Latest News

Tuesday, June 28, 2016

Galatia 6: 7-16 | Hukum Tabur - Tuai



Bacaan Firman Tuhan: Galatia 6: 7-16
�Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai�
�Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan�, ini adalah peringatan untuk kita perhatikan. Tidak ada celah untuk kita bisa mengelabui Tuhan dari setiap apa yang kita perbuat dalam hidup kita. Jika pada manusia kita masih bisa untuk menggunakan �trik dan intrik� namun dihadapan Tuhan semuanya jelas dalam pengetahuanNya. Keselamatan dari Tuhan itu tidak akan begitu saja kita terima hanya dengan mengaku percaya ataupun kesibukan kita pada kegiatan-kegiatan gereja, namun ada hal yang lebih mendalam dari itu semuanya yaitu sikap hidup kristiani sebagai wujud dari iman kita pada Tuhan.   

Kita tidak bisa lepas dari yang namanya hukum tabur tuai, apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai. Jika kita menabur mengikuti kedagingan maka kita akan menuai kebinasaan, jika kita menabur sesuai dengan keinginan Roh maka kita akan menuai sesuai dengan rencana Tuhan.

Dorongan yang disampaikan dalam surat Paulus ini untuk tidak jemu-jemu berbuat baik bukanlah atas dorongan daging tetapi atas dorongan Roh Tuhan, sebab jika perbuatan baik dilakukan atas dorongan daging maka pada akhirnya kita akan terbawa dalam sikap bermegah atas diri sendiri yang pada akhirnya perbuatan baik itu adalah atas dorongan keinginan daging.

Manusia ciptaan yang baru yang ditekankan dalam surat ini bukanlah penampakan manusia yang formalitas, tetapi manusia yang beraksi dan bersaksi oleh kuasa Roh, yaitu dengan tidak jemu-jemu berbuat baik kepada semua orang. Ini adalah sikap yang didorong oleh penerimaan Roh yang bekerja dalam manusia ciptaan baru.

Nas ini bukanlah hendak mengarahkan kita tentang pembenaran atas perbuatan baik atau menggiring kita tentang penerimaan pahala. Namun sebaliknya, iman yang telah tertabur dalam hidup kita selayaknya akan menghasilkan buah yaitu perbuatan baik. 

Standard moral, sikap dan perilaku manusia baru bukanlah apa yang baik secara manusiawi, tetapi apa yang baik sesuai dengan Firman Tuhan. Untuk mencapai sesuatu yang berharga harus ada pengorbanan, bukan dengan dengan prinsip �judi� yang berbuat sedikit dengan mengharapkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Maka kita harus siap untuk mengorbankan keinginan daging kita dan mengutamakan tuntunan Roh Tuhan dalam setiap sikap dan perbuatan kita.

Namun nas ini memastikan bahwa perbuatan baik itu yang di dorong oleh Roh Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Akan ada tuaian yang melimpah diperoleh dari orang menabur kebaikan. Sebab Tuhan akan memberikan kepada kita yang layak untuk kita terima sesuai dengan apa yang kita tabur.  

Buah akan selalu lebih banyak dari benih yang tabur, maka berhati-hatilah dan perhatikanlah dengan teliti akan apa yang kita tabur. Jhon W. Lawrence dalam bukunya �7 Hukum Penuaian� mengatakan: Anda tidak akan pernah rugi berjalan dalam persekutuan dengan Tuhan, dan Anda pun tidak akan pernah untung jika berjalan di luar persekutuan denganNya.

Monday, June 27, 2016

Yesaya 66: 10-14 | Kasih Tuhan seperti kasih Ibu



Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 66: 10-14
�Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu�
Bagi kita yang dapat memahami bagaimana kasih dan perjuangan seorang ibu sejak dari kandungan hingga saat ini. Demikianlah saat ini kita dapat melihat bagaimana Allah menyatakan diriNya seperti seorang ibu terhadap anaknya. Sebagaimana kita berasal dari Dia, maka Dia menyatakan kasihNya yang dalam atas diri kita. Memberikan kita minum, dibelai dipangkuanNya, dihibur.

Seperti kedamaian seorang anak di pangkuan ibunya akan tercipta kembali atas hidup umat yang datang kepadaNya. Keselamatan yang akan mengalir seperti air yang mengalir di sungai dan kekayaan seperti batang air yang meluap.

