Latest News

Tuesday, January 16, 2018

Apatis = Hati Degil

Dengan kedua bacaan ini mari kita merenungkan tentang ketakutan yang menumbuhkan sikap apatis. Sikap apatis adalah sikap yang tidak mau bereaksi baik positif maupun negatif, baik ketika orang lain berbuat salah, yang penting dirinya sendiri tidak terpengaruh secara langsung. Sikap apatis tumbuh dari ketakutan, arogan, ketidakpedulian, atau ingin menyelamatkan diri sendiri.

Bangsa Israel pada bacaan pertama memiliki sikap ini. Mereka tidak bergerak untuk menyambut tantangan Goliat. Mereka menunggu dalam ketakutan, berharap orang lain yang akan datang menyelamatkan mereka. Demikian pula hal ini tampak di bacaan kedua pada orang-orang Farisi ketika Yesus menantang mereka. Mereka tidak berani menjawab, takut jawaban mereka tidak menyenangkan hati pihak lainnya. Mereka memilih untuk diam, lalu mengambil strategi untuk bersekongkol di belakang Yesus.

Kita pun sering menemui orang-orang dengan sikap apatis seperti ini. Orang-orang yang ketika diajak melayani, mengunjungi orang, mempersiapkan sesuatu, hanya diam saja. Tidak bilang ya ataupun tidak. Mereka tidak mau menempatkan diri mereka pada situasi yang mungkin tidak enak bagi mereka. Mereka tidak mau berkomitmen karena kuatir tidak mampu menjaga komitmen itu. Mereka tidak mau menjawab karena takut ditertawakan dan dihina.

Maka kini marilah kita mempertanyakan diri kita sendiri: mampukah kita menggeser sikap apatis kita, menantang diri kita untuk mampu berada di tempat yang tidak kita sukai, di luar zona nyaman kita. Mampukah kita mengatasi rasa takut, rasa malu, rasa arogan kita, agar sedikit demi sedikit kita menjadi tidak apatis lagi? Selamat berjuang.

-------------------
Bacaan Liturgi 17 Januari 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa II
PW S. Antonius, Abas
Bacaan Pertama: 1Sam 17:32-33.37.40-51

Bacaan Injil: Mrk 3:1-6

No comments:

Post a Comment

Tags