Latest News

Wednesday, September 27, 2017

Pancasila, Gotong Royong dan Semangat Kasih

Tahukah Anda bahwa Soekarno pernah menyatakan bahwa bila Pancasila harus diperas menjadi hanya 1 sila, atau Ekasila, maka hasilnya adalah GOTONG ROYONG?

Kenapa Gotong Royong? Karena di seluruh penjuru Indonesia, gotong royong telah merakyat dan mendarahdaging. Gotongroyong mengandung arti bahwa hidup tolong menolong dalam tradisi masyarakat Indonesia, tidak hanya merupakan wujud keterikatan sosial antar satu dengan yang lain, tetapi lebih dari itu memiliki makna religius spiritual yang sakral. Prinsip gotong royong dapat ditemukan di semua kearifan lokal: di Madura �Song-Osong Lombhung�, di Bali �Ngayah�, di Papua �Helem Foi Kenambai Umbai�, di Sulawesi Selatan �Ammossi�, di Sulawesi Utara �Mapalus�, di Kalimantan Timur �Paleo�, di Sumatera Barat �Hoyak Tabuik�, di Sumatera Utara �Siadapari�, di Ambon �Masohi�, di Sumbada �Pawonda�, di Aceh �Alang Tulung�, di Riau �Batobo�, di Kepri �Beganjal�, di Jambi �Pelarian�, di Babel �Nganggung�. Bahkan di Jawa ada berbagai istilah untuk menunjuk prinsip itu: �Gugur Gunung� (Jawa Tengah), �Sabiruyangan� (Sunda), �Sambatan� (Jawa Timur), �Soyo� atau �Kudur� (Nganjuk).

Apa yang mendasari prinsip gotong royong ini? Tentu adalah semangat kasih. Kasih yang seperti apa? Kasih kepada Tuhan yang mahaesa, kasih yang membangkitkan semangat keadilan dan keberadaban, kasih yang menyatukan, kasih yang mendorong kepemimpinan oleh hikmah kebijaksanaan dalam pemusyawaratan perwakilan, dan kasih yang menghasilkan keadilan sosial yang merata. Bila direnungi maka setiap sila dalam Pancasila selalu mengimplisitkan �kebersamaan�, yang pada prinsipnya adalah dasar dari gotong royong.

Bagaimana orang Katolik memahami dasar negara ini? Dengan sangat jelas, karena Kitab Suci sendiri pun telah mengajarkan:
Sila 1: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu (Mat 22:37)

Dan untuk sila-sila lainnya, Yesus meneruskan: �Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.� Ini diuraikan dalam keempat sila lainnya.
Sila 2: Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. (Im 19:13)
Sila 3: Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. (1Kor 1:10)
Sila 4: Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. (Kis 15:1-10_
Sila 5: Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (Mat 20:1-16).


Dan gotong royong secara jelas muncul sebagai faktor maupun sebagai hasil dari implementasi sila-sila tersebut. Kita beruntung hidup di dalam negara di mana dasar ideologinya sangat dekat dengan ajaran Yesus sendiri. Oleh karena itu marilah kita mengamalkan Pancasila baik di dalam hati kita maupun di dalam praksis kehidupan kita. 

No comments:

Post a Comment

Tags