Latest News

Thursday, April 30, 2015

Mazmur 22:25-31 | Berjuang Dengan Iman Menghadapi Penderitaan



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 22: 25-31
Ketika kita membaca Mazmur 22 ini secara keseluruhan, maka kita akan menemukan penderitaan pemazmur yang kehilangan martabatnya sebagai manusia. Ia menderita secara batin dan fisik, ia mendapatkan sindiran dan merasakan ketakutan sebab merasa sudah berada di ambang maut sebab ia akan menjadi mangsa yang tidak berdaya bagi lawan-lawannya (ay.12).

Pada situasi ini, pemazmur menyampaikan doa permohonan yang dimulai dengan �Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?�. Pemazmur sedang menghadapi konflik antara penderitaannya dengan imannya kepada Tuhan, ia selalu berseru-seru kepada Tuhan siang dan malam tetapi Tuhan tidak kunjung untuk menjawab. Ia membandingkan dirinya dengan nenek moyangnya ketika berseru dan Tuhan menjawab dan melepaskan mereka (ay. 4-6). Namun demikian, ia tetap percaya kepada Tuhan walaupun ia merasa ditinggalkan Tuhan, bagaimanapun berat penderitaannya tetap hanyalah Tuhan satu-satunya yang menjadi kekuatannya (ay.20b), bahwa imannya kepada Tuhan sedang menghadapi perjuangan.

Setelah menghadapi perjuangan iman yang berat, akhirnya Tuhan mendengarkan doanya. Imannya mengalahkan penderitaan yang berat itu. Ia membayar nazarnya dan mengundang orang-orang yang takut akan Tuhan untuk memuji Tuhan. Karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan itu akan terus dikabarkan dari generasi ke generasi, bahkan seluruh bangsa-bangsa akan sujud menyembah dihadapanNya.

Mazmur ini disebut juga �Mazmur salib� karena melukiskan beratnya penderitaan Kristus. Beberapa kutipan ayat dalam mazmur ini yang menggambarkan penderitaan Kristus: �Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?�; �Mereka menusuk tangan dan kakiku�; �Mereka membagi-bagikan pakaianku�membuang undi atas jubahku�

Dalam nas renungan kita pada saat ini (ay. 25-31) mengungkapkan kepada kita bahwa Tuhan berdaulat dan berkuasa penuh atas kehidupan ini. Walaupun awalnya pemazmur mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam penderitaannya yang berat itu, namun imannya tidak goyah diterjang beratnya penderitaan. Ia berjuang dengan iman sehingga tetap memiliki pengharapan bukan keputus-asaan.

 Relasi yang intim dengan Tuhan memiliki kuasa yang besar. Jika kita telah memiliki iman, maka kita tidak lagi menjadi orang-orang yang mau menyerah kepada keadaan yang membuat kita putus asa, takut dan bimbang. Tidak ada doa yang sia-sia tanpa jawaban, yang ada adalah Tuhan memiliki jawaban yang terbaik bagi orang-orang yang dikasihiNya. Kita ingat doa Tuhan Yesus ketika akan menghadapi penderitaan: �ambillah cawan ini dari padaKu, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki�

Relasi personal yang intim kepada Tuhan kekuatan dan keselamatan kita menghadapi kehidupan ini. Seperti ranting dan pokok anggur yang selalu merekat, supaya kita memperoleh kekuatan dan keselamatan yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini. Dalam situasi apapun biarlah kita tetap melekat dengan kasih Kristus. Supaya jangan kedekatan kepada Tuhan itu hanya ketika kesulitan dating, yang sifatnya sementara, dipanggil dan diingat jika diperlukan. Tetapi kita jadikanlah Tuhan menjadi smber kehidupan dan kekuatan sepanjang hidup kita.

Wednesday, April 29, 2015

Mazmur 47 | Tuhan Raja diatas segala raja



Mazmur 47
Undangan untuk memuji Tuhan disampaikan kepada umat dan kepada seluruh bangsa, sebab Tuhan adalah Raja yang besar atas seluruh bumi. Umat diajak untuk mengelu-elukan nama Tuhan yang besar yang mengatasi segala apa yang ada dimuka bumi ini. Mazmur ini dapat kita lihat sebagai ungkapan perbuatan Allah yang besar atas hidup umatNya, namun Mazmur ini memiliki ciri eskatologis bahwa Tuhan akan dipuji menjadi raja atas segala raja (Wahyu 17:14).

