Latest News

Wednesday, January 11, 2017

Perjanjian yang Lebih Sempurna

Pertama kali saya membaca bacaan di surat kepada orang Ibrani ini, saya bingung. Paulus menyatakan bahwa Allah membuat perjanjian baru dimana perjanjian yang sebelumnya akan usang. Padahal perjanjian pertama itu pun dibuat oleh Allah dengan tanda darah (lihat di Kitab Kejadian) dan harusnya berlangsung untuk selama-lamanya. Lalu mengapa perlu ada perjanjian kedua yang lebih sempurna? Sebagai orang ekonomi, saya ingin menganalogikan hal ini dengan perjanjian utang piutang yang kini banyak berkembang di dunia ekonomi.



Perusahaan A membutuhkan uang dan ia meminjam kepada Investor B. Dalam perjalanannya, Perusahaan A kesulitan membayar utang dan bunganya karena bisnisnya tidak berjalan dengan baik. Dalam situasi ini, Investor B sebenarnya boleh menuntut Investor A secara hukum, dan dapat membangkrutkan Investor A. Tapi Investor B melihat penundaan pembayaran ini bukan dikarenakan kurangnya itikad baik Perusahaan A, melainkan karena ketidakmampuannya. Oleh karena itu Investor B memilih untuk membantu Investor A. Caranya adalah dengan memperbarui perjanjian, dimana Investor B memasukkan orangnya yang kompeten ke dalam Perusahaan A untuk membantu bisnisnya. Pada akhirnya Investor B menyelamatkan investasinya sekaligus menghindarkan pemilik dan karyawan Perusahaan A dari kebangkrutan.

Hal ini pun dilakukan oleh Allah. Ia melihat ketidaksetiaan bangsa Israel dan Ia tidak menghukum mereka dengan adil, yang berarti maut bagi mereka. Allah memasukkan Yesus ke dalam dunia dan hukumNya ke dalam hati kita agar kita menjadi �kompeten� untuk setia kepada Allah. Hal ini ditegaskan lagi dalam Bacaan Injil ketika Yesus memanggil mereka yang dikehendakiNya, dan keduabelas itu datang kepadaNya. Demikianlah kita juga, yang telah memiliki hukum Allah dalam hati kita, akan datang ketika Ia memanggil kita.



----------------
Jumat, 20 Januari 2017
Bacaan 1: Ibr 8:6-13
MT: Mzm 85:8,10-11, 13-4
Bacaan Injil: Mrk 3:13-19

Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjianKu, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan. "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukumKu dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya. (Ibr 8:6-13)

Perlihatkanlah kepada kami kasih setiaMu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari padaMu! Sesungguhnya keselamatan dari padaNya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapanNya, dan akan membuat jejak kakiNya menjadi jalan. (Mzm 85:8,10-11,13-14)

Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendakiNya dan merekapun datang kepadaNya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkanNya itu ialah: Simon, yang diberiNya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberiNya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.  (Mrk 3:13-19)

No comments:

Post a Comment

Tags