Latest News

Thursday, October 1, 2015

Yesus Saudara Dekatku



Bacaan Firman Tuhan: Ibrani 2: 5-12

�Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan� � Ibrani 2: 10

Keadaan manusia saat ini sangatlah berbeda dengan rencana Tuhan semula ketika menciptakan manusia. Kita dapat melihat saat ini bagaimana manusia hidup saling bermusuhan, bersaing, membunuh dan pastinya kita tidak begitu saja menaruh percaya kepada orang yang pertama kali kita kenal.

Dalam nas ini kita diberitahukan bagaimana manusia itu pada mulanya begitu sangat mulia dari ciptaan Tuhan lainnya. Penulis kitab Ibrani yang mengutip Mazmur 8:4-6 bahwa manusia itu dibuat sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat (ay. 7) dan segala ciptaan Tuhan untuk usahakan oleh manusia sebagaimana yang tertulis dalam Kejadian 1:28.

Dalam nas ini diperlihatkan pada kita tentang siapa sesungguhnya manusia itu, yang begtu mulia diantara ciptaan Tuhan yang lainnya. Namun kenyataannya berbeda, justru manusia itu yang dikalahkan oleh dunia ini, bahkan manusia itu telah menyembah binatang, pohon dan benda-benda ciptaan Tuhan yang lainnya.

Padahal manusia itu dicipta menurut rupa dan gambar Allah, supaya manusia itu berkuasa atas seluruh ciptaan Tuhan. Allah melihat bahwa manusia yang menghadapi berbagai macam penderitaan dan tersesat yang tidak menyadari dirinya dihadapan Allah. Konsekuensi yang harus diterima oleh manusia yang telah jauh dari Tuhan.

Itulah mengapa Allah menjadi manusia, bahwa Ia telah menyatakan diri �sedikit lebih rendah dari malaikat-malaikat� menjadi sama seperti manusia. Tidak ada lagi yang dapat menjadi penolong bagi manusia untuk keluar dari kesusahan dan penderitaannya. Ia harus menjadi manusia untuk menyatakan jalan keselamatan kepada manusia.

Pada kita juga dinyatakan bahwa mengapa Tuhan juga harus menderita dan mati di kayu salib. Karena pertolongan Tuhan itu bukan hanya kata-kata dan janji saja, tetapi Tuhan di dalam nama Yesus Kristus turut mengambil bagian dalam penderitaan dan kesengsaraan manusia.

Maka jelaslah bahwa sesungguhnya, sejak awal manusia dan alam semesta dijadikan oleh Tuhan, bahwa manusia itu dicipta bukanlah supaya menderita tetapi supaya hidup dalam kebahagiaan serta memberi segala ciptaan Tuhan untuk diusahakan dan seluruh ciptaan itu tahluk atasnya.

Tuhan Yesus adalah karya nyata kasih Allah yang besar kepada manusia. Tuhan mau menolong dan mengangkat manusia itu dari kesengsaraannya dan mengembalikan keadaan manusia sebagaimana awalnya manusia itu diciptakan (ayat 10). Karena kasihNya, sampai Ia tidak malu untuk disebut sebagai �Saudara� bagi kita manusia. Tuhan telah menjadi Saudara kita, bahwa Tuhan itu dekat dan ada bersama-sama dengan kita.

Sebagai orang yang percaya kepada Kristus selayaknya kita menyadari bahwa sebelum kita menderita, Tuhan sudah terlebih dahulu mengalami penderitaan kita. Supaya Tuhan menolong kita untuk keluar dari penderitaan bersama-sama dengan Tuhan. Kita hanya perlu untuk membuka diri menerima anugerah Tuhan Yesus untuk disempurnakan sebagaimana rencana Tuhan sejak mula atas kehidupan manusia.

Tuesday, September 29, 2015

Markus 10: 2-16 | "Yang dipersatukan Allah....."



Bacaan Firman Tuhan: Markus 10: 2-16

�Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu� � Markus 10: 8

Tentang pernikahan, Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan: �Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia�. Sebab Tuhanlah yang mempersatukan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging, maka tidak ada hak siapapun untuk menceraikan yang telah dipersatukan Allah.
Jika ada yang mau bercerai, itu artinya dia telah menentang keputusan Allah atas hidupnya.
Ikatan pernikahan yang dibuat oleh Tuhan tidak hanya sebatas pada satu daging, tetapi juga kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Maka kesatuan dalam pernikahan yang dibentuk oleh Allah pada hakikatnya juga satu dalam iman, kasih, kesetiaan, pergumulan dan sukacita. Maka orang Kristen tidak dapat memandang ikatan pernikahan hanya sebatas pada ikatan daging saja. 

