Latest News

Wednesday, June 28, 2017

Manusia Pertama Jatuh ke Dalam Dosa

Kita mempelajari bahwa manusia pertama yang diciptakan menurut Alkitab bernama Adam dan Hawa, yang kemudian jatuh ke dalam dosa. Dari merekalah kita mendapatkan warisan dosa asal yang kemudian dihapus ketika kita dibaptis dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Di dalam liturgi Malam Paskah dimadahkan Pujian Paskah yang salah satu liriknya adalah: �Sungguh perlu dosa Adam, yang telah dilebur oleh wafat Kristus. O dosa yang menguntungkan sebab mendatangkan Penebus semulia ini.O malam bahagia, yang menghubungkan kembali surga dengan dunia, Allah dengan umat manusia.� Jadi menurut Gereja Katolik, dosa Adam bukanlah dosa yang harus disesali namun dosa yang membahagiakan karena membuat kita mengenal cinta Allah yang demikian besar melalui Tuhan Yesus.

Tapi apakah benar ada 1 manusia pertama yang kemudian melahirkan manusia-manusia lainnya? Sampai sekarang sains sedang mencari manusia pertama ini dan belum sampai kepada kesimpulan akhir.  Charles Darwin menyatakan bahwa kita semua bukan diciptakan dari debu tanah melainkan dari evolusi yang berakar kepada monyet. Pada suatu titik seekor monyet ber-evolusi menjadi yang kita kenal sebagai Homo Sapiens karena tuntutan lingkungannya. Namun di pihak lain juga sains kebingungan karena bila demikian tampaknya bukti menunjukkan bahwa evolusi kepada manusia ini terjadi di beberapa tempat sekaligus dengan perbedaan anatomi yang mencolok. Bukti akan hal ini adalah adanya Homo Floresiensis yang ditemukan di Flores, yaitu manusia kerdil yang hidup bersamaan dengan Homo Neanderthal yang ditemukan di Eropa.

Kajian Kitab Suci sendiri pada saat ini mengarah kepada kesimpulan bahwa Adam yang dimaksud bukanlah 1 orang (Single person), melainkan jamak. Kata Adam berasal dari �Adamu� yang berarti manusia.

Ada banyak pertanyaan di seputar manusia pertama ini, di bawah ini hanyalah beberapanya saja:

         Apakah ada manusia sebelum Adam? Ini implisit di Kej 1:26-27 ketika Allah menciptakan sekaligus laki-laki dan perempuan.
Ada beberapa pendapat mengenai hal ini, tapi benar ada manusia sebelum Adam. Yang membedakan sebelum Adam adalah Adam dipilih oleh TUHAN sendiri, dengan segala pertimbangannya untuk menjadi  Orang Pilihan-Nya dan dihembuskan-Nya nafas kehidupan. Disini  Penulis ingin menekankan tentang Penciptaan itu sendiri, manusia yang serupa dan segambar dengan TUHAN.

Sebelum Adam, manusia hanya dinamakan "Manusia", belum memiliki nama satu persatu seperti halnya makhluk ciptaan yang lain juga tidak mempunya nama. Allah menciptakan "Sapi", "Ayam", "Anjing", "Gajah", tanpa memiliki nama sendiri-sendiri. Akan tetapi kemudian setelah 1 manusia dipilih, diberi nafas Roh yang Hidup, di tempatkan di Taman Eden, diberi nama Adam. Setelah itu baru ada nama-nama manusia secara spesifik.

Kata yang digunakan dalam Penciptaan manusia dalam Kejadian 1 : 27 adalah CREATE / MENCIPTAKAN (Ingat : Creation), diciptakan dari yang belum ada. Tetapi dalam Kejadian 2 : 7 digunakan kata FORM / MEMBENTUK (Ingat : Information) yang berarti dibentuk dari yang sudah ada.

         Dimanakah Taman Eden dan sungainya?
Karena dari Eden mengalir sebuah sungai yang dua cabangnya adalah Tigris dan Efrat, maka secara tradisional orang percaya Taman Eden berlokasi di suatu tempat di daerah Mesopotamia (daerah sekitar Irak sekarang). Beberapa teori lain mengatakan bahwa Taman Eden berada di Ethiopia, Jawa, Seychelles, Brabant dan Bristol, Florida. Yang lainnya menunjuk bahwa dunia pada masa Eden telah dihancurkan dalam banjir besar pada masa Nuh dan karena itu tidak mungkin untuk melokalisir Taman itu di manapun juga dalam geografi pasca-banjir. Ada pula usaha untuk menghubungkannya dengan tanah mistis yang tenggelam di Atlantis.

