Latest News

Thursday, November 20, 2014

Yesaya 64: 1-9 | Berharaplah Dibawah Kuasa Kasih Tuhan



Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 64: 1-9
Nas ini merupakan bagian dari doa yang disampaikan dalam bentuk mazmur untuk menyatakan bagaimana penderitaan yang dialami oleh umat Israel akibat dosa mereka, sehingga Tuhan menyembunyikan wajahNya. Penderitaan yang mereka alami di pembuangan membuat sebagian dari mereka yang kecewa dan putus asa kemudian meninggalkan Allah dan pergi menyembah dewa-dewa bangsa Babel. 
 Mazmur ini mengungkapkan bagaimana kebesaran Tuhan yang tidak dapat dibandingkan oleh allah-allah manapun, bahwa Tuhan akan mendengar dan akan langsung bertindak dengan kedahsyatan kuasaNya sekiranya umatNya melakukan kebenaran Tuhan (ay. 5). Maka dalam mazmur ini, umat memohon Allah kiranya tidak lagi mengingat dosa mereka dengan kasihNya sebagai Bapa atas umatNya (ay. 8-9).
 
Kita dapat menemukan tanggapan Tuhan atas doa mereka pada pasal 65, yang mana Tuhan sesungguhnya telah berseru-seru kepada umatNya �Ini Aku, ini Aku!�, bahwa Tuhan senantiasa berkenan untuk ditemui, bahkan setiap hari Tuhan selalu mengulurkan tanganNya kepada mereka yang telah memberontak dan yang meninggalkan Tuhan.  

Ada titik temu sikap umat Israel yang berseru dengan penuh penyesalan menyadari penderitaan mereka sesungguhnya karena perbuatan mereka sendiri dengan kasih Allah yang sebenarnya begitu besar kepada umatNya, yang selama ini Tuhan sudah menanti-nantikan sikap penyesalan dan perubahan sikap dari umatNya.

Umat Israel dalam permohonannya kepada Tuhan sangat berharap kepada kasih Tuhan yang besar. Keselamatan mereka hanya ada pada Tuhan, menanti dan berharap keselamatan Tuhan segera tiba. Penantian keselamatan yang diharapkan oleh umat Israel sebagaimana yang telah dinubuatkan melalui Yesaya bahwa Allah akan mengutus Mesias untuk menyelamatkan umatNya bahkan seluruh bumi dalam perjanjian yang baru telah digenapi dalam Tuhan Yesus Kristus.

Dalam memasuki masa Advent, kita diingatkan melalui nas ini bagaimana sesungguhnya kita memaknai masa advent dengan penuh kesungguhan. Sehingga perayaan Natal dapat kita syukuri sebagai kasih Tuhan yang nyata atas kehidupan kita. Masa Advent kita diajak menyadari bahwa hanya Allah pertolongan dan pengharapan kita. Betapa kita memerlukan pertolongan Tuhan akan segera tiba menyelamatkan kita.

Pada masa-masa Advent adalah waktu untuk merenung, berhenti sejenak melihat diri kita. Dengan kesungguhan mau dengan jujur mengoreksi diri atas dosa dan perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sehingga kita tidak menganggap enteng maupun tidak perduli atas dosa kita dihadapan Tuhan. Dengan  kesungguhan mau merubah kehidupan kita kepada hidup baru yang Tuhan inginkan dari kita. Sehingga kita menanti kedatangan Tuhan kedua kalinya sudah benar-benar siap akan kehidupan yang penuh dengan sukacita yang dijanjikanNya. Sehingga ketika hariNya tiba, kita bukanlah bahagian dari orang-orang yang akan dimurkai oleh Tuhan, tetapi menjadi bagian dari orang-orang yang akan hidup dalam keselamatanNya yang penuh dengan sorak-sorai. 


Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, 
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. � 1 Petrus 5: 6

 


Thursday, November 13, 2014

Yohanes 11: 25-26 | Hanya Yesus Yang Berkuasa Atas Kehidupan



Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 11: 25-26

Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

Nas ini merupakan percakapan antara Tuhan Yesus dengan Marta dalam kisah mukjizat Yesus membangkitkan Lazarus yang telah meninggal selama empat hari. Ketika Yesus mendengar kabar Lazarus sedang sakit, Yesus tidak langsung pergi untuk menjumpai Lazarus yang sedang sakit, malahan Tuhan Yesus sengaja menunggu dua hari lagi supaya Ia mengunjungi Lazarus.

