Latest News

Thursday, January 25, 2018

Bagaimana Mewariskan Iman Kita?

Mewariskan iman adalah sesuatu yang sulit, bahkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu Rasul Paulus selalu mendoakan Timotius yang memperoleh imannya dari nenek dan ibunya. Ia pun sangat bersyukur atas nenek dan ibu Timotius yang telah mewariskan iman yang baik kepada Timotius.

Yesus pun ketika mengutus murid-muridNya tahu bahwa iman sulit untuk diwariskan.Oleh karena itu Ia mengutus mereka berdua-dua agar saling membantu. Oleh karena itu Ia mengutur mereka tanpa apa-apa, supaya mereka membuka diri mereka sendiri dan buka dompet mereka. Oleh karena itu Ia mengutus mereka agar jangan berpindah-pindah rumah, agar orang merasa nyaman dan membuka hati bagi iman yang akan diwariskan. Mewariskan iman membutuhkan keterbukaan hati dari si pewaris dan si penerima. Walaupun lebih mudah warisan tersebut dilakukan di dalam keluarga, namun Allah tetap memungkinkan warisan tersebut terjadi di luar garis kekeluargaan.

Tapi bagaimana mewariskan iman? Tampaknya proses mewariskan iman membutuhkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Proses itu juga membutuhkan kesediaan untuk menderita bagi Injil-Nya. Lainnya tidak dikatakan lagi baik oleh Rasul Paulus maupun oleh Yesus. Tapi beranikah kita untuk melalui proses tersebut, membuka hati, melepas segalanya, dan mengobarkan roh yang ada pada kita semua berkat penumpangan tangan. Mari bersama-sama mewariskan iman.

------------------------------------------------
Bacaan Liturgi 26 Januari 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa III
PW S. Timotius dan Titus, Uskup
Bacaan Pertama: 2Tim 1:1-8

Bacaan Injil: Luk 10:1-9

No comments:

Post a Comment

Tags