
Dari perasaan syukur yang dirasakan di dalam misa itu, kita bisa membayangkan sukacita yang terjadi dalam hati Maria, walaupun mungkin sukacita itu diiringi dengan kekuatiran. Sukacita itu masih ditambah oleh kabar bahwa saudarinya Elizabeth pun juga sedang mengandung. Maria memandang pertanda-pertanda itu sebagai bukti janji Allah padanya, yaitu bahwa anak yang akan dilahirkannya adalah Anak Allah. Karenanya pertanda ini menjadi kekuatan bagi Maria untuk kuat menerima kondisinya yang kita tahu mungkin berbahaya pada jaman itu.
Sebaliknya raja Ahas tidak mau meminta pertanda, walaupun Allah sudah menawarkannya. Kenapa ia tidak mau memintanya? Dari alasan yang diberikannya, kita dapat menduga karena raja takut mencobai Allah. Namun bila membaca ayat sebelumnya, kita dapat mengambil kesimpulan lain, yaitu bahwa raja sebenarnya tidak percaya pada janji Allah, yaitu bahwa serangan raja Israel tidak akan mengalahkannya. Pertanda Allah menjadi tidak berarti ketika kita tidak mempercayai Allah dan janji-janjiNya. Oleh karena itu marilah kita jeli melihat pertanda-pertanda yang datangnya dari Allah supaya kita terus kuat di dalam menghadapi situasi kehidupan, karena kita percaya akan janji Allah akan kehidupan kekal yang datang dalam perantaraan Yesus.
---------------------
Bacaan Liturgi 20 Desember 2017
Masa Adven 20 Desember
Bacaan Pertama: Yes 7:10-14
Bacaan Injil: Luk 1:26-38
No comments:
Post a Comment