Ternyata Tuhan Yesus memiliki rencana yang indah dengan apa yang terjadi pada Lazarus, supaya Ia dapat bertindak melakukan suatu kebaikan yang bukan seperti diinginkan manusia, namun Tuhan Yesus ingin memperlihatkan kuasaNya yang besar. Sebab sebelum mengunjungi Lazarus, Yesus telah mengetahui bahwa Lazarus telah mati. Namun Yesus menyatakan sikapNya yang menunggu dua hari lagi supaya Ia pergi menjumpai Lazarus adalah supaya melalui kejadian itu �Anak Allah dimuliakan� (ay. 4) dan juga untuk memberikan pelajaran yang berharga akan pengenalan murid-muridNya tentang Tuhan Yesus untuk percaya bahwa Ia adalah Allah sumber kehidupan (ay. 15). Sehingga kedatangan Yesus untuk mengunjugi Lazarus bukan untuk menyembuhkan penyakit Lazarus sebagaimana harapan dari Marta, namun untuk membangkitkan Lazarus dari kematian.

Tetapi ketika Yesus datang, didapati bahwa Lazarus telah meninggal selama empat hari. Percakapan antara Tuhan Yesus dengan Marta dan apa yang dilakukanNya setelah percakapan tersebut memberikan pengajaran yang sangat berharga kepada yang percaya kepada Tuhan Yesus bahwa Ia adalah �Kebangkitan dan Hidup�. Bahkan lebih dari kisah ini, penyataan �Kebangkitan dan Hidup� itu telah nyata atas diriNya. Tidak ada kekuatan yang lebih kuat dari kematian, tidak ada kekuatan apapun di dunia ini yang dapat mengalahkan kematian. Dengan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus telah menaklukkan kematian manusia, karena kebangkitanNya adalah kemenangan atas kematian (1 Kor. 15:55). Maka kuasa �Kebangkitan dan Hidup� itu tidak hanya terlihat pada ajaran maupun mukjizat yang dilakukanNya, tetapi juga telah nyata atas diriNya.

Maka baiklah kita merenungkan pertanyaan Tuhan Yesus sebagaimana yang ditanyakanNya kepada Marta: �Percayakah engkau akan hal ini?� Percayakah kita bahwa Yesus adalah Kebangkitan dan hidup? Jika kita mengaku percaya, apakah kita memang sudah benar-benar mempercayakan hidup kita kepada kuasaNya? Bagaimana iman kepercayaan kita kepada Yesus adalah kebangkitan dan hidup itu benar-benar mempengaruhi hidup kita sekarang? Apakah hanya dalam perkataan saja kita percaya, namun kenyataan dalam kehidupan sehari-hari kita masih mempercayakan hidup pada kuasa-kuasa duniawi.

Nas ini kembali mengingatkan kita semboyan dalam bahasa latin yang mengatakan �memento mori� atau �ingatlah akan kematianmu�. Pada akhirnya secara jasmani semua manusia akan mengalami kematian. Tidak ada kuasa apapun di dunia ini dapat menyelamatkan kita dari kuasa kematian. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan �Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati�. Walaupun manusia harus mengalami kematian jasmani, tetapi hidup di dalam Tuhan (hidup rohani) tidak akan pernah mati, yang akan memanggil dan membangkitkan kita kepada hidup yang kekal.



Sunday, November 9, 2014

Zefanya 1: 7+ 12-18 | Hari Tuhan Sudah Dekat!

Bacaan Firman Tuhan: Zefanya 1: 7, 12-18
Pada waktu itu Aku akan menggeledah Yerusalem dengan memakai obor dan akan menghukum orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas endapannya dan yang berkata dalam hatinya: TUHAN tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat! Maka harta kekayaannya akan dirampas dan rumah-rumahnya akan menjadi sunyi sepi. Apabila mereka mendirikan rumah, mereka tidak akan mendiaminya; apabila mereka membuat kebun anggur, mereka tidak akan minum anggurnya."

Dalam pengakuan iman kita menyaksikan bahwa kita mempercayai pada saatnya kehidupan di dunia ini akan berakhir. Waktu dan saatnya yang tidak kita tahu seperti pencuri di malam hari, apakah akhir dunia ini akan terjadi setelah kita meninggal atau ketika kita masih hidup. Namun yang pasti Tuhan Yesus akan datang kembali ke dunia ini dan kita akan berdiri di hadapan pengadilanNya.

