menara Babel dalam hidup dan pelayanan kita. Adakah hal tersebut terjadi dalam hidup dan pelayanan kita?

---------------------
Jumat, 17 Februari 2017
Hari Biasa
Bacaan 1: Kej 11:1-9
Mrk: 8:34 � 9:1


No comments:

Post a Comment

Tags