Latest News

Tuesday, December 5, 2017

Sukacita dan Pengharapan adalah Obat Termanjur

Seorang sopir turun dari mobil mewah di depan tempat pemakaman umum. Ia berjalan menuju pos penjaga kuburan & berkata: �Pak, tolong temui nyonya di mobil itu, karena tak lama lagi ia akan meninggal!� Dengan tergesa gesa penjaga kuburan itu segera berjalan menghampiri sang nyonya.Seorang perempuan lemah, berwajah sedih membuka pintu mobilnya, dan berkata: �Saya....Nyonya Stefanus yang selama ini mengirim uang tiap dua minggu sekali agar Anda dapat membeli seikat bunga & menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan & kebaikan hati Anda.�

�O..., jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Maaf Nyonya, memang uang yang dikirimkan itu selalu saya belikan bunga,  tetapi saya tidak pernah menaruh bunga itu di pusara anak Nyonya.� jawab si penjaga kuburan itu. �Ya nyonya, karena menurut saya, orang yang sudah meninggal tidak akan pernah melihat keindahan bunga tersebut.Karena itu setiap bunga yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit,
orang miskin yang saya jumpai, atau saya berikan kepada mereka yang sedang bersedih. Orang2 yang masih hiduplah yang dapat menikmati keindahan & keharuman bunga2 itu, Nyonya,� jawab pria itu.

Nyonya itu terdiam dan pulang. Beberapa bulan kemudian ia datang lagi, namun sudah jauh lebih sehat dan ceria. �Selamat pagi, apakah masih ingat saya ? ......Saya Nyonya Stefanus.
Saya berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Ketika saya secara langsung mengantarkan bunga2 itu ke Rumah sakit atau panti jompo, org org yg sedang susah  bunga-bunga itu tidak hanya membuat mereka Bahagia, .........tetapi .........
saya juga  turut Bahagia,� katanya sambil tersenyum.  �Sampai saat ini dokter2 tidak tahu mengapa saya bisa sembuh,  tetapi saya benar-benar yakin. bahwa ........sukacita & pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!�

Bahagia adalah kata yang mudah diucapkan namun sulit dirasakan. Namun Allah sudah menjanjikan kebahagiaan kekal di mana tidak ada dukacita. Dan apakah Allah sungguh dapat menepati janji itu? Bila ragu, maka lihatlah Yesus yang telah berhasil menghapus sebagian dukacita yang ada di dunia: kesakitan dan kelaparan. Bahkan di perikop lainnya kita tahu Yesus pun telah berhasil menghapus dukacita kematian. Melihat itu semua, masihkah kita ragu akan janji kebahagiaan kekal Allah bagi kita yang setia padaNya?


------------------
Bacaan Liturgi 06 Desember 2017
Rabu Pekan Adven I
PF S. Nikolaus, Uskup
Bacaan Pertama: Yes 25:6-10a

Bacaan Injil: Mat 15:29-37

No comments:

Post a Comment

Tags