Dalam nas ini di terangkan pada kita, bahwa hari Tuhan yang akan terjadi itu adalah hari kegemasan, hari kesusahan, hari kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan bahkan pahlawan sekalipun akan menangis di buatnya. Dalam nas ini juga kita di ingatkan bahwa pada saatnya rumah yang kita bangun dalam dunia ini tidak akan ada artinya, emas dan perak yag kita kumpulkan itu tidak akan ada nilainya sebab segala sesuatunya akan musnah.

Oleh karena itu, firman Tuhan mengajak kita saat ini untuk mempersiapkan diri dalam menanti kedatangan hari Tuhan yang dahsyat itu. Maka kita di sadarkan apa yang membuat hari Tuhan itu menjadi hari kegemasan, hari kesusahan, hari kesulitan bagi kita.

Maka kita harus waspada akan dua akar dosa yang besar yang dapat merambat membawa kita untuk melakukan berbagai macam dosa lainnya.

1.      Menduakan Tuhan
Jika dalam konteks bangsa Israel saat itu, mereka menyembah Tuhan, tetapi di sisi yang lain mereka juga menyembah ilah-ilah lain. Istilahlah sekarang �pasang dua� mana yang dapat, tidak dapat dari sana, dapat dari sini begitu pula sebaliknya. Seperti itulah sikap orang yang menduakan Tuhan yang di dalam dirinya bekerja roh-roh duniawi, yang hanya memfokuskan dirinya pada kenikmatan duniawi saja.

Pada jaman saat ini, penyembahan berhala pada ilah-ilah duniawi tidak hanya sebatas pada praktek-praktek perdukunan tetapi telah merambah jauh dalam berbagai bentuk. Intinya penyembahan berhala itu telah merasuki ke setiap lini kehidupan manusia yang mana bagi sebahagian orang tidak lagi dapat membatasi diri untuk melakukan nafsu duniawi, apapun akan di lakukan yang penting kesenangan duniawinya tercapai. Untuk mencapai kenikmatan dunia ini maka di pakailah istilah �kanan kiri ok� bahwa dari manapun akan di usahakan untuk mencapai kenikmatan dunianya bahkan Tuhan juga di buatnya menjadi budak kenikmatan dunianya. Alih-alih ingin memuji Tuhan, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah hanya ingin mencapai nafsu dan kerakusannya.

Maka firman Tuhan saat ini ingin menyapa kita bahwa sebagaimana kita yang menginginkan kebahagiaan hidup demikian pula dengan Tuhan yang juga menginginkan kita hidup bahagia di dunia yang Dia ciptakan ini. Dunia ini di jadikan Tuhan bukan menjadi gelanglang pembantaian, justru sebaliknya manusia itu sendiri yang membuat dunia ini menjadi tempat yang menyedihkan dan mengerikan oleh perbuatan dosanya sendiri.

Kita sendiri dapat menemukan dalam Alkitab bagaimana Tuhan itu menempatkan manusia pertama ke taman Eden, di tempat itu segala yang di perlukan oleh manusia telah tersedia, begitu pula janji Tuhan yang menuntun umat Israel ke tanah Kanaan, tanah yang penuh dengan madu dan susu, dan seperti pengakuan Daud �Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang� (Mazmur 23: 2).

Jika dari Tuhan pencipta kita, kebaikanlah yang Dia rencanakan bagi kita, hanya bagaimana agar kita mengikuti �aturan main� dari Tuhan yang telah di tetapkanNya, jangan kita buat aturan main sendiri sesuaka hati kita di dunia yang di jadikanNya ini.

Sebagai umat yang mempercayai Tuhan sebagai pencipta, bagaimana kita meneguhkan diri bahwa hanya dari Tuhan kita mendapatkan kebahagiaan hidup, kekayaan dari Tuhanlah yang kita cari, pertolongan dari Tuhanlah yang kita minta, kesembuhan yang dari Tuhanlah yang kita minta.

