Latest News

Tuesday, July 25, 2017

St. Anna & St. Yoakim, Teladan Kesetiaan dan Harapan

Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah. Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan. Pada suatu hari malaekat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: �Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!� Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak wanita yang manis, Maria. Kelahiran Maria menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilika khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati ibu Anna. Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti �Persiapan bagi Tuhan�, sedangkan Anna berarti �Rahmat atau Karunia�.

Apa yang dapat dipetik dari kisah hidup Santa Anna dan Santo Yoakim? Bahwa kesetiaan dan harapan mereka kepada Tuhan tidak berkesudahan. Bukan kekayaan dan jabatan yang membuat mereka dikenal sepanjang masa dan di seluruh dunia. Melainkan bahwa Allah telah menjawab kesetiaan dan harapan mereka dengan berlimpah-limpah. Kita juga percaya bahwa mereka �menularkan� kesetiaan dan harapan itu kepada putri mereka, Maria, sehingga Maria mampu menjawab dengan penuh iman: �Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.� Sungguh benar kata Yesus bin Sirakh, bahwa inilah warisan yang terbesar yang dapat diberikan kepada semua orang di dunia ini sepanjang segala masa.


Kita hidup pada era keselamatan, di mana harapan telah diberikan kepada kita secara berlimpah melalui kebangkitan Yesus. Era ini dinanti oleh nenek moyang kita dengan penuh iman dan harapan, namun mereka belum menikmatinya. Kita pun dituntut kesetiaan dan harapan sampai masa Yesus datang untuk kedua kalinya. Mampukah kita setia kepadaNya? Akankah Ia menemukan kita masih setia padaNya ketika Ia datang?

--------------------------
Bacaan Liturgi 26 Juli 2017
Rabu Pekan Biasa XVI
PW S. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria
Bacaan Pertama: Sir 44:1.10-15
Bacaan Injil: Mat 13:16-17


No comments:

Post a Comment

Tags