Latest News

Thursday, March 23, 2017

Cinta Tanpa Syarat

Di dalam dunia, cinta biasanya bersyarat. Syarat- syarat cinta misalnya: 
1. Material. Karena dia punya materi maka dia jadi sahabat, teman dan pasangan idaman. Alasannya karena adamateri yang bisa kita manfaatkan. Begitu materi hilang, habis pulalah cinta kita padanya. 
2. Perbuatan baik. Karena dia pernah berbuat baik maka kita mau mencintainya. Cinta tidak diarahkan kepada kepribadian  menyeluruh melainkan pada perbuatan baiknya saja. Belum tentu kita dapat mencintai kekurangan dan kelebihannya yang lain.
3. Sifat atau kepribadiannya. Cinta ini diarahkan hanya kepada satu hal tertentu saja, misalnya wajahnya yang cantik atau tampan atau sama-sama suka nonton film.


Cinta yang memiliki syarat adalah cinta yang egoistis. Di dalam bacaan Injil hari ini kita belajar cinta yang utuh, tidak bersyarat, baik kepada Allah maupun kepada orang lain. Yesus mengajarkan agar kita mencintai Allah dengan segenap hati,  segenap akal budi, segenap jiwa dan segenap kekuatan kita. Artinya kita tidak mencintai Allah ketika kita kuat, atau sehat atau pintar atau kaya, melainkan juga ketika kita sakit, lemah dan miskin. 

Kita juga diajarkan untuk mencintai sesama kita seperti kita mencintai diri sendiri. Bagaimana kita mencintai diri sendiri? Kita mencintai diri kita ketika kita sehat maupun sakit, ketika kaya maupun miskin. Kita mencintai diri kita secara utuh. Bila kita tidak mencintai sesama secara utuh maka sia-sialah kurban bakaran dan persembahan, dan sia-sia pula niat kita untuk mencintai Allah.

Dan yang terutama, Yesus mengajarkan bahwa mencintai berawal dari pendengaran. Itulah sebabnya Ia mengawali jawabanNya dengan: "Dengarlah, hai orang Israel...". Memang cinta tumbuh dari pendengaran. Seperti pada bacaan pertama ketika Allah yang mendengarkan permohonan orang Israel dan menjawab mereka, menyurutkan murkaNya dan kembali mengasihi orang Israel dengan lembut. Demikianlah kita perlu menghadirkan cinta tanpa syarat seperti yang telah diberikan Allah kepada sesama kita. Sama seperti jg dalam  bacaan injil, Yesus menekankan hal mendengarkan, krn mendengar berarti membuka semua unsur-unsur yang bisa dipakai untuk memahami kasih itu sendiri , mendengar berarti melakukan jg apa yang menjadi kehendakNya. Mari kita belajar mendengar seperti ahli taurat supaya kerajaan Allah slalu dekat pada kita, menghadirkan cinta Tuhan dalam hidup kita, melalui kasih pada sesama. 
---------------------------------------
Jumat 24 Maret 2017
Jumat Pekan prapaskah III
Bacaan 1:  Hos 14:2-10
Injil: Mrk 12:28b-34

No comments:

Post a Comment

Tags