Latest News

Sunday, January 8, 2017

Apa Sifat Aslimu?

Melihat banyak anak-anak yang lucu-lucu kadang kita dapat tertegun karena beberapa anak menunjukkan sifat-sifat tertentu yang sangat dominan. Ada yang selalu ketakutan bila bertemu dengan orang tak dikenal; ada yang sangat pemberontak dan tidak dapat dihukum agar jera; ada yang menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan. Inilah sifat-sifat asli dari anak-anak.


Di dalam perjalanannya menjadi dewasa, sifat-sifat ini bisa tampak makin kuat atau makin lemah tergantung bagaimana kondisi di sekelilingnya. Namun walaupun dilemahkan, sifat-sifat asli itu takkan pernah hilang.  Tidak heran bila kita melihat seorang dewasa yang menjadi pemimpin yang kuat lalu gurunya berkomentar: �dari kecil saja dia sudah memimpin teman-temannya dalam setiap permainan.� Atau sebaliknya seorang pembalap dikomentari bekas temannya: �gak heran, dari kecil aja dia sudah enggak kenal takut.� Orangtua dan guru sering bisa mengidentifikasi sifat-sifat dominan ini dan bisa membayangkan masa depan anak tersebut.

Karena itu jangan heran ketika Yohanes Pembaptis segera dapat melihat sifat-sifat tertentu di dalam diri Yesus, dan menunjukNya sebagai �Anak Domba Allah�. Juga Yesus, sebagai Guru paling bijaksana, segera dapat melihat sifat-sifat batu karang pada diri Simon dan menamakannya Kefas, yang artinya Batu Karang.

Penulis Surat Yohanes juga menunjuk bahwa ada sifat-sifat yang tampak ketika kita dilahirkan jadi anak-anak Allah. Tandanya adalah selalu berbuat kebenaran dan mengasihi saudaranya. Dan sama seperti anak-anak yang dipengaruhi oleh lingkungannya dan dapat menyamarkan sifat aslinya, kita pun dapat dikelilingi oleh dosa. Namun sama pula seperti sifat asli yang tak akan hilang, benih Ilahi pun takkan hilang dan kita tak mau berbuat dosa lagi.

----------------------------
Rabu, 4 Januari 2017
Hari Biasa Masa Natal (P), Pw S. Elisabet Ana Bayley Seton
Bacaan 1: 1 Yoh 3:7-10
MT: Mzm 98:1,7-8,9

Bacaan Injil: Yoh 1:35-42

Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.  (1Yoh 3:7-10)

Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepadaNya oleh tangan kananNya, oleh lenganNya yang kudus. Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran. (Mzm 98:1,7-9)

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepadaNya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."  (Yoh 1:35-42)

No comments:

Post a Comment

Tags