Jika seorang anak mederita, maka seorang ibu jauh lebih menderita lagi melihat penderitaan anaknya. Demikianlah Allah yang jauh lebih menderita melihat umatNya yang menderita. Tetapi Allah tidak hanya turut merasakan penderitaan umatNya tetapi padaNya ada kuasa untuk mengangkat kembali umatNya dari dukacita menjadi sukacita.

Tuhan tidak lari dari penderitaan umatNya, sebaliknya Dia datang untuk menjamah, melihat, merasakan, menyembuhkan dan memberikan keselamatan bagi semua orang dengan mengorbankan AnakNya yang tunggal. Maka kebesaran kasih Allah kepada umatNya tidak perlu untuk dipertanyakan ataupun diragukan lagi.

Jika umat Israel kembali dari Babel ke Yerusalem dan mendapati kehancuran, semua harus di mulai dari dasar. Bagaimana mereka akan menghadapi masa-masa sulit tanpa ada petolongan. Namun Tuhan meyakinkankan umatNya bahwa Tuhan ada bersama dengan mereka. 

�Bersukacitalah...dan bergiranglah segirang-girangnya� menghadapi segala persoalan hidupmu jika ingin merasakan betapa nikmatnya berada dalam palungan Tuhan yang penuh dengan kasih. Jangan lihat beratnya kondisi hidup, jangan lihat bagaimana kemampuanmu menghadapinya, tetapi lihatlah betapa besarnya kasih Allah bagai kita, dan bagaimana rencana Tuhan yang indah bagi masa depan kita.

Monday, June 20, 2016

Lukas 9: 51-62 | Keputusan Seorang Pengikut Yesus



Bacaan Firman Tuhan: Lukas 9: 51-62
Misi utama Yesus telah menanti di depan, dan Ia akan menyelesaikannya. PerjalananNya ke Yerusalem bersama orang-orang yang ada bersama denganNya dalam perjalanan itu memberikan kita pengajaran tentang hal mengikut Yesus. Dalam nas ini kita menemukan 4 kali percakapan untuk membuat kita mengerti akan hal mengikut Yesus.

I.                  Orang Samaria tidak mau menerima Yesus
Jakobus dan Yohanes berpendapat bahwa orang-orang Samaria itu patut untuk dibinasakan karena telah menolak Yesus. Namun misi keselamatan yang dibawa Yesus bukanlah seperti yang dipikirkan manusia dengan menggunakan hukuman tanpa pengampunan. Dalam hal ini Yesus ingin menyatakan kepada kita bahwa mengikut Yesus pasti akan menghadapi tantangan. Iman kita akan menghadapi berbagai tantangan, yang mana kita diajar untuk dapat menerima tantangan itu dan juga harus mampu untuk menghadapinya sesuai dengan hikmat dari Tuhan bukan dengan pengertian manusia.

II.               Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi
Pernyataan ini diarahkan oleh Tuhan Yesus, bahwa mengikut Yesus itu bukanlah untuk mencukupi kebutuhan kita di dunia ini. Mengikut Yesus bukanlah supaya kita mendapatkan apapun yang ada di dunia ini. Sebab akhir perjalanan kita bersama Yesus bukanlah untuk dunia yang akan lenyap ini. Itulah sebabnya Yesus dengan tegas mengatakan: �Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya�.

III.           Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku
Dalam hal ini, Yesus ingin menjelaskan kepada kita bahwa jika ingin mengikut Yesus harus mampu untuk menyangkal diri (bnd. Markus 8:34). Seorang yang mau mengikut Yesus harus dapat mengalahkan emosi, ego, sakit hati, dendam, amarah dan lain sebagainya. Yesus harus kita tempatkan di tempat tertinggi dalam kehidupan kita. Itulah sebabnya mengatakan: �Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana�.

IV.            Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku
Yesus menjelaskan kepada kita, bahwa kesediaan kita mengikut Dia harus penuh dengan kerelaan dan ketulusan. Kita tidak bisa mendua hati dalam hal mengikut Yesus, tidak ada keraguan sama sekali dengan apa yang akan terjadi ke depan, sebab kita memiliki kepercayaan yang penuh berjalan bersama Yesus. Itulah sebabnya Yesus mengatakan: �Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah�.