Mata mereka terbuka melihat apa yang telah diperbuat Allah atas kehidupan mereka. Dari dalam dirinya keluar pengakuan atas perbuatan Allah yang besar. Kita diundang melalui Mazmur ini melihat perbuatan Allah yang besar atas hidup kita, kita diajak untuk menyanyikannya. Umat yang menjadikan Tuhan sebagai Raja atas kehidupannya akan hidup dengan penuh sorak-sorai, sebab kita memiliki Tuhan yang mengatasi kehidupan ini, Raja diatas segala raja dan Tuan diatas segala tuan. Secara umum ada dua hal utama yang dapat kita aplikasikan dalam hidup kita melalui Mazmur 47 ini:
Jangan lupakan kebaikan Tuhan
Layaklah kita untuk mengaku kebesaran Tuhan atas kehidupan kita, sebab inilah yang akan memampukan kita mempertahankan iman kepercayaan kita. Sorak-sorai pujian kita kepada Tuhan dapat saja direnggut oleh dunia ini, ketika kita tidak lagi mengaku apa yang telah kita dapat hanya karena kekuatan dan kemampuan kita semata. Ketika kita susah kita selalu meminta pertolongan Tuhan, namun ketika kita telah sukses, kita melupakan Tuhan.

Raja atas kehidupan kita
Siapakah Tuhan-mu? Siapa pula yang menjadi Raja atas hidup-mu? Jika kita mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat kita, maka dengan demikian kita adalah bahagian dari warga kerajaan Allah yang tunduk dan taat kepadaNya. Pengakuan harus nyata dalam perbuatan, untuk tidak menjadikan kita pemberontak dan pembangkang dihadapan Tuhan. Injil kesematan yang telah Tuhan nyatakan dalam hidup kita selayaknyalah menuntun dan menguasai kehidupan kita, tetapi nyatanya ketika ada masih juga memberikan hidupnya dikuasai dan dirajai oleh emosinya, pikirannya, kekuatannya bahkan jauh lebih payah ketika masih ada yang dikuasai oleh kuasa-kuasa kegelapan, sementara bibir mereka mengatakan percaya kepada Yesus. 


Thursday, April 16, 2015

Mazmur 4:2-9; Imanmu Menyelamatkanmu



Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 4
Pertanyaan yang dapat kita renungkan dari mazmur 4 ini adalah: �Bagaimanakah iman kita menjawab segala pergumulan dan kesesakan hidup?�. Kita diarahkan melalui pengalaman pemazmur dalam menghadapi pergumulannya, yakni sikap yang ditunjukkannya dalam pergumulannya. Diatas segala pergumulannya ada Tuhan yang berkuasa, sehingga penyerahan diri kepada Tuhan adalah sikap yang tepat.

1. Pengendalian diri dalam persoalan hidup
Banyak orang yang tidak bisa tidur selalu gelisah bahkan meluapkan emosi kearah yang tidak benar menanggapi pergumulan hidupnya. Bahkan akibat tidak dapat menguasai diri, yang terjadi orang lain mendapat akibatnya, mulai dari anak, istri sahabat bahkan barang-barang yang ada didepan kita bisa hancur terkena imbasnya. Pemazmur mengajarkan kepada kita bahwa orang percaya harus mampu mengendalikan diri. Kita ingat seperti yang pernah disampaiakan oleh Tuhan Yesus: �Dimanakah kepercayaanmu?�

      2. Penyerahan diri total kepada Tuhan
Siapakah yang kita andalkan dalam pergumulan hidup kita? Kita belajar dari pemazmur untuk menyerahkan kekawatiran, kegelisahan dan kekecewaan kita hanya kepada Tuhan saja. Tidak ada penolong yang sempurna yang mampu mengatasi segalanya selain yang berkuasa atas kehidupan. Menjadi perenungan bagi kita, bagaimana kita senantiasa menjadikan Tuhan tempat kita mencurahkan isi hati (�curhat�). Apapun yang kita hadapi dan apapun jawaban atas segala curahan isi hati kita kepada Tuhan, kita tahu bahwa Tuhan akan bertindak menyelamatkan kita. Kita selalu ingat seperti yang sering dikatakan oleh Tuhan Yesus: �Imanmu menyelamatkanmu�.

Bagaimana kita mampu memiliki sikap sebagai seorang pemenang dalam menghadapi segala persoalan hidup, sebab yang kita andalkan adalah Tuhan yang Maha Kuasa yang mengasihi dan yang melindungi kita. Kita tidak akan temukan sukacita selain dari Tuhan sumber kebahagiaan.

Tags