Latest News

Tuesday, August 22, 2017

Ambisi Kita = Harimau Kita

Seorang guru memerintahkan murid-muridnya untuk berjalan melewati padang penuh bunga. Ia menyuruh murid-muridnya untuk mengambil satu bunga yang paling cantik di padang itu. Syaratnya si murid tidak boleh berpaling ke belakang untuk mengambil bunga yang telah dilewatinya. Murid-murid itu melaksanakan perintah itu dan menemui gurunya dengan tangan kosong. Mengapa demikian? Sang murid berharap bahwa di depan sana akan ada bunga yang lebih cantik. Dan akhirnya mereka tidak mendapatkan apapun.

Ambisi dan keserakahan adalah dua penghalang utama menuju kebahagiaan. Pernahkah melihat orang yang ambisius dan serakah berbahagia? Mereka tidak pernah merasa puas dengan dirinya. Posisinya sekarang hanya dilihat sebagai batu loncatan menuju posisi yang lebih baik. Harta yang dimilikinya sekarang dirasa belum cukup untuk membahagiakannya.


Di bacaan pertama pohon-pohon yang diminta untuk menjadi raja atas segala pohon pada dasarnya menolak. Mereka bersyukur dengan apa yang mereka miliki dan hasilkan saat ini. Pohon zaitun merasa beruntung karena minyaknya, pohon ara karena manisan dan buah-buahnya, dan pohon anggur karena airnya. Bahkan pohon semak yang tidak menghasilkan apa-apa memberikan syarat sulit agar ia mau diangkat raja. Sebaliknya dalam bacaan Injil tampak ambisi dan keserakahan manusia yang mau mendapat lebih daripada teman-temannya. Padahal awalnya mereka pun tidak memiliki apa-apa sampai ditawari kerja oleh si tuan rumah. Marilah kita meninggalkan segala ambisi dan keserakahan kita, dan kita melayani Tuhan dan sesama dengan setulus hati, sekuat tenaga dan dengan seluruh talenta kita.


------------------------------
Bacaan Liturgi 23 Agustus 2017
Rabu Pekan Biasa
Bacaan Pertama: Hak 9:6-15

Bacaan Injil: Mat 20:1-16a

No comments:

Post a Comment

Tags