***
Apa yang dikatakan Yesus dalam nas ini adalah dengan menggunakan pribahasa. Artinya, yang hendak kita dalami adalah makna dari pribahasa yang disampaikan oleh Yesus itu. Sehingga kita tidak dengan begitu saja menerapkan tanpa mengerti makna dari maksud Yesus dalam percakapanNya tadi. Bukanlah maksudnya kita tidak lagi membutuhkan harta kekayaan, mengurus orangtua dan juga tidak lagi memerlukan ikatan keluarga. Hal ini semua berkaitan langsung dengan kehidupan kita dan merupakan bahagian dari kehidupan kita. Namun semuanya itu ada dibawah kuasa Yesus dan kita juga harus dapat menempatkan Yesus di atas dari segalanya.

Tetapi jika kita ingin menjadi seorang Kristen pengikut Yesus harus memiliki komitmen dan visi yang jelas. Jika kita mengikut Yesus, maka kita juga harus dapat menerima dan mengakui perkataanNya dalam laku kita. Supaya kita tidak mengatakan seorang Kristen, tetapi kita tidak setia dengan yang kita ikuti.

Wednesday, June 15, 2016

Kasih Yang tulus murni kepada Tuhan (Lukas 7:36-50)



Bacaaan Firman Tuhan: Lukas 7: 36-50
�Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat�.
Setelah kita membaca isi dari nas ini, dapat kita melihat perbedaan yang begitu dalam tentang dua orang yang datang kepada Yesus. Pertama, adalah Simon seorang farisi dan yang kedua, adalah seorang perempuan berdosa yang dikucilkan dalam masyarakat.

Kemudian kita juga dapat melihat perbedaan dari kedua orang ini dalam hal penyambutannya terhadap Yesus. Sebagaimana adat Yahudi ada tata cara yang semestinya dilakukan kepada tamu yang datang. Tetapi Simon seorang Farisi tidak melakukan adat kebiasaan itu, padahal dia yang mengundang Yesus datang kerumahnya.

Berbeda dengan perempuan berdosa itu, bisa dikatakan kedatangannya adalah sebagai tamu yang tidak di undang. Namun demikian, sikapnya untuk datang menemui Tuhan Yesus dibuatnya melebihi adat kebiasaan Yahudi.

Simon tidak memberikan air untuk membasuh kaki Yesus, tetapi
Perempuan berdosa itu membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya

Simon tidak mencium Yesus, tetapi
Perempuan berdosa itu terus mencium kaki Yesus

Simon tidak meminyaki kepala Yesus, tetapi
Perempuan berdosa itu meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi

Maka kita dapat melihat perbedaan motivasi kedatangan dua orang ini kepada Yesus. Simon orang farisi itu mengundang Yesus sebenarnya bukan karena kasihnya, Cuma hanya menunjukkan reputasinya dihadapan orang banyak dan juga di hadapan Yesus. Sementara perempuan berdosa tadi, walaupun dia hanya tamu yang tidak diundang, datang menyelinap masuk, namun perempuan itu telah memperlihatkan kasihnya yang besar kepada Tuhan Yesus.

Apa makna yang dapat kita ambil dari kisah ini?
     1.Dosa itu bukan untuk untuk disembunyikan, karena dihadapan Tuhan kita tidak bisa  menyembunyikan dosa kita. Tetapi dosa itu adalah untuk ungkapkan supaya diampuni. Semakin lama kita menyembunyikan sakit, maka sakit itu akan semakin membawa kita pada kematian.

    2.Iman kepada Tuhan itu jangan tanggung-tanggung. Jika kita sudah mempercayai Tuhan, maka kita seharusnya mengasihinya dengan tulus, sebagaimana kasih perempuan tadi yang tulus kepada Yesus bukan seperti kasih Simon orang farisi yang tidak jelas. Jika memang kita sudah mengimani Yesus, maka baiklah kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita.

Lukas 8: 26-39 | Ada yang menolak keselamatan



Bacaan Firman Tuhan: Lukas 8: 26-39
�Lalu seluruh penduduk daerah Gerasa meminta kepada Yesus, supaya Ia meninggalkan mereka, sebab mereka sangat ketakutan. Maka naiklah Ia ke dalam perahu, lalu berlayar kembali�
Apa tujuan Yesus datang ke daerah orang Gerasa? Tentu untuk menjalankan misiNya supaya berita keselamatan Tuhan hadir disitu. Sebagaimana Tuhan telah menyelamatkan orang yang dirasuki oleh banyak setan sesampainya Yesus di daerah Gerasa.