2.      Tidak mempercayai keberadaan Tuhan  
Dalam ayat 12 dikatakan �Tuhan tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat!�. Hal ini adalah ungkapan yang muncul dari orang yang tidak lagi mempercayai keberadaan dan kuasa Tuhan. Dalam percakapan kita sehari-hari tidak jarang juga uncul ungkapan-ungkapan yang tidak lebih sama seperti yang di ungkapkan oleh orang Israel dalam nas ini.
Ada yang mengatakan:
�Memangnya gereja bisa kasih kamu makan?�
�Jika kau tidak datang ke gereja, apa Tuhan itu akan pukul kepalamu?�
�dilakukan dosa bukanya terjadi apa-apa, berdoa juga pada Tuhan sama juga tidak ada yang terjadi!�

Jika ada suara seperti ini muncul dalam hati kita, jangan-jangan kita sudah mulai tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Maka firman Tuhan ingin menyapa kita saat ini, dengan penegasan akan kuasaNya yang besar bahwa Tuhan itu ada, bekerja dan berkarya dalam hidup kita. Hanya saja kita yang tidak sensitive tidak peka akan kehadiran dan keberadaan Tuhan dalam segala peristiwa yang kita hadapi.

Ketidakpekaan kita akan kehadiran Tuhan dalam segala peristiwa yang kita hadapi tidak lepas dari penghayatan yang sudah tertanam dalam diri kita tentang kehadiran Allah yang hanya terjadi pada peristiwa yang spektakuler, padahal kehadiran Tuhan itu bukanlah temporer hanya pada saat tertentu saja, tetapi setiap saat waktu dan segala peristiwa yang kita hadapi. Karena kita mengenal Tuhan yang adalah Immanuel bahwa Allah beserta kita, bukan pesulap.

Dalam proses perjalanan kehidupan kita, Tuhan tetap ada dan berkarya dalam segala peristiwa yang kita hadapi. Dalam segala peristiwa itulah Tuhan bekerja untuk semakin menumbuhkan Iman Kasih dan Pengharapan kita. Tuhan bukanya tidak bertindak untuk kita, tetapi kita yang tidak tahu bagaimana Tuhan bekerja dalam diri kita.

Untuk lebih dalam kita merenungkan nas ini, adalah baik jika kita merenungkan Mazmur 23. Kita akan di bawa untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dikatakan jelas bahwa �Tuhan adalah gembalaku� yang menuntun ke padang rumput hijau dan air yang tenang, namun walaupun demikian bukan artinya kita tanpa pergumulan, tetapi dikatakan �Aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku�. Dalam dunia ini kita di gembalakan oleh Tuhan, maka akan ada tujuan kemana Tuhan menggembalakan kita dikatakan lagi �Aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa�. Maka penggembalaan Tuhan memiliki tujuan yang penuh sukacita, kesitulah tujuan kehidupan kita untuk masuk ke rumah Tuhan. Maka supaya hari Tuhan itu tidak menjadi hari kesusahan bagi kita, berilah dirimu di gembalakan Tuhan untuk memasuki rumahNya yang baka, supaya hari Tuhan itu menjadi hari bahagia, hari kemenangan, hari sukacita abadi kita. Amin

Tuesday, November 4, 2014

Apakah masalahmu lebih besar dari Tuhanmu?



�Dari pada suara  air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yanghebat, lebih hebat  TUHAN di tempat tinggi�. � Mazmur 93:4

"Semakin lama aku terlarut dalam kesedihan, semakin aku menyelesali yang telah terjadi, semakin lama aku biarkan pikiranku dipenuhi oleh kekuranganku, maka aku semakin membuat Tuhan semakin kecil dan tidak berarti dalam hidupku".
 Tanpa disadari, banyak orang yang semakin mengecilkan bahkan meniadakan kuasa Allah yang besar dalam kehidupannya, ketika seseorang itu hanya melihat masalah dan kesulitan yang dihadapinya. Sampai dia lupa melihat kuasa Allah yang begitu besarnya yang �tak dapat dibandingkan dengan �besarnya� masalah yang dihadapinya.

Dalam Mazmur 43: 5, Daud bernyanyi: ��Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?�. Daud terdasar bahwa beratnya masalah yang dihadapinya tidaklah sebanding dengan kuasa Allah yang begitu besar. Sehingga tidak ada yang lain selain berharap kepada Tuhan, karena hanya Tuhanlah penolong dan Allah yang setia.

Maka aku akan ajar hati dan pikiranku untuk mempercayai kuasa Allah yang besar bukan pada kuasa masalah maupun kesulitan yang menghancurkan.

Tags