Nas firman Tuhan ini ingin mengingatkan kita kembali ketika menerima pemberkatan pernikahan. Dari sekian lama waktu yang sudah berlalu, kita patut merenungkan kembali �hal-hal apakah yang telah terjadi ditengah-tengah kehidupan pernikahan kita?� dan �apa hasil perenungan kita dari sekian lama kita telah membangun rumah tangga dengan pasangan kita�.


Dari nas ini kita dapat melihat bahwa sesungguhnya masalah �perceraian� sudah sejak lama ada. Namun yang mungkin membedakannya adalah penyebab perceraian pada jaman kita saat ini sudah lebih kompleks. Bisa itu terjadi karena tidak sehati sepikiran, ekonomi, keturunan, nafsu, dan sebagainya. Tetapi apapun alasan yang mungkin dapat dikemukakan, tetap Allah tidak dapat menerima perceraian.

Mengapa bisa muncul perceraian? Satu hal yang sangat mendasar yang harus dipahami adalah motivasi seseorang atau pasangan yang hendak menikah. Ketika pernikahan itu dilandaskan oleh keinginan daging, maka besar kemungkinan pernikahan itu akan menuju titik buntu. Tetapi hanya ada satu motivasi pernikahan yang dapat membuat pernikahan mendapat berkat Tuhan, yakni ketika pasangan menyadari bahwa pernikahan itu adalah untuk memenuhi kehendak Tuhan bukan kehendak pribadi atau manusia. Kasih kepada pasangan hidup terjalin adalah karena kasih kita kepada Allah. 

Selanjutnya, Tuhan Yesus juga mengajar tentang anak-anak. Dia mengatakan: �Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka�. Berbicara tentang pernikahan, maka kita juga akan berbicara tentang anak sebagai buah pernikahan. Kekudusan pernikahan itu sendiri akan secara otomatis pasti juga akan tersalur kepada anak. 

Tetapi sebaliknya, pernikahan yang tidak melandaskan motivasi yang benar dapat berpengaruh dalam hal pengajaran kepada anak. Pernikahan yang tidak mengenal kasih dan kesetiaan pada Tuhan dapat menjadi penghalang bagi anak untuk datang kepada Yesus. Maka mau kemana kita membawa anak kita? Membawa pada kehidupan atau kematian? 

Dalam perjalanan pernikahan yang terbentuk, aka nada banyak pengalaman-pengalaman hidup yang silih berganti dapat dialami. Namun ketika berhadapan pada masalah hidup yang sesulit apapun tidak akan pernah ada niat untuk �bercerai� ketika kita menyadari bahwa Tuhanlah yang mempersatukan dan mengikat kita dalam pernikahan. Justru keluarga akan menjadi wadah dimana kita akan semakin mengenal Tuhan dalam setiap persoalan hidup yang kita lalui.

Wednesday, September 23, 2015

Markus 9: 38-50 | Siapa penyesat dan siapa yang tersesat?



Bacaan Firman Tuhan: Markus 9: 38-50

"Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?" - Markus 9: 50 

Nas Firman Tuhan ini adalah kelanjutan dari pembicaraan Tuhan Yesus dengan murid-muridNya sebelumnya di Markus 9: 30-37 yaitu perkataan Yesus yang tidak dimengerti para muridNya dan juga pembicaraan murid-muridNya tentang siapa yang terbesar diantara mereka. Dalam nas khotbah kali ini ini memperlihatkan pada kita bahwa ternyata murid Yesus juga belum mengerti sepenuhnya akan apa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Pikiran tentang siapa yang terbesar diantara mereka masih jelas terlihat ketika Yohanes mengungkapkan bahwa mereka telah mencegah orang yang diluar murid Yesus yang selalu bersamaNya untuk mengusir setan dalam nama Yesus. Anggapan murid-murid Yesus bahwa mereka tidak memiliki hak untuk berbuat sesuatu atas nama Yesus sementara mereka bukanlah bagian dari murid-murid yang selalu bersama Yesus.

Yesus menjawab: �Tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku� Jawaban Yesus sebenarnya memiliki makna yang sama dengan apa yang diungkapkanNya sebelumnya. Bahwa akan tiba waktunya Yesus akan menderita, disiksa dan akan dibunuh, dan orang-orang yang berbuat atas nama Yesus saat itu bisa saja kembali berbalik untuk mengumpat Yesus.