Banyak teolog Kristen percaya bahwa Taman ini tidak pernah ada di muka bumi, melainkan berada di dekat surga sehingga ia diidentikkan dengan Firdaus.

         Mengapa ular menjadi lambang penggoda?
Simbol ular sangat penting di dalam kepercayaan Mesir Kuno, Kanaan, Mesopotamia dan Yunani. Ular adalah simbol kekacauan dan kuasa, sekaligus simbol kesuburan, hidup dan penyembuhan. Nachash, kata Ibrani untuk ular, berhubungan dengan keilahian melalui meramal nasib. Di dalam Epos Gilgamesh, Gilgamesh kehilangan imortalitasnya karena dicuri oleh ular. Sementara itu Ouroboros adalah ular yang memakan ekornya sendiri sebagai lambang keabadian (perpetualitas).

Jadi mungkin ular dipilih karena binatang ini sering dipuja sebagai dewa yang penting sebagai pembawa hidup. Ini bertentangan dengan iman bahwa Allah-lah sumber hidup.

         Apa yang dimaksudkan dengan ular meremukkan tumit keturunan perempuan?
Tumit melambangkan sifat kemanusiaan. Jadi keturunan perempuan itu (yaitu Yesus) datang untuk meremukkan kepalanya, artinya Dia akan menghancurkan seluruh tipu muslihat dan kekuasaannya, dan meluluhlantakkan seluruh kerajaan dan kepentingannya. Sebaliknya iblis meremukkan tumit-Nya yaitu sifat kemanusiaan-Nya.

Tumit Kristus diremukkan ketika kakinya ditembus dan dipakukan pada salib, dan penderitaan Kristus berlanjut dalam penderitaan orang-orang kudus demi nama-Nya. Iblis mencobai mereka, membuang mereka ke dalam penjara, menganiaya dan membunuh mereka, dan dengan demikian meremukkan tumit Kristus, yang menderita dalam penderitaan mereka. Namun, sementara tumit diremukkan di bumi, syukurlah bahwa kepala dalam keadaan selamat di sorga.

         Mengapa tulang rusuk yang dipilih?
Perempuan pertama itu dinamai ishah (= "perempuan, wanita") dengan penjelasan bahwa ia diambil dari ish (= "laki-laki"). Tradisi eksegetika yang bertahan lama menafsirkan bahwa penggunaan rusuk dari sisi seorang laki-laki menekankan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama, karena perempuan diciptakan dari bahan yang sama dengan laki-laki, dan diberi kehidupan dengan cara yang sama dengan laki-laki.  Sesungguhnya kata yang diterjemahkan sebagai "rusuk" dapat pula diterjemahkan sebagai "sisi", "kamar" atau "tiang penyangga".

Di kemudian hari, setelah kisah taman Eden berakhir, perempuan itu mendapat nama "Hawa" (Hawwah), yang dalam bahasa Ibrani berarti "hidup", dari akar kata yang juga berarti "ular".

         Kenapa Allah tidak memeriksa ular dulu melainkan langsung menghukumnya?
Pertama, karena dia sudah terbukti bersalah atas pemberontakan terhadap Allah, dan kebencian dan kejahatannya sudah terkenal, bukan ditemukan melalui penyelidikan rahasia, melainkan diakui dan dinyatakan secara terbuka.

Kedua, karena dia akan diasingkan selamanya dari segala harapan pengampunan. Bila demikian mengapa harus mengatakan sesuatu untuk menginsafkan dan membuat rendah hati dia yang tidak akan bertobat? Lukanya tidak dicari, karena tidak akan disembuhkan. Beberapa orang beranggapan bahwa kondisi malaikat-malaikat yang jatuh belum dinyatakan tanpa harapan dan tidak tertolong sampai pada waktu itu setelah mereka membujuk manusia untuk memberontak.

Ketiga, Hukuman yang diberikan kepada si penggoda dapat dianggap sebagai penerangan tentang si ular, makhluk liar yang Iblis manfaatkan. Seperti makhluk-makhluk lainnya, ular diciptakan untuk melayani manusia, tetapi saat itu disalahgunakan untuk mencelakakannya. Oleh karena itu, untuk menyatakan kebencian terhadap dosa, dan kecemburuan karena kehormatan Adam dan Hawa dicemarkan, Allah mengikatkan kutuk dan kecaman kepada si ular, dan membuatnya mengeluh karena dibebani. Lihatlah Roma 8:20. Alat-alat Iblis harus ikut merasakan hukuman bagi Iblis. Jadi tubuh pelaku kejahatan, walaupun hanya alat ketidakadilan, akan ambil bagian dalam siksaan kekal dengan jiwa, si pelaku utama.


-------------------
Kej 1:26-30 dan 2:5 � 3

No comments:

Post a Comment

Tags