Latest News

Tuesday, August 8, 2017

Kalah Takut dengan Iman

Takut adalah perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Kadang takut itu tidak rasional dan tidak terbendung. Pada waktu kecil saya pernah diajak naik sebuah wahana permainan yang berputar-putar. Karena tidak menyangka, maka sepanjang permainan saya berteriak ketakutan dan gemetar pada saat keluar. Rasa takut itu masih menyangkut di diri saya sampai dewasa, dimana saya tidak berani naik roller coaster, bahkan wahana yang tidak terlalu menakutkan seperti wahana Niagara (dengan perahu terjun ke air). Dengan sadar saya bertekad untuk mengalahkan ketakutan saya supaya bisa bermain seperti orang lain. Tapi kesadaran itu tidaklah cukup. Saya keluar dari wahana tetap dengan badan gemetar dan wajah pucat, bahkan ketika wahana itu hanyalah simulasi 3D dari roller coaster.


Kenapa rasa takut itu muncul? Menurut pakar psikologi, takut muncul karena adanya ketidakpercayaan terhadap kesanggupan diri untuk mengatasi masalah yang muncul. Saya tidak yakin  sanggup untuk mengatasi apa yang terjadi apabila ada hal yang tidak terduga keluar dari wahana yang saya naiki. Kesepuluh utusan Israel tidak yakin sanggup untuk mengatasi bangsa-bangsa raksasa di Kanaan. Celakanya, mereka juga tidak yakin bahwa Allah yang telah berjanji memberikan tanah itu kepada mereka sanggup dan mau untuk membantu mereka merebut tanah itu. Seorang pegawai takut kepada bosnya karena merasa tidak sanggup untuk menghadapi konsekuensi kemarahannya. Anak yang dibully tidak yakin sanggup untuk berkelahi melawan anak yang lebih besar atau lebih senior. Remaja yang bunuh diri tidak yakin sanggup menghadapi dunia tanpa teman yang menyayanginya apa adanya.


Dan apa obat dari rasa takut? Iman. Lihatlah apa yang dikatakan oleh ibu yang memohon pertolongan dari Yesus. Walaupun Yesus mengatai dia seakan-akan anjing, tapi ibu itu beriman bahwa Tuhan mampu dan sanggup untuk menolong dia, bahkan hanya dengan remah-remah berkat saja. Ibu itu yakin bahwa remah-remah berkat Tuhan, setelah dibagikan pada anak-anak Israel, masih cukup untuk menyembuhkan anaknya. Kaleb dan Yosua beriman bahwa Allah yang telah berjani memberikan Kanaan pada Israel, mau dan sanggup untuk menaklukkan raksasa-raksasa yang kini mendiami tanah itu. Bagaimana iman kita sendiri? Sudah sanggupkah iman kita mengalahkan rasa takut, takut akan masa depan, takut akan sakit penyakit tak terobati, takut akan kehidupan anak-anak kita, takut akan besarnya utang kita, dan semua ketakutan yang ada.


--------------
Bacaan Liturgi 09 Agustus 2017
Rabu Pekan Biasa XVIII
Bacaan Pertama: Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35

Bacaan Injil: Mat 15:21-28

No comments:

Post a Comment

Tags