Percakapan dan pemahaman murid-murid Yesus sebenarnya masih berputar-putur sesuatu perbuatan dan mengharapkan sesuatu secara lahiriah (kedagingan). Hal ini kembali ingin diperjelas Tuhan Yesus, bahwa kepercayaan dalam hal mengikut Yesus jauh dari ambisi-ambisi lahiriah. Tetapi sebaliknya bahwa pengikut Kristus itu memiliki hati untuk berbagi kebaikan kepada setiap orang tanpa harus memandang siapa yang layak atau tidak layak untuk berbagi kebaikan.

Hal ini jelas dipertegas Yesus, bahwa bagaimana kita sebagai orang Kristen itu selayaknya menyatakan kebaikan kepada orang lain karena telah diikat dalam dan karena nama Yesus. Maka pengikut Kristus supaya �Jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain dan menyingkirkan batu sandungan bagi diri sendiri�. Yesus ingin memberikan pemahaman yang lebih luas bagi kita tentang kehidupan pengikutNya.


Tuhan Yesus menegaskan bagaimana beratnya hukuman bagi orang yang menyesatkan orang lain karena telah menjadi batu sandungan bagi orang lain karena telah membuatnya jauh dari Tuhan. Begitu juga hukuman yang akan diterima seseorang yang karena mengikuti keinginan dagingnya sehingga meninggalkan perintah Tuhan.

Pertama, membuka diri untuk kebaikan. Yesus mengharapkan bahwa orang yang telah percaya kepada Kristus untuk tidak sekali-kali menjadi penghalang bagi orang lain untuk percaya kepada Yesus hanya karena pikiran yang sempit dalam memahami perintah Tuhan. Orang Kristen itu harus terbuka menerima dan memberi kebaikan kepada orang lain. Pengikut Kristus akan memperlihatkan dirinya mudah untuk menyerap kebaikan dan lebih mudah lagi menyalurkan kebaikan. Kita dipacu menjadi pelayan bagi sesamanya bukan berpacu menjadi yang terbesar diantara sesamanya. 

Kedua, menutup diri untuk dosa. Yesus menggambarkan bagaimana sebenarnya tangan, kaki dan mata yang sangat rentan untuk jalur masuknya dosa dalam kehidupan kita. Pengikut Kristus harus mampu menguasai kehidupan dagingnya supaya tidak menjadi jalur masuknya dosa dalam diri.
Keinginan daging dapat menjadi batu sandungan bagi diri sendiri. Jika tidak mampu untuk menguasainya, maka dosalah yang akan berkuasa atas diri kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan lebih baik memenggal dan mencungkil bahagian tubuh yang melakukan dosa sebelum dosa itu menjalar lebih jauh ke seluruh tubuh.

Melawan godaan dunia yang menyesatkan, melawan keinginan daging adalah merupakan penderitaan yang harus kita hadapi, tetapi itu hanya untuk sementara waktu. Karena lebih baik kita menderita karena menolak dosa masuk dalam hidup kita daripada kita membiarkan dosa masuk dalam diri yang berakibat kehilangan hidup selama-lamanya. 

***
Khotbah:


Sekiranya nas ini diterapkan mungkin sudah banyak orang Kristen yang sudah tidak punya tangan, kaki dan mata. Namun walaupun Tuhan Yesus mengatakan bahwa:
�jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka�
�Jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka�
�Jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka�

Untungnya Tuhan Yesus tidak perintahkan kita melakukan seperti yang diucapkannya tadi. Sebab Yesus sedang memakai gaya bahasa yang keras untuk memperlihatkan pada kita bahwa apa yang sedang Dia ajarkan adalah masalah yang sangat serius.

Mengapa Yesus anggap itu serius? Karena itu adalah masalah hidup. Setiap organisasi dibentuk pasti memiliki anggaran rumah tangga yang harus dijalankan dan ditaati oleh anggota. Setiap peralatan pasti memiliki SOP atau standar operasional prosedur. Maka manusia pun demikian, Yesus menekankan bahwa manusia harus hidup sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jika tidak, maka aka nada konsekuensi yang akan kita terima.

Tuhan menciptakan kita bukan asal-asalan. Tuhan menjadikan kita begitu sangat sempurna. Maka manusia juga harus menghargai kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan, tidak asal hidup dengan sesuka kita menjalani hidup ini tanpa mau diarahkan dan dituntun oleh Tuhan.

Tuhan menciptakan mata kita untuk melihat, dengan mata segala sesuatu dapat terlihat. Tetapi kita tidak bisa melihat semuanya dengan sesuka hati kita, sebab ada batasan dan aturan sesuatu yang tidak layak untuk kita lihat.

