Latest News

Tuesday, February 7, 2017

Jadi Kristen itu Gampang. Benarkah?

Kata orang jadi orang Kristen itu enak. Punya Allah yang esa dan mahakuasa, punya Yesus yang sudah menyelamatkan, punya Roh Kudus untuk membimbing, eh tambah lagi, tidak ada pantangan makan. Boleh makan babi, anjing, kura-kura, ular, dan semuanya. Tapi benarkah demikian? Apakah Yesus menyatakan hal ini hanya untuk membebaskan kita dari hal-hal duniawi? Tidak. Malah Tuhan Yesus menyatakan syarat yang sebenarnya lebih berat daripada sekadar makanan haram dan halal.

Sebelumnya jawab dulu pertanyaan ini secara jujur. Lebih mudah tidak makan coklat atau tidak membayangkan rasa coklat ketika melihat ada coklat nganggur di meja? Lebih mudah tidak buka buku novel atau belajar dengan tekun? Lebih mudah tidak pergi ke mall atau tidak belanja ketika sudah di mall? Lebih mudah diam seribu kata atau berkata-kata tanpa gosipin orang yang menurut kita aneh? Lebih mudah menghindari orang yang disebelin atau tersenyum tulus ketika ada orang yang disebelin di depan kita?

Yang pertama lebih mudah daripada yang kedua. Hal-hal yang sifatnya duniawi lebih mudah dihindari ketimbang menghindari pikiran yang jahat, kata-kata fitnah, dan keinginan akan hal yang bukan milik kita. Puasa hal-hal duniawi akan mendisiplinkan diri untuk menerima tantangan Yesus, yaitu yang lebih berat lagi. Jadi Yesus menantang kita untuk tidak hanya puasa makan, tetapi membantu orang yang kelaparan; tidak hanya tidak bekerja pada hari Sabat, tetapi menghindari gosip; tidak hanya tidak mencuri uang di atas meja, tapi mengembalikan hak orang miskin; tidak hanya puas dengan tidak membunuh, tapi menyemangati orang lain yang putus asa. Bisakah kita menerima tantangan Yesus? Selamat mencoba.

------------------------
Rabu, 8 Februari 2017
Hari Biasa (H)
Bacaan 1: Kej 2: 4b-9, 15 - 17
MT: Mzm 104:1-2a, 27-28, 29bc
Bacaan Injil: Mrk 7:14-23

Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, �belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu �ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."  (Kej 2:4-9,15-17)

Doa seorang sengsara, pada waktu ia lemah lesu dan mencurahkan pengaduhannya ke hadapan TUHAN. TUHAN, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepadaMu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan. Anak hamba-hambaMu akan diam dengan tenteram, dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapanMu. (Mzm 102:1-2,27-29)

Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepadaKu dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!] Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-muridNya bertanya kepadaNya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawabNya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. KataNya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."  (Mrk 7:14-23)

No comments:

Post a Comment

Tags