Latest News

Tuesday, January 10, 2017

Tuhan yang Mau Berbelarasa

Konon ada seorang gadis bersedih karena ditinggalkan oleh pemuda yang dicintainya. Selama bertahun-tahun ia mencari pemuda itu yang kabarnya sedang belajar untuk menjadi pemain pedang besar. Pemuda itu pun mencintainya, namun tekadnya bulat untuk mengutamakan cita-citanya untuk menjadi yang terbaik. Suatu ketika seorang pendeta bijaksana datang padanya dan menasihatinya agar melupakan saja pemuda itu. Si gadis berpikir: �tak ada bedanya ini (nasihat tersebut) dengan udara kosong, karena si pendeta tidak pernah jatuh cinta. Tak mungkin bagi orangyang tidak pernah jatuh cinta memahami apa yang dirasakannya.� � Musashi karya Eiji Yoshikawa.

 lagitampakn hilang dan kita tanfat asli yang tak akan hilang, benih Ilahi pun takkan hilang dan kita tana lalu anak-anak, yang
Sering kali orang yang sedang berada di lembah kesengsaraan dan dukacita tidak mau menerima nasihat dari orang yang tidak pernah mengalaminya. Bahkan bagi mereka adalah satu penghinaan bila orang yang tak pernah mengalaminya berusaha memahami apa yang sedang dirasakannya. Untuk itulah Yesus datang sebagai manusia. Ia ingin mengalami kesakitan agar orang percaya ketika ia menyembuhkan. Ia berhasil mengalahkan kesempatan untuk sombong ketika semua orang mencarinya, agar murid-muridNya belajar rendah hati. Ia mementingkan mewartakan Injil di atas segala hal kepada semua orang, supaya kita pun mengikuti teladan itu.


Yesus tahu bahkan sebelum Ia dilahirkan, bahwa Ia akan sengsara. Tapi karena Ia mengasihani kita semua yang tidak punya teladan dan ketakutan seperti domba tak punya gembala, maka Ia mau turun ke dunia, agar kita semua percaya padaNya dan mengikutiNya.  

-----------------------------
Rabu, 11 Januari 2017
Hari Biasa  (H)
Bacaan 1: Ibr 2:14-18
MT: Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9
Bacaan Injil: Mrk 1:29-39

Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai. (Ibr 2:14-18)

Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib! Bermegahlah di dalam namaNya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu! hai anak cucu Abraham, hambaNya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihanNya! Dialah TUHAN, Allah kita, di seluruh bumi berlaku penghukumanNya. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjianNya, firman yang diperintahkanNya kepada seribu angkatan, yang diikatNya dengan Abraham, dan akan sumpahNya kepada Ishak;  (Mzm 105:1-4,6-9)

Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." JawabNya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.  (Mrk 1:29-39)

No comments:

Post a Comment

Tags