Para setan-setan yang merasuki seorang Gerasa itu menyebut diri mereka dengan �Legion�. Kata Legion dalam istilah pasukan tentara romawi adalah sekumpulan tentara yang berjumlah banyak sekitar 3000-6000 orang. Jika seperti itu banyaknya setan tinggal dalam diri seseorang tentunya akan membuat seseorang yang kerasukan itu tidak lagi dapat berkuasa atas dirinya. Maka wajar jika dalam nas ini disebutkan bahwa ia dapat memutuskan rantai yang membelenggunya.

Kita bisa memahami nas ini secara teologis, begitu banyaknya saat ini orang-orang yang telah disandera oleh roh-roh setan dengan bentuk yang lebih modern. Yang mana kita tidak lagi dapat menjadi tuan atas diri kita sendiri, bukan lagi hati dan pikiran kita yang memerintah atas diri kita, tetapi kita sudah disandera oleh roh-roh hawa nafsu, uang, hobby, hedonisme, kebencian, amarah, kekejaman dan lain sebagainya.

Jika kita bisa membuat perbandingan kecenderungan melakukan firman Tuhan ataukah mengikuti keinginan daging, maka kita pastinya sudah dapat menebak apakah kita sudah bisa dikatakan sama seperti seorang Gerasa yang dirasuki banyak setan tadi.

Jika dengan kekuatan kita tentunya, kita tidak akan dapat bebas dari kuasa-kuasa setan yang telah merasuki hidup kita. Harus ada kekuatan lain di luar dari diri kita, yakni Tuhan Yesus. Jika Tuhan yang bertindak atas kehidupan kita, maka segala kuasa-kuasa yang mengambil alih kebebasan kita dapat diusir.

Jika kita kembali ke atas tentang tujuan Yesus datang, tentunya tidak hanya menyatakan keselamatan kepada seorang yang dirasuki setan-setan tadi, tetapi juga menyatakan berita keselamatan kepada semua orang yang ada di daerah itu.

Seharusnya orang-orang yang menyaksikan perbuatan Yesus itu menjadi percaya, tetapi justru sebaliknya mereka malah meminta Yesus untuk meninggalkan mereka. Ini menjadi pertanyaan besar. Jika yang tertulis dalam Injil Lukas ini dikatakan alasan mereka meminta Yesus untuk pergi adalah karena ketakutan.

Maka timbul pertanyaan mengapa mereka ketakutan? Sementara Yesus telah memperlihatkan kuasaNya dapat menyelamatkan kehidupan manusia. Seharusnya mereka menyambut dan menerima Yesus yang dapat menyelamatkan jiwa mereka dari kuasa-kuasa setan.

Tetapi mungkin bisa saja penolakan yang dilakukan oleh orang-orang di Gerasa itu adalah karena factor ekonomi. Bagaimana mereka melihat begitu banyaknya babi-babi yang mati akibat dari pengusiran Setan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Mungkin mereka berfikir bahwa akan ada kerugian yang lainnya lagi jika mereka tetap menerima kedatangan Yesus. bagi mereka babi-babi itu lebih berharga daripada kedatangan Yesus, sementara bagi Yesus menyatakan kuasaNya bahwa jauh lebih berharga hidup manusia dari pada sekawanan babi-babi itu.

Hal ini juga menjadi indikasi terhadap orang-orang yang tidak mau dipulihkan oleh Yesus dari kuasa-kuasa duniawi. Mereka menolak berubah dan dipulihkan salah satu faktornya adalah masalah untung � rugi. Contohnya kita bisa saja mengatakan �Apa yang akan saya dapatkan jika harus meninggalkan perjudian, kecurangan atapun korupsi ini�. 

Maka berita ini membawa kita pada sebuah pemahaman tentang kehadiran Yesus dalam kehidupan kita. Bahwa inisiatif Allah untuk menyelamatkan datang dari kasihNya yang terdalam bagi kita supaya selamat. Kita akan memperoleh keselamatan sebagaimana seorang Gerasa yang telah dibebaskan oleh Yesus dari banyak setan-setan, namun penolakan terhadap kasih Tuhan adalah pembiaran diri kita diikat diperintah dan disandera oleh kuasa-kuasa kejahatan. Terimalah Yesus supaya engkau mendapatkan keselamatan dari Tuhan.    

Tags