Tuhan menciptakan tangan kita, maka kita bisa bekerja dan berbuat dalam hidup. Walaupun tangan ini bisa berbuat segala sesuatu, tetapi ada batasan dan aturan mana hal yang tidak dapat untuk tidak kita perbuat.

Tuhan menciptakan kaki, maka kita dimampukan untuk berada disegala sudut dunia ini. Tetapi walaupun kita bisa untuk pergi kemanapun, ada batasan dan aturan mana tempat yang tidak layak untuk kita kunjungi.

Dalam kehidupan kita ini ada banyak kasus-kasus yang terjadi yang memperlihatkan bagaimana manusia itu menjalani kehidupan dengan sesukanya, tanpa pikir panjang banyak orang mengikuti keinginan dagingnya. Contohnya: perselingkuhan, perceraian, aborsi, sex bebas, perjudian, korupsi, pencurian, pembunuhan dan kejahatan-kejahatan lainnya. Dan kita orang-orang Kristen hidup diantara kehidupan yang seperti itu, bahkan tidak jarang juga kita menemukan orang Kristen yang melakukan yang seperti itu. 

Maka, Tuhan Yesus ingin mengajar kita bagaimana untuk memperoleh keselamatan hidup, maka kita tidak bisa memakai kehidupan ini dengan keinginan daging. Jika kita mengikuti nafsu duniawi maka kita akan menerima akibat dari nafsu kita sendiri.

Yesus ingin mengajar kita untuk melihat kehidupan itu dalam jangka yang panjang. Sebagaimana yang Yesus katakan, bahwa Ia menjanjikan kehidupan yang kekal. Maka orang percaya itu jangan berfikir pendek yang hanya akan membuat jerat ataupun batu sandungan bagi diri sendiri. Karena setiap orang yang berjalan diluar petunjuk Tuhan akan membawa celaka bagi dirinya sendiri.

Maka kita diarahkan oleh firman Tuhan, supaya menjalani kehidupan ini hanya di dalam nama Yesus dan hanya karena nama Yesus. Tetapi jangan jadi salah mengerti, nanti kita bisa terjebak asal-asalan menggunakan nama Yesus. �sedikit-sedikit kita sudah bilang�.dalam nama Yesus�..�. maksudnya apapun yang dapat kita perbuat mari kita perbuat bukan karena keinginan daging kita, kita berbuat sesuatu didorong oleh hawa nafsu kita, tetapi kita berbuat sesuatu hanyalah karena kehendak Tuhan Yesus saja.

Segala sesuatu yang kita perbuat di dalam dank arena nama Yesus, firman Tuhan mengatakan pada kita saat ini, kita tidak akan pernah kehilangan upah yang besar dari Tuhan. Maka pertanyaan yang menjadi perenungan bagi kita, sebagaimana yang Yesus katakana: �Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu�. �Apa yang menggarami dirimu?� apakah kita masih digarami oleh kerakusan, ketamakan dan nafsu dunia ini? Atau kita telah digarami oleh kuasa firman Tuhan?
 

Sunday, September 20, 2015

Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29 | Kebutuhan apa yang sedang 'ku penuhi?



Bacaan Firman Tuhan: Bilangan 11: 4-6, 10-16, 24-29
Bagi kita di Indonesia, di era kebebasan untuk berpendapat sudah tidak asing lagi yang namanya provokasi. Bahkan pemerintah sering mengingatkan supaya rakyat tidak mudah terpancing provokasi yang dapat mengganggu kestabilan keamanan dan sosial masyarakat.
Di era kebebasan saat ini kita bebas menyuarakan pendapat atas sesuatu yang menurut kita tidak tepat, tetapi aka nada saja oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan keadaan yang terjadi di masyarakat untuk kepentingannya sendiri membangkitkan atau memancing kemarahan dan kerusuhan di masyarakat.

Hal ini juga bisa kita lihat di tengah-tengah kehidupan umat Israel, bahwa ada beberapa oknum yang kemasukan nafsu rakus yang dalam nas ini disebut �orang-orang bajingan� yang memprovokasi orang Israel yang mengakibatkan terjadinya kegaduhan dan umat Israel pun menangis dan berkata: �Siapakah yang akan memberi kita makan daging?�

Akhirnya umat Israel telah diprovokasi dengan membanding-bandingkan keadaan umat Israel saat itu di Padang gurun dengan keterbatasan makanan dengan ketika mereka masih di Mesir yang memakan makanan �dengan tidak bayar apa-apa� mereka dapat makan mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

Mengapa umat Israel mudah terprovokasi? Jelas ada yang salah dalam pemahaman umat Israel. Mereka sebenarnya belum memahami status mereka sebagai umat Allah yang telah dibebaskan dari perbudakan. Sebenarnya umat Israel harus bersyukur telah menerima kemerdekaannya yang sedang berjalan menuju kehidupan yang jauh lebih baik seperti di Mesir. Tetapi yang terjadi mereka tidak mengetahui mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Yang mereka tangisi itu adalah keinginan mereka bukan kebutuhan.

Melihat apa yang terjadi pada umat Israel Tuhan sangat murka. Tuhan memahami apa yang terjadi atas umat Israel yang tidak memahami status keberadaan mereka sebagai umat Allah. Maka Tuhan berfirman kepada Musa untuk mengumpulkan 70 orang tua-tua Israel. Sebab Musa sudah mengeluh melihat tingkah umat dan merasa tidak mampu menghadapinya.

Ke-70 tua-tua Israel itu dicurahkan Roh Tuhan yang berasal dari Musa. Dalam arti ke-70 tua-tua itu akan menerima Roh Tuhan sebagaimana yang diterima oleh Musa. Dengan demikian, menghadapi kegaduhan itu Musa tidak sendiri lagi. Mereka semua diutus untuk bernubuat menyatakan kebenaran Firman Tuhan untuk memberikan pemahaman yang jelas akan rencana Tuhan yang indah bagi umatNya. 

***
Dalam dunia ini kita juga sebenarnya sedang mendapatkan provokasi yang begitu besar dengan segala keindahan dan kenikmatan yang diperlihatkan. Sampai-sampai kita tidak lagi menyadari mana keinginan dan kebutuhan. 

Kita hendak diarahkan mencapai keinginan-keinginan yang sebenarnya belumlah kita butuhkan bahkan kita diarahkan untuk menikmati �keinginan yang dibalut dengan kebutuhan�. Satu handphone untuk kebutuhan sudah cukup, namun saat ini banyak orang harus memiliki lebih dari satu. Contoh lainnya, jika hanya sekedar memenuhi kebutuhan dapur, pergi ke pasar tradisional mungkin sudah cukup, namun untuk saat ini rasanya belum cukup karena tetap saja harus pergi ke supermarket maupun ke Mall. Maka akhirnya kita akan tergiur untuk membeli sesuatu yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang menjadi kebutuhan kita. Kita diarahkan untuk melupakan skala prioritas untuk mengutamakan mana kebutuhan mendesak dan mana kebutuhan yang tidak begitu perlu untuk saat ini.

 Dunia sedang memacu kita untuk mengeluarkan dan memperlihatkan sifat kedagingan kita. Pada dasarnya keinginan tidak akan pernah mengatakan cukup, pasti akan selalu kurang. Maka kita akan diarahkan untuk terus haus untuk memenuhi kebutuhan fisik atau sifat keduniawian kita.

Hal seperti ini akan mengarahkan hidup kita hanya memperhatikan dan focus untuk berusaha memenuhi kebutuhan fisik, sampai akhirnya kita mengesampingkan kebutuhan utama kita yaitu kebutuhan rohani. Tuhan ingin mengajar umat Israel, bahwa yang mereka butuhkan bukanlah daging, tetapi kebutuhan rohani, sebab dengan terpenuhinya kebutuhan rohani disitulah mereka akan menerima kehidupan.

Yang membuat kita hidup dan bersukacita dalam kehidupan ini bukanlah keinginan-keinginan duniawi. Kita hanya akan hidup dan berbahagia dalam hidup ini jika telah dipenuhi dan dicukupkan oleh Firman Tuhan. 

Hidup kita ini tidak akan berguna sama sekali, sekalipun kita dipenuhi oleh keinginan-keinginan duniawi, jika firman Tuhan tidak hidup dalam diri kita. Dalam Markus 9: 38-50 Tuhan Yesus dengan tegas menggambarkan tidak bergunanya hidup kita ini jika firman Tuhan kita hidupi. Dikatakan disitu:
Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;

Jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;

Jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka

Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?

Apalah artinya hidup kita ini tanpa dikuasai firman Tuhan? Berhati-hatilah untuk tidak disesatkan oleh dunia ini, mari kita utamakan untuk mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya. Jika kita mengikuti keinginan-keinginan duniawi, yakinlah tidak akan pernah ada kata cukup

Tags